Follow sebelum membaca!
•••
"Seperti yang gue duga, lo gak bakal baik sama gue tanpa minta balasan!"
Aerindri memutar bola matanya malas. Kemarin sebelum menghadiri Acara pertunangan Vanessa dan Alister, Aerindri harus minta izin pada Leon agar Leon tidak memperuyem masalah saat tahu sendiri nantinya.
Aerindri sudah curiga saat Leon memberi izin begitu saja untuk ke rumah Alres. Dan pagi ini kecurigaannya terbukti benar, selalu ada udang di balik batu.
Leon menjemputnya untuk berangkat ke lombok bersama menggunakan jet pribadi keluarga Gher dengan alasan Aerindri juga harus membalas kebaikannya.
"Kita pergi berlibur, Ri. Bisa gak lu gak ngeselin?"
"Enggak!" Hardik gadis itu cepat.
Hening.
"Gue mau tau siapa mantan pacar lo, Le." Ucap Aerindri tiba tiba. "Gue mau sungkem kalau dia bersedia berjuang dapatin lo kembali,"
"Sekarang dia terjerat dunia gelap, narkoba." Leon mengatakannya dengan sungguh sungguh.
Terkejut, Aerindri tentu saja terkejut mendengar itu. "Karna lo?"
"Gak tau karna siapa, yang jelas dia udah rusak. Gue waras untuk gak kembali sama cewek modelan dia,"
"Atau jangan jangan..." Indri menyipitkan matanya curiga, "Dia stress karna lo ninggalin dia dan milih jalan yang sesat kayak di film film. Lo berdosa banget kalau emang kayak gitu, Le. Istighfar kudu!"
"Pas gue bilang putus, hubungan gue sama dia berakhir. Gue enggak peduli dia buat apa setelahnya,"
Indri berdecak, "Gak ada ampun bagi lo! Kalau gue yang lo gituin!"
Leon diam tidak membalas, ia menatap keluar jendela hanya awan lebat yang bisa ia lihat.
Pikirannya melayang, ia benar benar tidak bisa menaklukkan gadis di depannya sebagaimana pun ia berusaha Indri tidak akan mencintainya dan ia tidak begitu bodoh untuk menikahi gadis yang tidak mencintainya.
Mata Leon beralih ke depan, Aerindri sudah terlelap.
Leon tidak pernah berhenti memuji kecantikan yang Aerindri punya, gadis ini selalu cantik dimatanya. Dalam keadaan marah pun Aerindri tetap memancarkan aura yang tidak pernah Leon lihat di cewek lain.
"Itu benar, dia terlalu sempurna untuk gue yang hina."
▪▪▪
"Ini apa apaan sih?!" Vanessa membentak dengan gugup.
Siapa yang gak gugup kalau sekamar si biang rusuh, Aerindri Hill?
"Gak gak, gue gak mau!" Cassa ikut menolak disamping Vanessa.
Mereka dapat kamar 101, Ada Aerindri, Rara, Cassa dan Vanessa. Baik dari pihak Cassa-Nessa dan Indri-Rara gak ada yang suka pembagian kamar begini.
Keempatnya bisa memboking satu kamar hotel jika mau, tapi keempatnya terikat perjanjian agar tidak di DO sampai jakarta.
"Kalian pikir kita mau? Suka gitu sekamar sama kalian, ha? Kita juga ogah kali!" Rara di pihak Aerindri membantah balik.
Aerindri menggulung lengan bajunya, "Gue gak mau cari ribut. Tapi kalo kalian nantangin, gue ikhlas lahir batin meladeni."
Cassa, gadis itu memutar bola matanya malas sembari membuka pintu kamar mereka berempat. Atlas sudah memberinya peringatan agar jauh jauh dan tidak meladeni Aerindri. Urusannya akan panjang jika meladeni gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRES
Teen FictionAerindri, titik fokus Alres. Semuanya berjalan baik baik saja, hingga hubungan kedua remaja SMA itu mencapai tingkat kesulitan. Disaat Aerindri Hill dijadikan alat untuk mempertahankan perusahaan ayah angkatnya. Satu persatu konspirasi para pebisnis...