18. Leander's War

135 14 5
                                    

●●●

Alres balik menahan tangan Indri ketika gadis itu melewatinya. "Eh!"

"Gue hari ini lagi emosi, enggak usah nahan kalau gak mau kesemprul!" Indri menghentakkan tangannya.

"Cantik loh kalau emosi,"

"Apaan!" Indri melipat kedua tangannya menatap Alres jijik.

Alres mencolek dagu Indri, "Jutek gini makin cantik, Ri. Jangan dong.."

"Res, cinta boleh tapi jangan bucin!" bisik Indri menatap sekitar, ada banyak orang di sini di tambah Alres semakin melangkah mendekat. "Res..."

"Apa, sayang?" Bisik Alres.

"Mundur, banyak orang!" Tekan Indri sedikit membisik.

Alres menatap sekitar lalu mundur. Wajar banyak siswa dam siswi, ini jam istirahat dan mereka berdiri di samping Lapangan. "Abis main apa, Res?"

"Main perasaan, yang."

"Dih, sok cakep lo!" Jijik Indri.

"Lo liat gue pegang bola--"

"Bisa aja kan lo pegang bola tapi mau berenang," Celetuk Indri tak mau kalah. "Akh, bego!" Pekik gadis itu ketika Alres melempar bola tiba tiba.

"Itu supaya lo sadar makin ke sini otak lo makin menjadi jadi--"

"Jadi apa prok prok prok!" Indri malah meniru salah satu pesulap. "Lah, gue terkacangi."

Alres kembali mendekat setelah bicara dengan temannya, ia mengambil bola yang Indri pegang. "Udah makan, gak?"

"Udah."

"Gak diragukan," Indri mendengus mendengar itu.

"Gue dengar lo debat sama Atlas, debat soal apa lagi?" Tanya Alres, pacarnya ini terlalu sering berdebat dengan sepupu-sepupunya. Baik Atlas, Alister, Alrafel dan Aquenna.

Indri diam, ia menunduk mencoba mencari alasan. Alres mencolek dagunya, "Jawab beb diem diem baek.."

"Umm, soal itu--- soal apa lagi aduh!" Indri menepuk jidatnya, kapan dia bisa ahli dalam berbohong?

Senyum Alres luntur, ia menatap Indri lekat lekat. "Siapa yang menang?" Tanyanya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Hm?" Indri mengerjit.

"Siapa yang menang pas lo debat tadi?" Ulang Alres.

"Atlas."

Alres memejamkan matanya menghembuskan nafas kasar. "Dia kasar gak sama lo?" Tanya Alres.

Indri menggeleng cepat, "Enggak, gue kan setiap hari bertengkar sama dia." Indri mencoba menenangkan, gak lucu kalau Alres hantam kakaknya. "Gara gara apa?"

Indri diam. Jika ia mengatakan semua ini karna Atlas membela Cassaluna-- Alres akan menghabisi Atlas untuk membelanya juga.

"Enggak mau ngasih tau?"

"Biasa. Soal bu Andara," alibi gadis itu tersenyum paksa.

"Kalian selalu sependapat soal Guru dan pelajaran. Ayok jujur, masalah apa?"

Indri terkekeh pelan, lagi lagi terpaksa untuk mencairkan suasana. "Ini enggak penting, sayang..."

"Apapun soal lo itu penting buat gue. Apalagi yang bermasalah sama lo itu Atlas. Ngerti gak?" balas Alres lalu berdecak, "Ri, lo udah janji sama gue--"

"Atlas negur gue karna liat Cassa jatuh dari tangga,"

"Urusannya sama lo apa?" Tanya Alres tidak mengerti.

ALRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang