Sudah sebulan semenjak Sehun berusaha meyakinkan Sooyoung bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan semenjak saat itu pula gadis itu enggan untuk bertemu dengannya.
Sosok Sooyoung yang dahulu begitu hangat dan selalu tersenyum, kini berganti menjadi gadis dingin dan tidak peduli dengan sekitar.
Gadis itu masih menjalani perawatan di rumah sakit. Namun ia enggan untuk menerima pengunjung bahkan Sehun sekalipun.
Namun pria itu tidak menyerah begitu saja. Hari ini ia kembali datang. Berdiri di depan pintu dan tak lama Chanyeol keluar ruangan. Ia menatap iba pada pria itu.
"Bagaimana?"
Tanya Sehun dengan penuh harap. Chanyeol menunduk dan menggeleng pelan. Memberi jawaban bahwa adiknya masih tetap sama seperti hari-hari sebelumnya.
Sehun terduduk di bangku samping pintu. Menatap buket bunga yang sedari tadi ia genggam. Ia bahkan membawakan mawar merah muda kesukaan Sooyoung.
Chanyeol berjalan menghampiri, duduk di sebelah pria itu dan mengusap punggungnya.
"Maafkan aku. Tidak bisa membantumu."
Sehun tersenyum tipis dan menggeleng pelan. Menarik nafas cukup panjang lalu menghembuskannya.
"Tidak. Ini bukan sesuatu yang bisa kau paksakan. Aku akan datang lagi besok."
Sehun memberikan buketnya kepada Chanyeol, berdiri dan melangkahkan kakinya semakin menjauh. Chanyeol masih setia menatap punggung pria itu. Ia merasa iba padanya. Namun Chanyeol juga tidak bisa memaksa adiknya. Ia hanya akan membiarkan keadaan membaik seiring berjalannya waktu.
Pria itu berdiri dan berjalan masuk ke ruangan. Dilihatnya Sooyoung memandang kearah luar jendela.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Kau benar-benar tidak ingin bertemu dengannya?"
Sooyoung hanya terdiam tak berniat menjawab pertanyaan kakaknya. Chanyeol berjalan menghampiri gadis itu dan duduk disampingnya.
"Sooyoung.."
"Oppa.."
"Hm?"
"Sehun pantas bahagia."
Ujar Sooyoung yang kini menatap Chanyeol. Pria itu mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti dengan ucapan yang baru saja terlontar dari bibir adiknya.
"Ya itu benar. Sudah seharusnya ia bahagia."
"Dan kebahagiaan itu tidak bisa ia dapatkan dariku."
"Apa maksudmu?"
Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, gadis itu lebih memilih merebahkan tubuhnya membelakangi sang kakak. Chanyeol hanya dapat menghela nafas pelan melihat perubahan sikap Sooyoung.
Pria itu berjalan menuju vas bunga yang ada pada nakas dihadapan adiknya. Ia melirik Sooyoung sekilas yang kini memejamkan matanya. Chanyeol meraih vas tersebut dan mengambil beberapa tangkai mawar kuning yang terlihat layu. Kemudian meletakkan beberapa tangkai mawar merah muda pada vas bunga itu.
"Kali ini ia membawa mawar merah muda kesukaanmu. Kau pasti paham maknanya."
Ujar Chanyeol dan berjalan keluar ruangan untuk membuang bunga yang telah layu. Sooyoung membuka matanya. Ia menatap sendu kearah mawar dihadapannya.
light pink..
Bunga mawar itu berwarna merah muda terang. Yang mana memiliki makna cinta yang suka cita dan juga kelembutan.
Sooyoung paham betul, betapa Sehun berusaha menyampaikan perasaannya melalui bunga yang ia bawa setiap harinya. Kemarin pun ia membawa mawar berwarna kuning yang memiliki makna untuk menyemangati.
Tanpa terasa buliran bening itu mengalir begitu saja. Tak dapat Sooyoung pungkiri bahwa gadis itu sangat merindukan Sehun saat ini. Namun egonya terlalu tinggi.
