32. Apartement Siregars

158 16 6
                                    

Follow sebelum membaca ya :)

▪▪▪

"Terjadi sesuatu?"

Adam yang duduk tepat di depan Alres bergerak menuangkan minuman untuk putranya. "Liburan mu nyaman?"

"Iya, Yah." Pertanyaan itu jelas basa-basi.

"Hebat." Puji Adam. "Kamu masih bisa merasa nyaman setelah menggali lobang mengerikan disini,"

Alres terdiam.

"Ayah kagum sama kamu,"

Alres berdecak, "Tidak semengerikan itu, Yah. Jangan ngomong kayak semuanya ini.... sulit banget untuk Alres lakuin,"

Adam hanya mengangguk anggukan kepala lalu meneguk minumannya. "Aurora Ashton mendatangi Ayah, dia tahu putrinya masih hidup dan parahnya lagi... dia tau dari kamu."

Alres mengerjit, "Itu... berita baik 'kan?" Tanyanya ragu.

"Tidak. Memberitahu Aurora Ashton tentang putrinya bukan rencana yang baik sekarang," Ujar Adam pelan, putranya gagal. "Jika Aerindri dipantau oleh biangnya, kenapa Aurora tidak?"

"Ayah..."

"Semua gerak-gerik Aurora diketahui. Saat Aurora melangkah masuk ke apartemen ayah--- mereka pasti mengira Adam Siregar turun tangan,"

"Bahasa ayah sulit Alres ngerti!"

"Kau sulit mengerti tapi main-main dengan semua ini?" Tanya Adam jengah. "Ayah gak bakal bisa disentuh dan bakal berimbas ke kamu--- anak Ayah,"

"Dia mau nyakitin Alres supaya Ayah gak ikut campur?"

Adam diam sejenak lalu mengangguk pelan. "Apa rencanamu?"

"Mengikuti arus."

"Itu bukan rencana,"

"Itu rencana, bukan keputusasaan." Balas Alres penuh penekanan.

Adam menghembuskan nafas kasar, "Mereka akan membunuh mu, nak."

Ah, ternyata itu kesimpulannya.

"Jika membunuh Alres, biangnya gak bakal dapat Leander Group." Alres menutup kemungkinan itu.

"Tapi dia dapat Gher-group, Ashton-Group dan Hill-group. Saat di satukan dengan satu perusahaan lagi, maka Leander tidak ada apa-apanya." Jelas Adam. "Kau mengancam rencananya akan gagal, kau membuatnya merasa Adam Siregar akan turun tangan. Maka langkah yang bisa ayah tebak adalah membunuhmu. Dia akan membunuhmu demi berjalannya rencana yang mulus. Posisi mu disini hanya pelengkap, saat dia merasa semuanya bisa tanpa mu--- dia akan menyingkirkan mu."

Alres diam sejenak. Ini diluar rencananya, dia kira mengikuti arus adalah langkah yang baik, menunggu biangnya keluar sudah benar tapi ternyata salah. Ini berjalan diluar kendalinya lagi.

"Rencana Alres gak jalan sesuai keinginan Alres tapi Alres gak bakal mundur," Kukuh Alres, dia bisa menyusun rencana lagi tapi tidak untuk mundur soal Aerindri. "Kalau biangnya gak bisa keluar sendiri, Alres yang bakal nyeret dia keluar. Apapun Alres lakuin--- untuk Aerindri,"

"Bahaya, nak."

"Bahaya? Bahaya itu keadaan dan keadaan adalah sebagian dari takdir, yang mau tidak mau harus diterima."

ALRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang