●●●"Indri besar dengan royal untuk anak yang ditemukan di tong sampah,"
Beku, Aerindri membeku mendengar penjelasan ayahnya dengan enteng mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang ditemukan di tong sampah, yang di besarkan secara royal seperti tuan putri.
"Wah im so lucky..." gumam Indri.
"Makan malam ini untuk apa ayah?" Tanya lirih Indri menatap Ayah dan Bundanya.
"Makan malam ini spesial, karna kamu akan tunangan nanti."
Aerindri menggeleng keras menolak, "i have boyfriend!"
"Dimana ucapan terimakasih mu selama ini?"
"Ayah--"
"Kami membesarkan mu dengan baik dan ini yang kamu balas?"
Dengan baik?
"Bukan mau indri saat itu berada di tong sampah," Aerindri meneteskan air matanya tidak mampu menatap orang orang yang berada di meja makan ini. "Indri enggak pernah minta untuk di temukan saat itu, jangan jadikan itu alasan seenaknya pada Indri,"
"Kami membesarkan mu! Kamu adalah sepenuhnya hak kami!" Geram Ian, sang Ayah memotong ucapan Bunda Kila.
"Apa hak itu-- hak memaksakan keinginan kalian?"
"How dare you!"
"I can't, Yah. Indri punya Alres, Indri enggak mau kecewain dia." Lirihnya masih menunduk.
"Ayah pernah mengajukan penyatuan Hill-Group dan Leander-Group tapi kakek Alres, Aber Leander menolaknya, dia mengatakan cucu cucunya tidak akan menikah jika tidak saling mencintai, mau taro dimana muka ayah kalau kalian masih bersama?"
"Itu sebelum Alres kenal sama Indri, tiga tahun yang lalu!" potong Aerindri, ia mendongak memberanikan diri menatap Ayahnya.
"Ayah minta tolong, Ri.." Lirih Ian memohon, "Ayah tidak pernah meminta apapun kepadamu dan ini adalah yang pertama kalinya, bisa?"
"Pernikahan bukan main main, Yah. Ini menyangkut seluruh hidup, bahagia dan masa depan Indri. Bagaimana ayah bisa---"
"Haruskah ayah paksa?"
Deg
Deg
Deg
"Indri--"
"Kamu mau atau tidak?" Potong Ian.
"Of course no, Ayah!"
"Kalau begitu pergilah, menghilang dari hidup Ayah, Bunda dan Dira. Kau lebih memilik Alres bukan?"
"Ayah apa apaan sih!" Tegur Dira, sang adik.
Diam sebentar lalu air mata gadis itu kembali merambat keluar. Ayahnya memberikan pilihan yang tidak bisa Aerindri jawab. "Apapun mau ayah."
"Eh kakak mau kemana?" Tanya Indira.
Aerindri mengambil tasnya di meja makan, bergerak ke adiknya-- mencium kepala Indira sejenak. "Kakak cuma mau menghirup udara segar diluar, Oke?" Indira mengangguk mengiyakan
Aerindri berjalan keluar restoran, ia menutup mulutnya menahan isakan yang bisa mengundang tatapan orang orang. Malam ini ia benar benar hancur, kenyataan dirinya akan bertunangan dengan pria bernama---Leon, kenyataan bahwa ia harus memutuskan hubungan dengan Alres dan kenyataan bahwa orang tuanya--- menjualnya.
Di tengah malam ini Aerindri berjalan di trotoar dengan pandangan kosong. Lalu tiba tiba langkahnya terhenti, senyumnya mengembang dengan lirih. "Alres..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...