"adeh deh, pelan pelan dong neng" rintih Arsene kepada Clara yang sedang mengobati luka lebam di wajahnya dengan kapas. "kenapa? Tadi kayaknya pas dipukulin sama tuh preman ga sakit" ketus Clara. "kalo itu mah lain ceritanya" jawab Arsene. "lah dipukul aja ga sakit, masa cuma disentuh pake kapas aja sakit. Kan ga logic" ucap Clara lagi. "Adeeeh, Claraaa!" Arsene merintih makin keras karena Clara menekan luka lebamnya terlalu keras. "oh maafkan saya yang mulia hahaha" ucap Clara.
"ya Allah kalian berdua ini kayak akrab banget ya" ucap ibu Clara sambil berjalan membawa peralatan jahit. "aahh tante bisa aj... Adeeh, Claraa" ucap Arsene yang terpotong karena Clara kali ini benar-benar sengaja menekan luka lebamnya. "jangan aneh aneh ya, Sene" ucapnya. "hehehe kalian berdua ini" ucap ibu Clara menggoda mereka berdua. "mamaah:(" Clara sedikit kesal dengan kelakuan ibunya. "iya iyaa, geser dikit, ini tangannya harus dijahit" ucap ibu Clara. "Sene, gimana rasa di tangan kamu?" tanyanya. "aah mati rasa tante:))" ucap Arsene yang memang tak bisa merasakan tangannya. "ohh kalo gitu berarti tante gaperlu takut kamu kesakitan" ucap ibunya Clara. "gausah di kasihani mah, dia kan otot kawat tulang besi. Mana bisa ngerasa sakit" Clara bercanda. "emang kamu pikir aku ini apa?" tanya Arsene gregetan ke Clara. "alien" jawab Clara meledek.
"udah udah, ntar mamah yang ga fokus ngejahit tangannya Arsene ini. Ntar kalo nambah sobek gimana?" ucap ibu Clara. "kamu sih" ucap Arsene ke Clara. "kok aku? Ya kamu lah" balas Clara tak mau kalah. "eh bocah ya dibilangin" tegur ibu Clara. "maaf mah" "maaf tante" ucap Arsene dan Clara bersamaan. "siap siap ya, Sene" ucap ibu Clara. "langsung aja tante, daripada nanti malah bengkak" jawab Arsene. Dan lengan Arsene mulai di jahit.
Tak lama ayah Clara masuk membopong preman b yang masih pingsan dengan mulut yang terbuka karena ulah Arsene. "Arsene, ini kalo lima lagi dateng ke sini gimana?" tanyanya khawatir. "gapapa om, disini ada gudang ga?" ucap Arsene. "kalo ada, mereka berdua iket disitu aja. Lima lagi pasti dateng paling cepet besok." lanjutnya. Ayah Clara mengagguk dan membawa preman b ke gudang dilanjutkan dengan preman a yang masih pingsan juga.
"Sene, kenapa kamu sampe kek gini" Clara mengucapkannya dengan nada penuh beban. "ga perlu dipikirin, lagian kalo bukan gegara aku, tuh dua orang pasti gabakal dateng" jawab Arsene. "jadi itu bentuk tanggung jawab atas kesalahan itu" lanjutnya. "ya Allah Sene, tapi walau gitu kan kamu bisa minta bantuan kami juga" ucap ibu Clara. "hehe, ngga tante, saya gamau malah kalian yang luka gegara kelakuan saya" cengenges Arsene.
"yak, yang di tangan kanan udah selesai, jangan digerakin dulu, ntar jahitannya lepas" ucap ibu Clara. "mana tangan satunya" lanjutnya. Arsene mengulurkan tangan kirinya ke ibu Clara. "astagfirullah, sampe bolong gini" ucapnya kaget. "hahah gapapa tante, seengganya itu masih ada pembuluh darah yang masih nyambuk ke jari-jarinya. Jadi kalo sembuh pasti masih bisa gerak" ceplos Arsene supaya ibu Clara tak semakin khawatir.
"Sene, gimana kamu nginep disini malem ini, luka kamu kan belum sembuh banget" ucapan ibu Clara membuat Arsene tersedak ludahnya sendiri dan Clara terkejut. "uhuk uhuk, ehem, ngga tante, Citra ada di rumah gabisa dipercaya. Ntar bahan makanan abis lagi sama dia" jawab Arsene. "ee, umm, tapi s-Sene, luka kamu kan belum sembuh" ucap Clara. "gapapa, Ra. Yang luka kan tangan, bukan kaki. Lagian kalo aku nginep disini nanti cuma jadi beban aja buat kalian" ucap Arsene. "kalo kamu kayak gitu gapapa, tapi biar om yang anter kamu. Takutnya nanti ada apa apa kan kamu ga bisa berantem juga" ucap ayah Clara yang datang dari arah gudang. "iya om maaf jadi ngerepotin" ucap Arsene.
"oh iya, tadi kamu bilang kalo yang di perut kamu itu... " ucapan ayah Clara terhenti karena mengingat nama dari pelindung perut Arsene. "oh serat karbon" Arsene membantu ucapan ayah Clara. "iya itu, itu kamu dapet dari mana?" tanya ayah Clara. "serat karbon? Maksudnya bahan keras yang dipake buat badan kendaraan?" Clara menimpali. "iya, ini juga saya sebenernya bikin sendiri. Dan itu lebih sederhana dari yang saya kira" jawab Arsene. "buat sendiri? Gimana?" tanya ayah Clara lagi. "ya sederhana sih om. Om cuma butuh bikin kerangka buat pintu bambu, tapi bentuknya bebas trus om lapisin kertas daur ulang yang bentuknya udah sama kayak kerangkanya pake plasti cair, trus tinggal disatuin deh pake cara disetrika" jawab Arsene. "mudah banget ternyata ya" komen ayah Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Random"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...