Ia tak ingin pria itu untuk berada di sampingnya. Ia tak ingin membebani Sehun. Karna ia yakin pria itu hanya akan merasa semakin bersalah setiap harinya.
Sooyoung buru-buru menghapus air matanya saat pintu kamar terbuka. Ia menarik selimut hingga menutupi wajahnya.
"Aku pulang sebentar untuk mengambil pakaian ganti."
Pamit Chanyeol dan kembali menutup pintu kamar. Sooyoung menurunkan selimutnya dan menoleh kearah pintu. Gadis itu menghela nafas pelan. Ia mengubah posisinya menjadi duduk.
Pandangan Sooyoung teralihkan pada ponsel di nakas. Sudah lama gadis itu tak memainkan ponselnya. Ia bahkan mengabaikan beberapa panggilan dan pesan masuk.
Sooyoung meraih ponselnya, menghidupkan ponselnya yang telah beberapa hari ia non aktifkan. Kemudian membuka sandi yang terpasang pada ponselnya. Dilihatnya ada beberapa panggilan tak terjawab dari Yoona, Yerim, dan juga 50 panggilan tak terjawab dari Sehun.
Dilihatnya kotak pesan. Ada sekitar 20 pesan yang dikirimkan Sehun padanya. Dengan ragu-ragu, gadis itu membuka deretan pesan dari Sehun.
'Aku merindukanmu.'
'Sooyoung, tak bisakah kau bertemu denganku?'
'Apa kau tak merindukanku?'
'Masih banyak hal yang belum kulakukan untukmu.'
'Banyak ungkapan yang belum sempat kuucapkan. Aku ingin kau mendengarnya langsung dari bibirku.'
'Apa kau akan melepasku begitu saja?'
'Aku mohon jangan seperti ini.'
'Berapa lama aku harus menunggu?'
'1 bulan? 3 bulan? 1 tahun?'
'Katakan berapa lama? Aku akan menunggu sebanyak yang kau inginkan.'
'Aku mencintaimu.'
Begitulah beberapa bunyi pesan yang Sehun kirimkan kepadanya. Sukses membuat buliran bening itu kembali mengalir dari sepasang pelupuk mata milik Sooyoung.
Tangisnya pecah begitu membaca pesan Sehun. Rasa rindunya semakin besar dan semakin menyiksa batinnya. Namun kekhawatiran Sooyoung akan pria itu pun turut membesar.
Ia tak ingin Sehun menghabiskan waktu untuk wanita sepertinya. Ia merasa tak pantas berada di hidup pria itu.
Tubuh Sooyoung bergetar hebat. Sekuat apapun ia menahan tangisnya, semakin deras air mata yang keluar.
Ia mengusap kasar wajahnya untuk menghilangkan sisa-sisa air matanya. Memegangi dadanya yang terasa sakit karna menahan kesedihan yang berlarut-larut.
Sooyoung selalu menyimpan emosinya. Ia tak pernah memperlihatkan kesedihannya di hadapan Chanyeol. Karna itu hanya akan membuatnya semakin sakit saat melihat raut kesedihan di wajah sang kakak.
Sooyoung mematikan ponselnya dan kembali meletakkannya di nakas. Pandangannya kembali teralihkan pada mawar merah muda di samping ponselnya.
Gadis itu mengambil setangkai mawar. Mendekatkan pada wajahnya dan menghirup aroma segar dari mawar itu.
Sooyoung menghela nafas pelan dan menatap sendu kearah mawar yang ia genggam.
"Kau akan layu sepertiku juga nantinya."
Ucap Sooyoung seakan berbicara kepada mawar dihadapannya. Ia kembali meletakkan mawar tersebut dan mengalihkan pandangannya kearah luar jendela. Tersenyum tipis saat menatap hamparan langit biru yang terpampang jelas dari jendela ruangannya.
"Seandainya aku bisa secerah dirimu."
Ucap Sooyoung yang masih setia menatap cerahnya langit di pagi ini.
~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/224669559-288-k891456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.