Hari berganti hari, sudah 2 Minggu semenjak Sehun memutuskan untuk tak lagi menemui Sooyoung. Selama itu pula ia mengurung diri di kamar. Membuat khawatir kedua orang tua serta kakaknya.
Yoona mencoba menghubungi Sooyoung. Mencoba mencari tau apa yang terjadi diantara mereka. Namun hasilnya nihil karna ponsel gadis itu tidak aktif.
"Bagaimana adikmu?"
Tanya Sora saat melihat Yoona berjalan menuruni tangga. Wanita itu mengusap pelan perutnya yang mulai buncit. Yoona menjawab pertanyaan ibunya dengan gelengan pelan.
"Sebenarnya ada apa dengannya?"
Gumam Yeon Seok terdengar khawatir.
Di dalam kamar, Sehun terduduk dilantai sembari menyandarkan kepalanya di tepi ranjang. Menatap sendu kearah layar ponselnya. Yang ia lakukan hanya membuka galeri ponselnya dan melihat deretan foto yang ia ambil bersama Sooyoung di setiap moment yang mereka lewati bersama.
Ia merindukan Sooyoung, sangat merindukan gadis itu. Ia merasa bersalah dan menyesal karna menyerah begitu saja. Seminggu setelah kejadian itu, Sehun memutuskan untuk kembali mengunjunginya. Namun yang ia dapati adalah ruangan yang sebelumnya Sooyoung tempati telah berganti kepemilikan.
Gadis itu tak lagi disana. Bertanya kepada pihak rumah sakit pun tak ada gunanya karna mereka tak akan membocorkan informasi pasien. Bertanya kepada Chanyeol juga sama saja. Pria itu enggan untuk memberitahunya karna Sooyoung yang meminta.
Pria itu tampak kacau saat ini. Sama seperti penampilannya saat baru dibebaskan dari penjara setahun yang lalu.
Terdengar dering ponsel mengalihkan perhatianny. Dilihatnya nama pemanggil. Junmyeon sedang melakukan panggilan. Tanpa menunggu lama, Sehun pun mengangkat panggilannya.
"Halo."
"Apa kabar?"
Sehun menghela nafas berat. Sebenarnya ada sedikit rasa benci kepada Junmyeon. Karna ia adalah penyebab kemalangan yang dialami Sooyoung. Namun ia berusaha untuk tidak terlalu membencinya. Karna saat itu Junmyeon diliputi amarah dan perasaan dendam karna kehilangan kekasihnya secara tragis.
"Bisakah kita bertemu? Tidak akan lama."
"Dimana?"
"Di taman dekat rumahmu. Aku akan menunggu disana dalam 10 menit."
Sambungan pun terputus. Sehun melangkahkan kakinya menuju toilet kamarnya. Membasuh wajahnya yang terlihat kacau dan mengganti pakaiannya. 15 menit kemudian, Sehun telah tiba di taman yang dimaksud. Pria itu berjalan mendekati Junmyeon.
"Ada apa dengan rambutmu?"
Tanya Sehun yang kini terduduk di sebelah Junmyeon. Pria itu hanya tersenyum menanggapi.
"Mengapa kau disini? Bukankah kau di penjara?"
"Aku bebas bersyarat."
"Kau mengkritikku yang bebas karena ayahku. Sekarang kau melakukannya karna ayahmu seorang kepala jaksa."
Ledek Sehun sementara pria itu hanya mengusap tengkuknya. Ia membenarkan posisi duduknya.
"Aku akan menjalani wajib militerku."
Sehun sontak menoleh pada Junmyeon.
"Aku akan merenungkan kesalahanku dan menenangkan diriku disana."
"Ayahmu yang menyuruh begitu?"
"Tidak. Ayahku menentangnya. Ini murni keinginanku."
Junmyeon menoleh kearah Sehun yang masih setia menatapnya. Pria itu tersenyum tampan dan menepuk pelan bahu Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.