Setelah puas bermain game online, Sehun dan Sooyoung memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman kota tak jauh dari tempat mereka tadi. Bersenda gurau sembari bergandengan tangan.
"Ah iya. Bagaimana kak Yoona? Aku lama tak mendengar kabarnya."
"Ia baik. Sekarang sedang berada di Busan untuk menemui keluarga besar suaminya."
"Ah kakakmu terlihat semakin bahagia setelah menikah."
"Aku.. kembali ke rumah orang tuaku."
Ujar Sehun menghentikan langkahnya dan menatap Sooyoung. Gadis itu tersenyum senang mendengarnya. Ia mengusap pelan lengan Sehun.
"Itu bagus. Aku senang mendengarnya."
Mendengar jawaban Sooyoung, pria itu kembali tersenyum dan berjalan terlebih dahulu.
"Sehun.."
Panggilan Sooyoung membuat pria itu menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap Sooyoung.
"Apa cita-citamu?"
Mendengar pertanyaan gadis itu membuat senyuman di wajahnya memudar. Sooyoung yang menyadari perubahan ekspresinya merasa bersalah.
"Ah.. maafkan aku."
Sehun tersenyum dan mengacak rambut Sooyoung sebelum melanjutkan langkahnya. Kini terasa cukup hening. Tidak ada percakapan diantara keduanya hingga Sehun menghentikan langkahnya. Ia kembali berbalik menatap Sooyoung.
"Kau sendiri? Apa cita-citamu?"
"Aku?"
Sehun mengangguk dan berjalan mendekat. Sedikit menunduk menyamakan posisi wajahnya dengan gadis itu.
"Apa impianmu?"
Sooyoung tersenyum simpul dan membalas tatapan pria itu.
"Impianku sudah terwujud."
"Hm?"
"Memiliki toko bunga dan mengolahnya bersama oppaku. Itu impianku."
Mendengar jawaban Sooyoung membuat Sehun mengagumi gadis itu 'lagi'. Untuk kesekian kalinya. Betapa sederhana dan manisnya gadis belia dihadapannya. Sooyoung kembali tersenyum menatap Sehun. Ia mengusap pelan pipinya.
"Apapun impianmu, aku harap kau dapat mewujudkannya. Dan jika impianmu tidak bisa terwujud, aku harap kau akan selalu bahagia dengan apa yang kau pilih."
Ucapnya dan kini kembali melangkah. Meninggalkan Sehun yang masih terdiam menatapnya dari belakang. Merasa berjalan sendiri, gadis itu berbalik dan mendapati Sehun yang sudah lumayan jauh darinya. Ia melambaikan tangannya pada pria itu.
"Ini sudah malam. Ayo kita pulang."
Seulas senyuman terlukis diwajahnya. Dengan sedikit berlari Sehun menyusul langkah Sooyoung hingga kini mereka berjalan beriringan.
Tanpa terasa kini mereka sudah berada di depan rumah Sooyoung. Saling berhadap-hadapan bertukar pandang dengan senyuman yang seolah tak ingin hilang dari raut wajah mereka. Tanpa mereka sadari jika sedari tadi ada sosok misterius yang mengikuti mereka sejak keduanya keluar dari toko bunga.
"Masuklah."
"Aku akan masuk jika kau sudah pergi."
"Tidak. Aku akan memastikanmu masuk ke rumah. Baru aku akan pergi."
"Tidak tidak. Kali ini biarkan aku yang melakukannya."
Sooyoung menggeleng menolak ucapan Sehun. Pria itu tersenyum geli menyadari tingkah mereka yang terlihat seperti sepasang kekasih remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.