Follow sebelum membaca ya :)
▪▪▪
"Enggak, dia balik sama gue!" Tolak Leon saat Alres mengatakan akan pulang bersama Aerindri.
"Dia balik sama gue," Kukuh Alres menggenggam tangan Aerindri.
"Enggak, dia datang sama gue baliknya juga sama gue!"
"Stop!" Alres menghentikan Leon saat pemuda itu ingin menyentuh gadisnya. Dia menoleh ke sampingnya, "Mau balik sama siapa, Yang?"
"Ya sama lo lah, pake nanya lagi si bego!" Jawab Aerindri sembari mengumpat kesal.
"Denger 'kan? Sama gue." Ucap Alres bangga. "Lu balik sendiri gak bakal ilang kok, tenang."
"Ri---"
"Bilang sama pilotnya, jangan salah jalur." Potong Alres.
"PULANG SAMA GUE!"
"Gue mau balik sama Alres, Le. Tolong kerja samanya,"
Leon naik pitam, "Kita bukan patner, Aerindri!"
"Emang bukan sih," Gumam Aerindri.
"Gue calon suami lo!"
"Calon suami? Cih, Ngikat cewek secara paksa aja bangga!" Ledek Alres.
"Bangga?"
"Apa yang lo banggain kalo lo tau fakta dia sayang sama gue dan terpaksa doang sama lo, ha? Apa, Le?" Ucap Alres, emosinya di ubun ubun.
"Alres, udah, ya? Kita ketinggalan nanti!" Lerai Aerindri, tidak enak.
"Cukup bonyok nya yang maksa dia, lo jangan!"
Leon melirik Aerindri, "Pulang bareng gue atau gue lapor ke bokap lo?" Ancamnya tidak meladeni Alres.
"Sadar, Lee. Dia gak bakal jatuh cinta---"
"Bisa kalo dipaksa!"
"Lebih baik lo sadar, gue peringatin." Sorot mata Alres tiba-tiba berubah mengintimidasi. "Kalo lo bersikeras, gue bakal memperuyem masa depan lo, camkan itu."
Leon diam sejenak, "Lo ngancam?"
"Lo gak bakal ngerti kalo gue gak ngancam," Jawab Alres. "Sana balik sendiri, lapor semau lo!"
"Gue gak main-main, Res."
"Seberapa salah pun cewek gue, bokap nya gak bakal lepasin dia," Sudut bibir Alres tertarik, menyeringai.
"Gue yang paling paham taktik kalian."
▪▪▪
"Duduk yang baik, Ri..." pinta Alres lembut sontak membuat Aerindri menurunkan kakinya dan duduk manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...