9. Tidak Tepat

8 2 2
                                    

"Alnitak, Alnilam, dan Mintaka" ucap Arsene dengan bangga bisa menemukan 3 bintang paling bersejarah bagi umat manusia. Banyak bangsa di dunia menggunakannya untuk kepentingan mereka masing-masing. Sebagai contoh Piramida Giza, Khufu, dan Menkaure, semuanya dibangun berdasarkan posisi 3 bintang tersebut pada masanya. Dan masyarakat Indonesia sendiri menggunakannya sebagai tanda untuk menjadi pertanda musim penanaman padi di masa lalu.

Arsene mempelajarinya untuk memahami arah timur dan barat di malam hari. "sayang banget disini bintang utara gak keliatan" ucap Arsene sedikit kecewa. "tapi gapapa lah, Orion sama Scorpius udah cukup jadi arah mata angin" lanjutnya.

Arsene mengucapkannya karena dia tahu mitologi dari Orion dan Scorpius. Apabila rasi bintang Orion terlihat, maka rasi bintang Scorpius tidak akan terlihat karena letaknya yang berseberangan. Ini adalah bagian dari mitologi bahwa Orion dan Scorpius saling bermusuhan.

Arsene mengamati langit dengan seriusnya, namun saat itu dia hanya menemukan 4 rasi bintang disana, yaitu Orion, Ursa Major (beruang besar), Crux (Salib), dan Scorpius. Setelah itu listrik kembali menyala dan polusi cahaya telah kembali.

Satu bulan kemudian...

Terlihat Arsene sedang menyantap makan siangnya di kantin sekolah. "Sene!" panggil seseorang yang Arsene kenal. Arsene hanya melirik dan memberi isyarat bahwa orang itu boleh duduk. "ngapa Lex?" tanya Arsene ke temannya, Alex. "Gw denger dari Fred, katanya kalian mau pergi dari sini, udah gitu tujuannya mati lagi" ucap Alex membuat Arsene tersedak sampai terbatuk-batuk.

"ehhmm NGAPA TUH ANAK NGASIH TAU?!!" ucap Arsene ngegas sambil memegang lehernya yang baru saja tersedak.
"wehh selow dong, sans. Gw juga mau ikut." kata Alex yang membuat Arsene terdiam sejenak untuk mencerna kata-katanya.
"yakin lu mau ikut? Ini bukan buat mabar oi" kata Arsene tak yakin dengan temannya yang tukang mabar itu.
"ya yakin lah, lu kira cuma kalian doang yang pengen mati enak kayak gitu? Gw juga mau bro" jawab Alex dengan yakin.
"yodahlah, sekarang lu diterima. Tapi, lu harus nyiapin ini dulu" Arsene membisikkan sesuatu ke Alex.
"ehh buset banyak amat njir" ucap Alex tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"ya iyalah banyak, lu kira ini cuma perjalanan Jakarta-Bandung naik mobil? Ini perjalanan Indonesia-Mekkah jalan kaki cok" ujar Arsene sedikit kesal ke temannya yang memang sebenarnya ngeselin.
Tak lama dari pembicaraan itu, bel tanda istirahat selesai berbunyi dan Arsene langsung masuk ke kelasnya.

"bla bla bla bla" guru sedang menjelaskan pelajaran yang menurut Arsene tidak penting. "woi Fred, Fred. Oi congek!" Arsene memanggil Fred sambil berbisik. Untungnya mereka duduk tidak terlalu jauh jaraknya.

"woi Fred, nyaut napa oi" Arsene menaikkan sedikit suaranya. "oi Fred, lu dipanggil Arsene noh" Mai membantu Arsene memanggil Fred.
"apaan" tanya Fred. "pas balik tungguin gw lu" jawab Arsene. "ok" sahut Fred.

Ketika pulqng sekolah...

"ngapa lu kasih tau Alex soal nih rencana?" tanya Arsene ke sahabatnya. "ya soalnya gw yakin aja kalo dia mau ikut gitu" jawab Fred santai. "lah kalo gak?" Arsene mulai kesal. "lah kan dia udah bilang ke lu kalo dia mau" Fred tetap santai dengan jawabannya. "yodah yodahlah, laen kali kalo mau ngajak orang ya ngomobg dulu gih ke gw, biar gw tau gitu kan. Jangan kayak tadi, Alex tiba-tiba datengin gw ngomongin itu" Arsene menahan kekesalannya dan memilih menghindari debat. "iya iya, tapi santai lah, lu kan juga kurang orang buat nih rencana" terang Fred ke Arsene.

Saat Arsene dan Fred sibuk membicarakan rencananya, ada orang melihat mereka dari jauh. Orang itu berkata, "kapan waktu yang pas buat aku bilang itu ke dia?"

_______________________________________

Sabar ya, bentar lagi mereka berangkat

Future? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang