21. Debat Kusir

4 2 2
                                    

Ayah Clara langsung menutup pintu rumah dan menguncinya agar tak ada warga yang menguping pembicaraan mereka. "yang bener aja kamu!" ucap ayah Clara dengan nada suara yang cukup ngegas. "bener om" jawab Arsene dengan memelankan suaranya karena dia tak ingin dianggap tak sopan. "gini ya, kalian berdua itu masih muda, jadi ngapain juga kamu mau nikahin anak saya?" ayah Clara berusaha agar Arsene tak jadi melamar Clara. Namun Arsene sudah membuat strategi untuk semua memungkinan yang akan keluar dari keluarga itu. "karena baru sekarang saya butuh dia. Sebelumnya saya sudah berpikir untuk melakukan hal ini, tapi saat itu belum waktu yang tepat bagi saya untuk melamarnya karena saya paham bahwa saya belum terlalu membutuhkannya. Baru sekaranglah saya membutuhkannya." jawab Arsene.

Arsene sedikit menundukkan kepalanya sambil mengecilkan kelopak matanya menandakan dia sedang bersiap untuk pertanyaan berikutnya. "memang kenapa sih kamu butuh dia hah? Kan kamu punya ortu sendiri. Jadi seharusnya kamu ga butuh dia" ucap ayah Clara yang kemudian Clara langsung menarik tangan ayahnya. "maaf om, ucapan om terlalu gelap" jawab Arsene. "maksudnya?" tanya ayah Clara. "ayah, ortunya Arsene udah ga ada sejak kabut debu itu" Clara berbisik ke ayahnya. "eh maaf maaf, om gatau kalo mereka udah..." belum selesai ayah Clara bicara, Arsene memotongnya, "gapapa om, saya maklumi karena om juga belum saya kasih tau juga. Tapi walau begitu, saya masih punya adik yang harus saya jaga, tapi saya gabisa jagain dia terus. Saya harus nyari bahan makanan sama peralatan untuk bertahan dari perampok. Makanya itu saya butuh Clara. Ditambah saya butuh orang yang bisa diajak berdiskusi bersama soal masalah tempat tinggal dan bahan makanan, dan yang paling saya kenal itu Clara."

"kalo gitu kenapa kamu ga ajak aja adik kamu buat ikut sama kamu pas lagi nyari perlengkapan itu? Kan bisa" ayah Clara mengajukan pertanyaannya lagi. "dia terlalu kekanak-kanakan. Saya takut dia ceroboh trus bikin dia luka sendiri. Trus untuk diskusi, dia sebenarnya ya gimana ya om. Anak satu itu ladang suka boros, lagian dia juga susah dibilangin." jawab Arsene.

"Clara, ikut mamah ke dalem" ucap ibunya Clara kepada Clara, lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah. Arsene hanya melirik sesaat saat mereka berjalan, lalu kembali menatap lawan bicaranya. "Arsene, pernikahan itu bukan hal yg sederhana. Kalau kamu menikahi seorang perempuan, itu artinya yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya adalah kamu. Kamu yang harus nafkahin dia, melindungi dia, dan sabar ngadapin sifat jeleknya. Emang kamu siap sama sifatnya Clara yang kamh gatau?" lanjut ayah Clara. "insyaAllah saya siap ngemban semua itu" jawab Arsene mantap. "pasti selanjutnya pertanyaan itu" batin Arsene.

"memang kamu punya apa?" tanya ayah Clara untuk kesekian kalinya. "kan, bener kan". "saya punya persenjataan di rumah saya, walau masih belum lengkap karena saya masih harus membuat beberapa alat lagi untuk menyempurnakannya. untuk masalah harta, sepertinya di zaman begini ga terlalu butuh uang, jadi saya udah menyiapkan stok makanan untuk 20 hari ke depan yang nantinya akan saya cari lagi untuk bertahan hidup." jawab Arsene yang sebenarnya sudah dari lama merencanakan jawaban itu. (gila nih mc nya:v).

"ya Allah nak, kamu ini keras kepala banget sih, masa ga paham sama yang om maksud bikin pertanyaan sebanyak itu ke kamu. Sebenernya om itu ga.... " belum selesai ayah Clara bicara, tiba tiba,"DOR DOR DOR"

"BUKA PINTUNYA WOI"

_______________________________________

Fyuh, sempet juga bikin nih chapter

Lanjut chapter selanjutnya ada kejutan dari Arsene

Future? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang