Follow sebelum membaca!▪▪▪
"Kirain kemana, ternyata disini..." Aerindri menggeleng pelan melihat Alres. Ia mencari kemana mana ternyata pacarnya disini.
"ALRES!"
Alres balik.
"Kesini!" Pinta Aerindri memanggil Alres dengan tangannya.
"Kenapa sih? Marah mulu kayaknya..." heran Aerindri.
Alres diam menatap Indri yang mengatur rambutnya yang berantakan, of course berantakan--- banyak angin dipantai.
Aerindri menatap hamparan pantai luas. "Soal di koridor. Cemburu, ya?"
"Iya, jelas dong."
Aerindri tersenyum menggoda, "Cie cemburu. Maaf."
Alres diam masih terpaku pada wajah Indri. Jujur saja jika soal wajah Alres mengaku wajah Indri emejing untuk di jelaskan dengan kata kata. "Lo jatuh cinta setelah sebulan kita pacaran, benar?"
"Iya. Kan dulu gue pernah cerita."
"Pas lo bilang gitu, gue kira itu cuma candaan, Ri." Sorot mata Alres memancarkan kekecewaan. "Ternyata bukan..."
"Singkatnya... gue pelampiasan selama sebulan karna Azra pergi ninggalin lo malam itu." Lanjutnya dengan lirih sembari menunduk menatap pasir pantai.
"Resss..."
"Gue dengar semua."
Aerindri tersenyum manis, "Bagus lo dengar."
"Azra... sepenting itu di hidup lo?"
"Dulu sih iya." Ucap Aerindri singkat.
"Sekarang?"
"Enggak lagi."
Alres mendengus, "Segampang itu?"
"Semuanya gampang karna lo." Jawab Aerindri lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Jangan bilang lo ragu sama gue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...