25. Vorte

132 17 0
                                    

FOLLOWSEBELUM MEMBACA!

•••

Hari ini adalah hari terakhir dalam minggu ini Alres belajar di sekolah. Pasalnya, besok kelas XII sudah berangkat ke Lombok untuk liburan akhir semester.

Liburan kali ini bertujuan untuk melepaskan stres para siswa siswi sebelum memasuki Ujian Nasional namun untuk Alres tidak ada bedanya, otaknya akan selalu berputar entah itu di Lombok atau di Jakarta. Selama masalah gadisnya belum terpecahkan, sepanjang itu juga Alres tidak akan tenang.

"Alres, you okay?"

Alres menengok ke samping lalu tersenyum simpul pada Bu Andara. "Iya, bu." Jawabnya.

"Kamu melamun sepanjang koridor." Ucap Bu Andara sembari berhenti melangkah. "Jangan seperti ini, Res. Kamu adalah siswa yang beruntung bisa bertemu dengan atasan teratas SMA Golden,"

Alres berpikir sejenak. "Ibu lupa kalo saya Alres Leander, ya?"

Bu Andara menepuk jidatnya, "Iya, lupa." Ia lupa Alres adalah cucu Aber Leander, semua kalangan atas mungkin sudah pernah ia temui.

Walaupun demikian, hari ini adalah hari yang cukup menegangkan di hidup Alres.

Pasalnya, hari ini adalah hari dimana ia bertemu dengan atasan untuk di perkenalkan sebagai pemilik beasiswa kuliah di New York, sebagai pembawa nama baik SMA Golden. Entah Kenapa, ini lebih menegangkan ketimbang menghadiri rapat Leander-Group disamping Kakek.

Pintu terbuka, Alres dan Bu Andara yang memegang dokumen memasuki ruangan yang di dalamnya sudah ada beberapa guru.

Di kepala kursi ujung, wanita dengan sorot mata tajam sedang menatapnya. Pemilik Gold-Group, atasan SMA Golden. Disampingnya ada pria yang fokus pada iPad.

"Dia adalah Aristides Alres Leander. Kami para guru sepakat memberikan beasiswa kuliah di New York Atas nama SMA Golden padanya, Nyonya."

"Tapi aku tidak setuju." Tolak Sofia. "Dia adalah cucu Aber Leander, dia cukup mampu untuk membiayai dirinya."

"Tidak ada di SMA Golden yang memenuhi prestasi yang sudah kau tetapkan untuk beasiswa selain Alres, Nyonya." Balas Bu Andara cepat. "Hanya dia yang memenuhi krateria itu." Lanjutnya.

"Kenapa menerima beasiswa ini, Res?" Tatapan Sofia mengarah pada Alres.

"Kenapa harus nolak?" Tanya balik Alres.

"Kamu malu maluin Leander kalo ngambil beasiswa dari sekolah,"

"Kakek bilang ini membanggakan, saya tidak peduli apa kata orang lain." Balasnya cepat.

"Berikan saja, dia butuh itu." Pria disamping Sofia bersuara, itu Nathan Vorte.

Suara Nathan begitu berpengaruh di telinga Alres buktinya sekarang pemuda itu mengerjit menatapnya.

Suara khas briton itu sungguh menganggu, entah kenapa--- vibe ayah Azrangga Vorte yaitu Nathan Vorte pancarkan tidak bisa diterima baik oleh Alres.

Mata yang memancarkan aura gelap itu menatap Alres yang juga tengah menatapnya. Aura ini... sungguh tidak mengenakkan.

Sofia berdiri membuat guru lain ikut berdiri. Wanita itu berjalan ke depan Alres, "Beasiswa itu tidak boleh diberikan pada dia yang mampu. Apalagi pada Alres Leander." Tekan Sofia lalu bergerak keluar.

ALRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang