Okay, supaya gak terjadi kebingungan antara karakter satu dan lainnya, kita sebut dua preman itu dengan preman a dan preman b, oke
Lanjut
_______________________________________"you do not want this fight, brother" ucap Arsene mulai menganggap ini serius. Preman a yang tadi tangannya ditahan oleh Arsene langsung menarik tangannya dengan kasar. "gausah sok pake bahasa inggris, lo pasti gak mau mati disini kan" ucapnya kasar ke Arsene. "oohh, I'm pretty sure I do (aku cukup yakin kulakukan)" jawab Arsene memprovokasinya.
Dengan emosi, preman a menarik kerah baju batik Arsene dan memutar badannya untuk mengeluarkan Arsene dari rumah Clara. "gua udah bilang gak usah sok inggris lo. NGERTI KAGAK!?" ucapnya lalu memukul Arsene sampai dia jatuh. Dengan menahan sakit, Arsene berusaha bangun, namun dia hanya membuat tubuhnya berposisi merangkak. "gua udah ngasih tau tapi lo gak denger" ucap preman a lalu memegang lengan atas kanan Arsene dan menariknya sampai Arsene berdiri. Arsene berdiri layaknya orang bangun tidur yang tak memiliki keseimbangan, tapi...
"fine, my turn" ucap Arsene sambil menarik kasar tangan kanannya sampai terlepas dan memukul pangkal rahang preman a dengan tangan kirinya sampai dia sedikit terlompat karenanya. Sesaat setelah dipukul Arsene, mulut preman a terbuka karena dia langsung merasa lemas. Tak melewatkan kesempatan, Arsene memasukkan jari-jari tangan kanannya kedalam mulut preman a dan menggenggamnya lalu memutar tubuhnya untuk melempar preman a menjauh dari pintu rumah.
Setelah melempar preman a, Arsene langsung berbalik dan mendapati ada tangan memegang pisau sedang berusaha menusuknya. Tapi Arsene refleks menampar pergelangan tangan itu sehingga tidak mengenainya.
"Clara, apa temen kamu memang kayak gitu waktu sekolah dulu?" tanya ayah Clara kaget melihat kemampuan Arsene. "ngga yah, malah ini baru pertama Clara ngeliat dia kayak gini" jawab Clara juga tak kalah kaget. Clara melihat kearah preman a yang dilempar Arsene tadi (walau lemparannya tak sampai satu meter). Ternyata preman itu pingsan.
Arsene melihat sekilas ke arah ayah Clara lalu menunjuk ke preman a. "ikat orang itu!" ucapnya.
"orang itu harusnya belajar berantem yg bener kalo dia mau ikut jadi preman. Tapi dia beg* banget" ucap preman b ke Arsene. Preman b kini memegang dua pisau, satu adalah miliknya, satu lagi adalah milik preman a yang terjatuh saat Arsene memukulnya tadi. "gua yakin lo gak mau mati disini kan, Bocah tengik?" ucap preman b. "ohh lo bisa bilang gitu, tapi kita liat siapa yang bakal sekarat duluan" jawab Arsene percaya diri. "GAUSAH SOMBONG LO!" ucap preman b yang langsung menyerang Arsene dengan mengayunkan salah satu pisaunya dari atas ke bawah.
Arsene langsung meluruskan tangan kanannya kedepan sambil melangkah kedepan dan memutar tubuhnya. Alhasil, pisau itu meleset karena Arsene menghindarinya dengan gerakan itu. Begitu Arsene sudah dibelakang preman b, dia langsung memegang tangan preman b dengan tangan kirinya dan menariknya lalu memukul tepat di hidung preman itu. Setelah itu, Arsene berusaha memutar tubuhnya untuk melempar preman itu supaya mereka tak bertarung di teras rumah.
"Arsene, apa gapapa kamu ngelawan dia?" tanya Clara khawatir. "ga perlu khawatir soal aku, Ra. Sekarang ini adalah pertarunganku sendiri" jawab Arsene. Setelah menjawab Clara, Arsene melepas baju batiknya dan memperlihatkan baju dalamnya yang berwarna putih polos dengan tubuhnya yang memiliki proporsi otot yang ideal bagi orang tanpa lemak.
Arsen berjalan untuk berhadapan dengan preman b. "lo udah bener bener salah anak bajing*n" ucap preman b kesal telah dilempar Arsene. Arsene menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. "jangan kebanyakan ngomong dan jangan bikin gua bosen disini" ucap Arsene yang mungkin terdengar sangat angkuh.
Preman b langsung berlari menyerang Arsene dengan pisaunya. Tapi kali ini dia bergerak dengan gerakan yang lebih teratur dan lebih sulit ditebak Arsene. Arsene terus menghindari serangan preman itu karena pertarungan ini berat sebelah. Sampai akhirnya preman b berusaha menusuk perut Arsene namun Arsene berhasil lagi menahan serangannya sekaligus mendorong perut preman itu dengan kakinya. Preman itu terdiam sesaat untuk menahan muntahnya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Arsene merebut pisau dari tangan yang dia tahan dan langsung mengambil jarak dari preman itu.
Kini mereka berdua sudah memegang pisau. Arsene memasang kuda-kuda yang terbilang kecil dengan tangan kanan kosong di depan dan tangan kiri yang memegang pisau di belakang tangan kanannya. "street fighter" batin Arsene.
Preman b kembali menyerang Arsene tapi Arsene kali ini mampu menepis serangannya, baik itu ke arah leher ataupun perutnya. Mereka saling adu pukulan tanpa ada yang bisa menyayat satu sama lain karena Arsene hanya berniat menepis setiap serangan pisau preman itu dan preman b tak bisa menyayatnya karena selalu berhasil ditepis Arsene.
Preman b sekarang berusaha menebas kepala sebelah kiri Arsene tapi Arsene segera memutar pisaunya dan menepis serangan itu tepat beberapa sentimeter lagi sebelum terkena telinganya. Tak sampai disitu, preman b langsung memukul kepala Arsene sebelah kanan tapi Arsene segera menekuk siku kanannya dan menepis kembali serangan itu. Kini Arsene dan preman itu saling mengadu kekuatan dorongan tangan mereka. Tiba-tiba kaki kanan preman b berusaha menendang pinggang Arsene dari sisi luar. Segera Arsene mengangkat kaki kirinya sebelum tendangan itu mengenainya untuk mengurangi rasa nyeri di pinggangnya. Begitu Arsene terkena tendangannya, Arsene langsung meluruskan kaki kirinya ke depan untuk menendang balik preman itu dan mengambil jarak.
Pertarungan singkat tadi cukup membuat napas Arsene tersengal-sengal. Preman b juga tak kalah lelahnya melawan Arsene. Preman b memindahkan pisaunya dari tangan kanan ke tangan kiri dan langsung berlari kearah Arsene dengan tubuh yang membungkuk. Tak perlu ditanya, dia berusaha mendorong Arsene layaknya seekor bison mendorong perut singa sehingga dia bisa terdorong tanpa tersentuh tanah.
Clara yang baru selesai membantu mengikat preman a melihat preman b berlari ke arah Arsene. Dan dia menyadari bahwa preman itu berusaha menusuk Arsene sekaligus menerjangnya, "ARSENE AWAASS!!". Seketika orang tua Clara melihat ke arah Arsene, tapi itu terlambat.
*Sreeetttss
"ARSEEEEEENE!!!!"
_______________________________________
Dah dulu ya buat part yg ini
Author rada bingung gimana lagi biar bisa terbaca asikKira kira gimana nih nasib si Arsene?
Tunggu next part yaa
See yaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Random"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...