1

3.3K 223 17
                                    

"Ketika kedua pasang mata itu saling beradu..

Ketika kehidupan hanya diliputi rasa pilu..

Ketika pertemuan tak sengaja diantara mereka menjadi sebuah awal yg baru..

Ketika hidup pria itu terjerambab dalam sebuah angan masa lalu..

Ketika sang wanita enggan untuk berlalu..

Akankah ia masih menyalahkan sebuah takdir?"

Seorang pria berjalan dengan langkah pelan meninggalkan sebuah gedung yg memiliki ketinggian 3 lantai.
Di salah satu bagian gedung terdapat tulisan 'Rumah Tahanan'. Pada dua sisi pintu berdiri dua orang dengan seragam opsir.
Pria itu mulai melangkah menjauhi gedung tersebut. Ia mengenakan sebuah hoodie berwarna hitam dan celana jeans yg tampak sengaja dirobek di beberapa bagian.
Wajahnya yg lusuh dengan sedikit rambut tipis yg tumbuh diatas bibirnya tak dapat menutupi ketampanan wajahnya.

Tampak jelas bekas luka pada beberapa sisi jari tangan dan sudut bibirnya. Memperlihatkan betapa tidak mudah hidup yg ia jalani selama 2 tahun belakangan. Pria itu menghentikan langkahnya, mendongak menatap langit yg terlihat begitu cerah pagi ini. Ia menghembuskan nafasnya kasar dan hendak melanjutkan langkahnya. Namun kembali terhenti saat ia mendapati kehadiran seorang pria paruh baya tak jauh dari tempatnya berdiri. Pria paruh baya tersebut tersenyum. Kerutan diwajahnya tak bisa menutupi ketampanannya. Ia melangkah mendekat.

"Selamat datang kembali, Oh Sehun."

Ujarnya memeluk erat pria bernama Sehun itu. Sementara yg mendapat pelukan memejamkan matanya dan membalas pelukan tersebut.

"Ayah.."

Ucapnya memanggil pria paruh baya itu yg merupakan ayah kandungnya.

"Kau sudah menderita selama ini. Ayah harap kau akan menjalani hidup dengan lebih baik."

Ujar pria tersebut melepas pelukan dan mengelus puncak kepala anak lelakinya.
Sehun masih menunduk, seakan enggan untuk membalas tatapan teduh ayahnya.

"Ayo kita pulang. Semuanya sudah menunggu kepulanganmu."

Pria itu menarik lengan anaknya dan berjalan meninggalkan rumah tahanan.

-

"Park Sooyoung.."

Panggil seorang pria tinggi dengan rambut yg sedikit gondrong. Memanggil sang adik yg sedari tadi tengah sibuk menyiram beberapa tanaman bunga dihadapannya. Gadis yg merasa namanya dipanggil itu tak mempedulikan panggilan sang kakak. Ia kini tengah tersenyum pada hamparan bunga dihadapannya. Seakan ia tengah asik bersenda gurau dengan mereka.

"Hei adikku.. Aku memanggilmu sedari tadi."

Park Chanyeol, pria itu kini menghampiri Sooyoung yg tak kunjung mengindahkan panggilannya.
Gadis itu menoleh dan kembali tersenyum.

"Ada apa?"

"Ada pelanggan yg ingin membeli bunga. Tapi ia meminta rekomendasi bunga yg cocok untuknya. Aku tidak begitu paham."

"Baiklah, aku segera kesana."

Sahut sang adik melepas celemeknya. Chanyeol mengelus pelan kepala sang adik dan meraih selang air untuk melanjutkan pekerjaan Sooyoung menyiram tanaman.

"Selamat pagi, ada yg bisa saya bantu?"

Ujar Sooyoung sopan menemui seorang pria yg tengah berdiri di dalam toko bunga miliknya dan Chanyeol.
Pria tersebut menggaruk tengkuknya yg tak gatal.

Blaming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang