12. What's the metter?

189 26 10
                                    

●●●

"Gue tau lo penasaran soal Aurora Ashton," kata Atlas setelah Alres duduk di sampingnya.

"Aquenna, lo naik kamar sana." Usir Alres menatap si bungsu Leander yang langsung mematuhi tanpa membantah.

"Gue tau dia cantik tapi gue gak suka yang tua tua,"

"Its about Aerindri, kampret."

Mata Alres menyipit melihat Atlas mulai memperlihatkan beberapa info. "Di sini informasinya anak Aurora meninggal 17 tahun yang lalu di dalam mobil bersama suaminya, mobilnya terbakar, meledak disaat Aurora memasuki supermarket sendirian. Dulu kasus ini heboh, Res."

"Kok gue enggak tau?"

"Kan kita dulu masih beby pas kasus ini, Alres Leander." tutur Atlas dengan sabar dan Alres hanya membalasnya cengegesan.

"Andreas Ashton meninggal di masa Ashton-group berada dipuncak jadi banyak teori mengatakan Andreas meninggal karna konspirasi para pebisnis lainnya pada masa itu. Yang bikin gue merinding, DNA Aurora dan DNA Aerindri--- sama."

Atlas melirik Alres yang tidak terkejut dari ekspresi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atlas melirik Alres yang tidak terkejut dari ekspresi wajahnya.

"Aurora itu ibu kandung Indri."

"Gue tau-" Balas Alres. "Hp gue hancur karna gue dapat fakta ini."

Atlas mengangguk, tidak heran Alres lebih dulu menemukan fakta ini. "Yang bikin gue salfok, Aerindri nanti kalo tua kayak Aurora---masih cantik.."

"Lo mau mati, Las?"

Atlas hanya cengegesan.

"Azra ga pernah kelihatan, dia dimana?"

"Semenjak lo jadian sama Aerindri emang udah jarang masuk. Mangkanya jangan rebutan cewe napa dah.."

Ada rasa mengganjal di hati Alres kali ingat Azra, ia jatuh cinta pada cewek yang Azra-- juga suka, bukan suka-- cinta pakai banget malah. Ia jadian diatas kesedihan temannya, tapi Alres harus apa? Semua tergantung pilihan Aerindri dan syukur Aerindri memilihnya.

"Selebihnya lo baca sendiri, gue udah kirim ke email lo,"

"What?"

"Lo budeg?"

"Shitt!" Umpat Alres lalu bergegas pergi.

"Masih jaman ya tukarkan gadget?" Heran Atlas menggeleng pelan, "Dia pergi enggak bilang terimakasih lagi, dikira info kayak gini gampang apa dapatnya!"

●●●

Alres langsung menerobos masuk dan berlari naik ke lantai dua, kamar Indri. Kalau siang begini rumah Indri itu sepi, Ian dan Kila sedang bekerja, hanya ada Indri, Bibi dan Dira.

Alres mencari setiap sudut ruangan, mencari keberadaan Laptop itu, urusannya akan panjang jika Aerindri tahu sebelum waktunya.

Tiba tiba pintu terbuka..

Tiba tiba pintu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo disini?"

"Balikin laptop sama hp gue." Kata Alres dengan cepat.

"Kenapa? Di dalamnya ada aneh aneh?" Curiga Indri mulai mendaratkan badannya di sofa.

"Gue enggak nonton gituan, pernah tapi sekali doang. Sekarang dimana laptop gue?"

Aerindri menunjuk lemari kecil, dan Alres dengan cepat mengambil benda itu. Alres duduk di lantai dan menghapus email dari Atlas tapi---- email Atlas sudah di baca.

"Lo baca email gue, Ri?" Tanya Alres menatap Indri yang mengerjit bingung. "Enggak tuh, enggak kepo juga."

Terus kenapa Email dari Atlas--- sudah terbuka? "Mana ponsel gue?"

"Lo kayak orang selingkuh yang hampir kedapatan, Res.."

"Ga minat." Kata Alres lalu merampas ponselnya, mengeluarkan ponsel lain lalu memberikannya ke Indri.

"Gue balik dulu--"

Aerindri mulai mengerjit bingung, ia menarik tangan Alres untuk mendekat, "Lo ada masalah?"

"Gue datang cuma ambil ini,"

"I know you, Alres Leander! Ini aneh!"

"Kalo lo udah periksa setiap sebulan sekali terus ga ada yang aneh aneh semuanya di balikin---"

"What's the matter?"

"Lo ngerti privasi? Gue butuh privasi," Tanya balik Alres membuat Indri melepaskan tangannya menjauh dari Alres.

"Yaudah sana pulang!"

"Dih, lo ngambek?"

"Enggak tuh! Cuma mau bilang, kalau mau selingkuh jangan lewat Email, lo kira cinta itu dokumen?" kesal Indri melipat kedua tangannya.

Alres mendengus, "Gue selingkuh beneran tobat lo!"

"Gue ideal, Res! Cantik? Jangan di ragukan, body? Gue aduhai, pintar? Ya karna gue enggak belajar aja jadi nilainya standar, masak? Gue bisaaaaaa bangeeeetttt. Betul?"

Alres mengangguk ragu.

"Terus kenapa lo masih selingkuh?"

Alres benar benar tidak pernah bisa memahami gadis di depannya ini. Benar, perempuan itu segelap malam-- penuh rahasia. "Karna selingkuhan gue beda, dia mau di ajak komunikasi lewat Email."

"Gitu ya?" Indri menggulung lengan bajunya sampai siku. "Dia anak mana? Buruan email dia, pacar lo mau baku hantam,"

"Lo lepasin gue?"

"Enggak mau lah, gue duel sampai titik darah penghabisan. Jadi ayok ketemu!"

Alres mendengus tidak percaya, "Bentar gue kirim lokasinya." Kata Alres lalu berjalan keluar kamar lalu membalikkan tubuhnya ketika Indri bertanya, "Apa yang lo sembunyiin dari gue, Res?"

"Ada banyak, lo lupa gue Alres Leander?"

"Jadi gue pacaran sama cowo yang penuh misterius lagi sekarang?!" Suara Indri meninggi. Waktu awal awal mereka menjalin hubungan, Alres begitu misterius. Ada banyak yang Alres lakukan dibelakang Indri. Lalu Indri menegur dan Alres mulai terbuka, tapi sekarang--- Alres yang dulu kembali lagi.

Alres menyimpan laptopnya di sofa lalu bergerak menarik Indri kedalam pelukannya, "Jangan kayak gini, kita baru aja baikan..."

"Ga ada, kan?"

"Hm?"

"Masalahnya.."

Alres hanya mengangguk.

Gue ngerasa ga becus jadi ceweknya.

●●●

VOTE DAN COMMENT!

ALRESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang