Seminggu setelah kedatangan Kai di toko bunga Sooyoung, pria itu menjadi sangat sering mengunjungi toko dengan alibi untuk membeli bunga tentu saja. Dan Sooyoung pun selalu menyambutnya dengan ramah.
Tak hanya membeli bunga, Kai akan berdiam diri di dalam mobil yang ia parkir cukup jauh dari toko dan memperhatikan yang dilakukan Sooyoung. Bahkan ia sudah cukup hafal kapan Sehun akan datang dan pergi.
Selama melakukan pemantauan, pria itu jadi menyadari jika Sooyoung adalah sosok yang begitu hangat. Gadis itu seringkali kedapatan berlari keluar untuk membantu manula menyebrang jalan, menenangkan anak kecil yang menangis karna terjatuh, atau mendatangi tetangganya yang tengah kesulitan perekonomian untuk sekedar memberi lauk dan makanan ringan.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
Tanya Junmyeon yang tengah duduk di balik meja kerjanya. Kai yang duduk di sofa di hadapannya menghela nafas pelan dan memandang pria itu.
"Haruskah kita lakukan ini semua?"
Mendengar pertanyaan Kai, Junmyeon meletakkan berkas di tangannya dan memandang pria itu curiga.
"Maksudku membalas dendam dengan Sehun bukan hal yang buruk dan sudah sepantasnya ia menderita. Tapi bukankah kita tidak seharusnya membawa gadis itu kedalam masalah ini?"
"Kai.."
"Setelah mengamatinya selama ini, aku menyadari bahwa kita tak seharusnya melakukan ini. Ia gadis yang baik. Tak seharusnya kita mencelakainya."
Terdengar helaan nafas milik Junmyeon. Kini pria itu menatap tajam kearah Kai. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jendela. Menatap pemandangan jalanan kota Seoul yang nampak tak begitu ramai.
"Kim Jongin."
Panggil pria itu membuat Kai tertegun. Tak biasanya Junmyeon manggilnya dengan nama asli.
"Kau tau apa yang membuat seseorang menjadi lemah dan hancur?"
Tanyanya sembari memainkan tanaman hias dihadapannya. Kai hanya terdiam menunggu kelanjutan kalimat yang hendak pria itu ucapkan.
"Simpati. Karna simpati yang tidak berguna akan membuatmu lengah dan menghancurkanmu."
Pria itu mengambil pot bunga dihadapannya dan membantingnya. Menginjaknya begitu saja. Membuat tanaman hias yang tertanam di dalamnya tampak kusut dan patah dibeberapa bagian. Pria itu memandang Kai dengan angkuhnya.
"Kau harus menghancurkannya agar kau tidak hancur."
Lanjutnya dan berlalu begitu saja meninggalkan Kai yang masih terduduk di tempatnya. Pria itu menghela nafas pelan sembari membenarkan letak dasinya.
-
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Tanya Sehun saat baru tiba di halaman belakang.
"Ah aku sedang menanam bibit bunga. Ia akan berbunga beberapa bulan lagi."
"Bunga apa?"
"Rahasia."
Sahut Sooyoung tersenyum dan bangkit dari posisinya. Ia menyalakan keran air dan menyemprotkan pada bibit yang baru ia tanam. Sementara Sehun masih setia menatap gadis itu.
Setelah selesai dengan kegiatannya, gadis itu berjalan menghampiri Sehun. Ia membelai lembut pipi pria itu sembari tersenyum.
"Aku sedang bosan akhir-akhir ini. Chanyeol oppa sering pulang terlambat karna sibuk dengan pekerjaannya yang lain."
"Haruskah kita pergi bersama nanti malam?"
"Kemana?"
"Kemanapun. Ke tempat yang kau inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.