14. Tarung

10 2 9
                                    

"tembak aj kalo lu emg bisa wkwk" pikir Arsene meledek orang itu. "gw beneran, lo bocah kayaknya sombong amat" orang itu menodongkan pistolnya ke kepala Arsene dengan kedua tangannya.

"polisi?" ucap Arsene memastikan. Orang tersebut hanya terdiam mendengarkan perkataan Arsene barusan. "haaah, seharusnya lu ngejaga rakyat. Bukan ngebegal rakyat kayak gini. Dasar gadungan" Arsene mulai merendahkan harga diri mantan anggota kepolisian itu.

"lo tau apa soal gw!!" orang itu menaikkan nada suaranya. "KALO LO MEMANG GAK SENENG SAMA OMONGAN GW, TEMBAK SEKARANG!!" Arsene membentaknya lebih keras lagi.

Orang yang sudah sangat marah ini langsung menarik pelatuk pistolnya

..........

Orang itu terkejut karena pelatuknya tak bisa ditarik. "apa yang..." belum selesai dia kebingungan dengan pistolnya, Arsene langsung menampar tangan orang itu sampai pistolnya terpental.

Dan dengan cepat, Arsene langsung memberikan pukulan beruntun tepat ditengah dada orang itu. Dia memberikan pukulan dengan memutar tangannya secara cepat.

Orang itu tidak bisa menepisnya karena tubuhnya sudah terlanjur kejang karena serangan Arsene. Dan orang itu sudah mulai kehilangan keseimbangannya, namun Arsene langsung mengakhiri pukulannya dengan mendorong dagu orang itu dengan keras dengan telapak tangannya sampai orang itu terdorong kebelakang.

Karena terdorong, kaki kanan orang itu terangkat karena tak bisa mempertahankan posisinya. Tak kehilangan kesempatan, Arsene langsung meraih lutut kiri bagian belakang orang itu dan menariknya.

Dan orang itu akhirnya terjatuh dengan tubuh yang lemas. Tak puas dengan itu, baru sepersekian detik orang itu terjatuh, Arsene langsung melompat dan menginjak wajahnya sekali. Dan orang itu langsung memegang wajahnya yang sangat kesakitan. Sepertinya tulang pipinya pecah.

Arsene langsung mengambil pistol tadi dan berlutut di atas orang itu untuk berjaga agar orang itu tak bergerak lagi. "pada saat ini, semua senjata yang make pelatuk, peralatan besi, dan semua yang menggunakan sambungan besi, udah gak bisa dipake lagi pak." ucap Arsene. "udah terjadi induksi magnet besar-besaran sekarang ini. Jadi semua peralatan yang manfaatin sambungan besi udah gak bisa dipake lagi. Termasuk pistol ini" sambungnya.

Arsene berdiri dan berjalan ke sepeda tadi untuk mengambil barangnya. "ya, tapi kalo gw jadi lu, gw bakal ambil bubuk mesiu dari dalem pelurunya sih." ucap Arsene lagi. "tapi jangan make itu buat bunuh gw. Gw gak mau mati disini." lanjutnya dan melemparkan pistol tadi ke orang itu dengan maksud mengembalikannya.

"seharusnya dia paham sama kondisi sekarang ini" batin Arsene sambil mengambil barangnya dan langsung pulang. "yang tadi itu gila capeknya. Chain punchnya kebangetan gw. Dada gw jadi sesek tangan juga jadi pegel gini. Tau gini mah mending langsung gw dorong aj dagu dia dari bawah" lanjutnya. "btw, trus fungsi gw bawa golok buat apa kalo tadi gak gw pake?"

.....

"assalamualaikum, dek! Dek!" Arsene telah sampai di rumahnya. Dia memanggil Citra, namun tak ada jawaban, "hmm paling dia belum sadar" ucap Arsene. Dia berjalan menuju dapur sambil menahan sedihnya karena melihat keluarganya yang lain siap dimakamkan dan sedang menunggu di ruang tamu.

"okay, kita lupain dulu soal itu, jaman ini sekarang susah. Kalo gw gini trus, gw bisa gagal buat survive." ucap Arsene. "yah, paling ini udah saatnya ngetes alat-alat itu."

Arsene pergi ke lantai 2 untuk melihat ruangan pribadinya. Dan ketika disana, terlihat Arsene sedang mengenakan sesuatu.

"mamaaah, papaaaah, kakaaak! Kalian dimana?"

Terdengar suara Citra di bawah. Karena hal itu, Arsene langsung turun untuk melihat keadaan adiknya.

"oh kamu udah bangun" ucap Arsene dengan biasa. "iya, sekarang coba jelasin, kenapa kakak make baju aneh itu?" jawab dan tanya Citra. "jangan bilang ini baju aneh, lagian sekarang..." Arsene menceritakan apa yang sudah terjadi sekarang ini. "haaah?!! Yang bener kak. Masa udah gada hp lagi, trus aku harus ngapain" tanya Citra bercanda. "jangan bercanda. Ini lagi jaman susah tau gak." jawab Arsene kesal.

"iya iyaaa. Dah sekarang mamah sama papah dimana?"

_______________________________________

Gimana chapter ini?
Arsene diem diem ternyata brutal ya

Ini baru permulaan
Nanti lebih banyak lagi berantemnya

Sengaja ending tiap chapternya dibikin gantung
Biar yang baca penasaran

Tunggu next chap yaaa

Future? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang