13. Jendela kaca

194 26 5
                                    

●●●

"Aurora Ashton.."

Alres menempel foto Aurora di kaca kamarnya, menulis nama di bawah foto dengan tinta berwarna hitam. Lalu tangannya bergerak menyimpan foto lainnya, "Andreas Ashton..."

Setelah itu beralih mengambil foto lainnya, "Sebastian Hill..." Lalu keningnya mengerjit sembari menulis.

Setelah selesai Alres membuang spidol hitam itu di lantai, menyimpan kedua tangannya di belakang Lalu mengamati tulisannya.

"Aerindri bukan anak Andreas..."

Alres benci seperti ini, disaat ia ingin sendiri kakeknya datang menganggu konsentrasinya. "Kalau Aerindri lahir di bulan januari sementara Aurora dan Andreas menikah di bukan April tahun sebelumnya, bukankah aneh?"

"Bisa saja Indri lahir prematur." Alres menutup kemungkinan aneh kakeknya. Ia tidak ingin membuka teka teki baru sementara teka teki lama masih tertutup.

"Sebastian Hill dan Gabriel Gher salah satu dalang meninggalnya Andreas dan Aurora kehilangan anaknya." Alres melingkari nama Sebastian dan Gabriel Gher.

"Kenapa Gabriel Gher?"

"Untuk menolong Hill-group bangkit dari kebangkrutan hanyalah omong kosong, Gher bukan perusahaan yang bisa menarik Hill yang lebih besar ketimbang perusahaannya sendiri. Sebastian dan Gabriel sudah merencakannya," tutur Alres melingkari sebuah kata di kaca itu.

"Lalu apa lagi yang kau cari? Disini sudah ada orang tua kandung Indri, penyebab Indri ditong sampah dan rencana konspirasi--" Kakek menunjuk satu kata kata tersebut.

"Alres ingin tahu apa tujuan dalang sesungguhnya? Apa tujuannya hingga memporak porandakan hidup Indri?"

Sang kakek memungut Spidol di lantai lalu menulis nama Alres Leander di jendela kaca dan melingkarinya, "Tujuannya singkat nak, jika memporak porandakan hidup Indri--- yang ikut hancur adalah: Leander, Hill, Gher dan--- Ashton."

Alres menatap kakeknya yang tersenyum. "Benar, Indri adalah tujuan semua pebisnis saat ini." Lanjut kakek.

"Kenapa Leander ikut?"

"Karna kau." Jawab Kakek. "Seperti katamu, Sebastian dan Gabriel yang meledakkan mobil Andreas untuk mengambil Aerindri, membesarkannya, lalu menjodohkannya dengan Leon, menyatukan Hill dan Gher. Setelah itu Aerindri akan di kembalikan pada Aurora--- dan mereka berdua bisa menguasai Ashton berkat gadis itu. Dunia bisnis itu kejam."

Alres diam mencerna setiap kata kakeknya, jadi Sebastian dan Gabriel bukan suruhan dalang sesungguhnya?

"Right, my son. Ada orang yang memanfaatkan kerjasama Sebastian dan Gabriel tapi bukan berarti Sebastian dan Gabriel adalah sebagian dari mereka. Rencana orang itu di permudah oleh Sebastian dan Gabriel."

"Sebastian dan Gabriel bukan anak buahnya?"

"Kau terkecoh?"

"Alres pikir begitu." Alres membuang nafas kasar. Siapa dia?

Aber Leander balik menghadap cucunya, "Jangan menggali lobang terlalu banyak, Alres. Itu berbahaya..."

"Alres gak mau, tapi harus. Banyak masalah yang melibatkan Indri di dalamnya dan Alres--- tidak bisa diam," ujarnya dengan suara berat yang mampu membuat siapapun merinding.

"Kau bisa saja mati."

Alres diam karna ia tahu itu. Sebelum bergerak jauh dan melangkah ke depan Alres selalu berpikir konsekuensi yang akan ia dapatkan, termasuk langkah ini. "Jatuh cinta pada Indri, emang rumit. Alres harus bertarung dengan orang orang yang berada di belakangnya,"

"Tidak mustahil untuk kamu lakukan, nak.."

"Melawan Sebastian Hill dan Gabriel Gher udah gak masuk akal menurut Alres, anak delapan belas tahun melawan pebisnis yang picik, licik, terlebih mereka pembunuh,"

Aber Leander terkekeh pelan mendengar penuturan cucunya, "Jangan sok polos, Alres Leander..."

"Hm?" Heran Alres.

"Ada berapa pebisnis kuat yang kau tumbangkan untuk mengetahui banyak fakta ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada berapa pebisnis kuat yang kau tumbangkan untuk mengetahui banyak fakta ini?"

Ah, seperti biasa. Kakeknya tidak pernah absen mengetahui apa yang ia lakukan.

"Kakek mengirim mata mata lagi..." Alres mengatup giginya. Atmosfer kamar Alres tiba tiba jadi menegangkan. "Siapa dia?"

"Jika kakek bilang kau akan menyingkir--"

"Itu pasti." Tekan Alres, matanya berubah tajam menatap sang kakek. "Tetap pada kotak dimana kekek berdiri--- jangan mencoba melangkah semakin dekat,"

"Jika iya?"

"Alres gak akan main main."

Aber Laender mengangguk mengerti cucunya. "Ayah mu memiliki koneksi banyak, agar anak delapan belas tahun ini terjamin selamat-- kakek mau kamu meminta bantuannya," usul Kakek.

"Alres bisa sendiri,"

"Andreas Ashton selalu mengatakan seperti ini ketika Aurora memintanya agar bersekutu dengan ayahmu. Andreas bergerak sendiri--- dan tumbang sendiri tanpa ada yang tahu padahal dia tumbang di tengah kerumunan." Kata Kakek, ia memegang kedua bahu Alres dan mengatakan, "Manusia tidak bisa hidup sendiri, Alres. Kita saling ketergantungan satu sama lain, buang ego mu dan pergi minta bantuan pada ayahmu,"

"Wow. Ayah?" Alres meneguk savilanya, ayahnya terlalu menyeramkan. "Oke."

Hanya Indri yang bisa membuat Alres bertemu dengan Ayahnya.

●●●

VOTE DAN COMMENT!

ALRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang