Setelah membersihkan bambu dari rambut halusnya, Arsene merendam semua bambu ke dalam ember berisi air dan dia mendiamkannya.
"eh? Fred kepikiran soal ini gk ya?" terlintas di pikiran Arsene hal tersebut dan Arsene langsung men-chat Fred.
Woi
P
PApaan, Sene
Lo mau gw bikinin ***** gak?
Mumpung gw mau buat nihEmang buat apaan?
Lu kaga pernah maen game apocalypse gitu?
Ya buat survive lah
Emang di jalan ntar kita gk bakal diserang sama makhluk gada otak?Eh iya juga
Yaudah bikinin gw juga cokOke
Chat mereka berakhir dan Arsene memutuskan untuk membuat 4 *****. (sorry disensor, soalnya klo dikasih tau malah ga seru).
"hmm buat merendam bambu biar awet butuh waktu 14 hari. Tapi untuk mastiin aj, gw rendam 20 hari" ucap Arsene memperkirakan waktu perendaman bambunya.
"sekarang gw harus bikin apa lagi? Mungkin alkohol perlu buat first aid"
Ucap Arsene yang kemudian langsung turun dan mengambil beberapa botol dan sepiring nasi."kuchikamizake, sake tertua yang dibuat manusia. Dibuat dari nasi kunyahan air liur wanita perawan. Makasih Makoto Shinkai." ucap Arsene yang kemudian mengunyah nasi yang dia bawa tadi sampai lunak dan mengeluarkannya kemudian diwadahi dengan botol yang dia bawa tadi.
"hah, lagian apa bedanya air liur wanita perawan sama laki-laki biasa. Kan sama sama manusia" ucap Arsene sambil tersenyum.
Setelah sepiring nasi tadi sudah habis, Arsene menutup botol berisi nasi kunyahan tadi dengan kain yang ada di kamar lantai 2 nya. "buat mastiin aja, bakal gw buka 2 bulan lagi"
Arsene tahu kalau membuat minuman keras itu dilarang hukum negara, tapi siapa yang melarang orang yang mengunyah nasi dan mengeluarkannya lagi? Tidak ada pastinya. Arsene meneruskan pembuatan alkoholnya setiap hari dengan waktu fermentasi yang sama, 2 bulan.
Sambil membuat alkohol, Arsene terus memikirkan tentang perjalanannya. Apa yang akan dia siapkan untuk itu. Bagaimana dia bisa bertahan dari semua konsekuensinya. Arsene terus memikirkannya.
Arsene mengingat ada benda cair berbahaya yang bisa dia buat dengan sederhana. Lekas dia menyelesaikan pembuatan alkoholnya dan pergi ke dapur untuk mengambil beberapa bungkus garam disana. Dia berniat membuat senjata kimia yang dilarang oleh negara, air keras.
Arsene mengambil semangkuk air hangat dan mencampurnya dengan garam sehingga terasa seperti air laut. Setelah itu dia mengalirinya dengan listrik sampai larutan garam tadi memiliki noda berwarna kuning yang cukup banyak.
Untuk mengetesnya, Arsene menggunakan tikus di rumahnya (yang baru saja keracunan). Kemudian tikus itu dia siram dengan larutan yang dialiri listrik tadi dan melihat reaksinya pada kulit tikus itu.
Tak lama setelah itu, kulit tikus itu melepuh. Dan Arsene tersenyum sambil berkata "I'm still worthy". Itu artinya percobaannya berhasil. Wajar dia berhasil karena dia sudah pernah membuat larutan itu di kelas khusus kimia. Nama larutan itu adalah soda api.
Arsene langsung membuatnya sebanyak 2 botol untuk menjadi senjata kimianya. Jaga jaga kalau nanti bertemu begal di jalan.
Kemudian Arsene beristirahat karena membuat soda api butuh kesabaran, apa lagi dia menggunakan kabel listrik biasa yang beresiko terjadi konsleting listrik (alasannya untuk hemat). Dan sekarang sudah malam.
"aaahhh, gw kira gw gak perlu gupek nyiapin semua ini. Ternyata nggak. Gw masih harus banyak belajar dan menyiapkan ini itu, mana harus bawa orang lagi. Tapi seenggaknya dia mau buat persiapannya sendiri." ucap Arsene sambil tiduran di ruangan lantai 2 nya.
Jeb
"eh? Mati lampu? Tumben" ucap Arsene menanggapi listrik di daerahnya padam dan langsung turun ke lantai 1 untuk menghidupkan lilin.
"Sene, lu ngapain sih di atas gak turun turun?" tanya kakak Arsene tiba-tiba. "cuma belajar doang" jawab Arsene singkat. "untung udah gw kunci tuh kamar" batin Arsene.
Kakak Arsene menatapnya curiga, tapi Arsene meyakinkannya dengan bahasa tubuh yang dibuat-buat. Ya, Arsene belajar sedikit tentang psikologi dan akhirnya dia melatih kemampuan bohongnya. Tapi karena dia tidak mau bohong lagi, maka dia hanya mengatakan sinonim yang bisa membuat orang tidak mencurigainya. Begitu juga bahasa tubuhnya, dia melatihnya untuk bisa meyakinkan orang sekitar dengan model bicaranya yang sekarang.
Back to the story
Setelah menjawab pertanyaan kakaknya, Arsene teringat kalau sekarang mati lampu, artinya tidak ada polusi cahaya dan dia bisa belajar rasi bintang sekarang. Arsene langsung mengambil buku catatannya dan langsung keluar rumah untuk melihat langit.
Sedikit mengecewakan karena bintang yang terlihat hanya sedikit. Tapi Arsene berusaha untuk memanfaatkan keadaan sekarang yang mati lampu untuk belajar.
Arsene mengamati langit dan melihat rasi bintang yang cukup menarik baginya untuk dijadikan patokan. "hehey, tiga bintang itu.." ucap Arsene sambil melihat 3 bintang yang sejajar (sebenarnya membentuk sedikit sudut), dan dia melanjutkan, "Alnitak, Alnilam, dan Mintaka".
_______________________________________
Ciee yang belajar sedikit soal kimia
Belajarnya cara bikin minuman keras lagi aowkaowk
Jangan ditiru di rumah, klo sake kalian udah tau kan akibatnya
Klo soda api, kulit kalian bisa melepuhBtw sorry ya buat yang mikir
"ih kok karakter lainnya gak diceritain sih"
Ya karena saya males buat bikin mini story buat karakter yang lainNtar aj ya klo Arsene udah berangkat
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Random"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...