FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
●●●
"Gue mau kita putus! Lu ngelunjak!"
Alres mendengus, "Maksud lo?"
"Gue mau kita putus--"
"Gue enggak mau, jangan maksa plis!" Potong Alres ia bernafas kasar lalu kembali menatap kedua mata biru di depannya, "Kenapa kata putus cepet banget keluar dari mulut lo? He? Cuma karna Eleanor yang lo aja enggak tau jalan ceritanya apaan!"
"Gue tau lu jalan sama dia. Itu singkat ceritanya! Percaya mudah buat gue tapi soal Eleanor dia.. dia enggak bisa gue bodoamatin!"
"Dia cuma teman, Ri..."
Aerindri berdecak. "Kita dulu juga teman, musuh malahan. Terus lo dekat, lo berjuang, gue terima, kita punya hubungan, pacaran dua tahun, sampai sekarang. Berawal dari apa? Teman..." Indri mendongak bertukar tatapan dengan Alres. "Sampai sini paham kenapa gue kayak gini? Apa perlu gue bilang?"
"Sayang..." lirih Alres berusaha mendekat namun Indri mengacungkan tangannya agar Alres tetap pada tempatnya. Alres tahu Indri menahan air matanya mengalir. "Lo berlebihan, lo ga tau--"
"GUE CEMBURU, SETAN!"
Indri itu jarang cemburu, bahkan hampir tidak pernah, cemburunya bisa di hitung jari. Tapi sekali cemburu kayak gini--- bisa membungkam Alres.
"Jangan cemburu--"
"Udah, gue udah cemburu!" Indri memegang kepalanya--- rasanya tiba tiba ia pusing.
Indri mundur perlahan dan Alres maju dengan cepat, hingga--- "Shit, bangun, Ri."
Indri pingsan.
●●●
"Gue enggak jalan sama dia!"
Aerindri memutar matanya menatap sisi lain UKS. "Lo selingkuh beneran lewat Email, res?"
"Kok lo bego sih?" Tanya balik Alres.
"Lo lebih bego pacaran sama orang bego, pake selingkuh sama cewek yang lebih bego! Ibarat lo buang berlian cuma karna emas kw!"
"Trust me, Ri..."
"Enggak mau! Apa lo?!"
Alres menunduk membuang nafas kasar lalu kembali menatap Indri yang duduk di atas brankar. "Mama gue yang minta temanin. Kalau tau lo kayak gini gue bakal biarin Eleanor mati kelaparan aja kemarin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...