VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA !
•••
Suara high heels bertemu lantai marmer terdengar nyaring di telinga pemuda pemudi yang berkumpul di ruangan luas sambil meminum minuman mereka.
Semuanya sontak balik ke pintu--- Ada Aerindri yang datang dengan tatapan yang biasa ia pancarkan, begitu tajam. Entah bagaimana gadis itu mengontrol raut wajahnya sampai membuat para Leander's keheranan, jika Aerindri serius akan sangat menyeramkan, jika melawak akan sangat lucu, jika bertingkah imut siapapun akan bersemu.
"Lo kayak masuk rumah musuh, Ri. Santai dong matanya," Alrafel membuka suara, susana begitu hening sekarang.
"Gue gak punya musuh, juga gak punya teman." Ucap Indri santai sembari menghentikan Maid yang sedang membagi minuman, mengambil satu minuman dan menyatukan gelasnya dengan gelas Alrafel, "Cheers!"
Gini amat pilihan Alres.
"Ella gak datang, ya? Kasihan." Tanyanya setelah meminum minumannya sedikit.
"Dia kerja, Ri." Kata Alrafel, mulut Indri memang terdengar kejam tapi ia tahu Alres tidak akan jatuh cinta ke gadis yang salah. "Atlas bilang maaf, Ri..."
Aerindri mendengus meremehkan. Selalu saja penyesalan itu datang di belakang.
"Lo gak mau maafin dia?" Tanya Alrafel. "Dia gak punya waktu minta maaf langsung sama lo, dia sibuk lebih dari yang lo tau."
"Apa yang gak gue tau tentang World Night II?" Tanya balik Aerindri sembari menatap mata Alrafel lalu mengalihkan tatapannya ke objek lain, "Gue gak bisa bilang maaf disaat hati gue belum bisa memaafkan. Gue takut munafik sama diri sendiri, El."
Alrafel diam karna sungguh itu benar adanya. "Atlas bilang mau memutar waktu pas kalian berdua berdebat di depan tangga, dia benar benar mau narik ucapannya--"
"Diam!" Potong Aerindri. "Gue gak mau dengar dan gak peduli."
Alrafel mengangguk pada Aerindri. Benar benar berurusan dengan Atlas dan Alres tidak pernah berakhir baik ditambah dapat pacar yang bentrokan.
"Btw, gue lupa Alres gak ada, dia dimana?" Bisa bisanya Indri lupa orang yang menjadi tujuannya datang.
"Keluar bentar di suruh tante Anya, tunggu aja," jawab Alister.
Setelah itu Indri diam, ia hanya menatap nanar pintu masuk sekitar setengah jam.
Beberapa kali Alrafel dan Alister mengajaknya bicara namun gadis itu tidak menjawab, Alrafel juga mengajaknya untuk berkeliling rumah namun Indri menggeleng tidak mau--- hanya menatap tajam
pintu masuk.Pintu terbuka, Itu Alres.
"Cewek lu nunggu lama, bangcat!" Alrafel mengedipkan sebelah matanya mengode Alres sesuatu lalu bergerak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...