Dua minggu telah berlalu sejak Sehun dinyatakan bebas dari penjara. Seperti biasa dengan hari-hari sebelumnya, Sehun tak pernah absen mengunjungi toko bunga walau selalu berakhir dengan pergi begitu saja. Masih dengan pakaiannya yang terlihat menutupi sebagian wajahnya. Dan Sooyoung masih dengan senang hati menyambut pria tersebut dan mengajaknya berbicara walau yang ia dapati hanyalah sebuah penolakan.
"Dia disini lagi? Perlukah ku panggil polisi?"
Tanya Chanyeol menghampiri Sooyoung yg sibuk menata buket bunga di mejanya. Sooyoung menoleh tersenyum dan menggeleng pelan.
"Dia bukan orang jahat oppa."
"Bagaimana kau bisa yakin dengan itu? Aku dengar dari beberapa tetangga bahwa ia adalah mantan nara-"
"Oppa.."
Panggilan Sooyoung dengan suara lembutnya membuat Chanyeol menghentikan kalimatnya. Ia menoleh menatap adiknya yang kini tengah tersenyum.
"Hanya karena ia pernah masuk penjara, bukan berarti ia menjadi orang jahat selamanya bukan?"
Ucap Sooyoung masih dengan senyumnya yang merekah. Senyum yang selalu menjadi favorite Chanyeol.
"Kau benar. Tapi bukankah dia terlihat mencurigakan? Setiap hari hanya berdiri disana menatap toko ini. Saat kau ajak bicara ia selalu kabur. Aku hanya khawatir ia akan membahayakanmu saat aku sedang tidak disini."
Sooyoung menggeleng pelan dan pandangannya tertuju pada pria itu.
"Justru aku merasa aman saat ada dirinya. Tidakkah kau melihat dia bukanlah orang yang seperti itu?"
"Memangnya dimatamu dia terlihat seperti apa?"
"Saat melihat sorot matanya, aku seperti melihat sorot matamu saat kedua orang tua kita meninggal."
Chanyeol terdiam, ia menunggu penjelasan adiknya itu. Sooyoung kembali menatapnya dan tersenyum.
"Oppa, ia terlihat putus asa dan begitu rapuh."
"Pria menakutkan seperti itu apanya yang terlihat rapuh. Aku hanya melihat wajah tanpa ekspresinya dan itu benar-benar membuatku gelisah."
"Tidak oppa. Ia tak terlihat baik-baik saja. Membuatku ingin merangkul dan melindunginya. Bolehkah aku melindunginya?"
Chanyeol menghembuskan nafasnya pelan. Ia tak mengerti apa yang ada dipikiran adiknya itu. Mengapa ia begitu naif dan memiliki hati yang begitu mulia dalam menghadapi pria asing itu. Chanyeol mengelus pelan puncak kepala Sooyoung. Ia pun tersenyum menatap sang gadis.
"Lakukan apa yang menurutmu baik. Tapi ingat! Jangan terlalu mudah percaya kepada orang lain. Tidak ada yang menyayangimu sebaik yang aku lakukan Park Sooyoung."
Sooyoung tersenyum mendengar perkataan kakaknya itu. Ia mengecup kilat pipi sang kakak dan memeluknya hangat. Chanyeol membalas pelukannya dan mencium singkat puncak kepala Sooyoung.
"Aku harus pergi mengantar beberapa pesanan. Kau tidak apa-apa kutinggal sendiri? Haechan masih pergi untuk makan siangnya."
Sooyoung mengangguk pelan dan melepas pelukan mereka. Chanyeol melangkah keluar dengan membawa beberapa buket bunga diikuti Sooyoung dibelakangnya. Pria itu meletakkan buket tersebut kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.