"Astaga ada apa dengan gadis itu?"
"Tidakkah kita harus memanggil ambulance? Sepertinya dia akan pingsan."
"Siapa wanita disampingnya? Sepertinya mereka akan bertengkar."
"Kasian sekali gadis itu."
Sayup-sayup suara orang berlalu lalang membuat Sehun yang baru tiba dari kamar mandi mencari tau apa yang menjadi pusat perhatian saat ini. Pria itu mengedarkan pandangannya ke segala arah hingga matanya menangkap sosok Sooyoung disana.
Gadis itu terlihat menunduk sembari memegangi kedua lututnya. Tubuh terlihat bergetar. Ada yang salah dengannya. Sehun segera berlari kearah Sooyoung tanpa memperdulikan wanita asing disampingnya.
"Hey, kau tidak apa-apa?"
Sooyoung mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Mata gadis itu tampak memerah dan berair serta wajahnya yang terlihat pucat. Namun gadis itu masih menampilkan senyuman tipisnya pada Sehun.
"Kenapa kau lama sekali?"
"Maaf."
Sahut Sehun sembari menoleh kearah wanita yang kini menatap mereka dengan ekspresi dinginnya. Pandangan Sehun teralihkan tat kala merasa tangannya digenggam Sooyoung.
"Maafkan aku, tapi bisakah kita pergi dari sini?"
"Ayo."
Sehun mengangguk dan segera menuntun Sooyoung meninggalkan kerumunan orang-orang.
-
Sehun mendudukkan Sooyoung di bangku taman yang tak jauh dari museum. Ia memberi gadis itu sebotol air. Sooyoung meminumnya perlahan dan mengusap sisa air di mulut menggunakan tangannya.
"Merasa baikan?"
Sooyoung mengangguk dan tersenyum. Sebenarnya banyak pertanyaan yang mengganggu pikiran Sehun. Mengenai identitas wanita tadi. Apa yang menyebabkan Sooyoung menjadi seperti itu saat bertemu dengannya. Namun pertanyaan-pertanyaan itu ia tahan. Karna ia tau itu akan membuat Sooyoung merasa tak nyaman.
"Maafkan aku."
"Untuk?"
"Seharusnya aku membuatmu bersenang-senang hari ini. Tapi aku malah mengacaukannya."
Ujar Sooyoung menundukkan kepalanya. Sehun menggenggam kedua tangannya dan mengusapnya pelan. Gadis itu menatap Sehun dengan tatapan penyesalan.
"Aku ingin pulang."
"Baiklah. Ayo kita pulang."
Sahut Sehun dan membantu Sooyoung berdiri. Namun baru melangkah gadis itu menghentikan langkahnya. Ia terlihat terlalu lemah bahkan untuk berdiri. Sehun mengambil langkah berjongkok dihadapan Sooyoung.
"Naik."
"Tidak apa. Aku bisa berjalan."
"Naiklah. Rumahmu dekat dari sini. Aku akan menjadi kaki untukmu."
Sehun menoleh dan tersenyum kearahnya. Dengan ragu-ragu, Sooyoung mulai membungkukkan badannya dan mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu.
Selama di perjalanan, tak ada percakapan diantara keduanya. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga tibalah mereka di depan rumah. Tampak Chanyeol sudah berdiri di depan rumah dengan ekspresi khawatir. Setelah menyadari kehadiran mereka, pria itu segera berlari menghampiri.
"Sooyoung, kau kenapa?"
Tanya Chanyeol sembari membantu menurunkan adiknya dari gendongan Sehun. Sooyoung tidak menjawabnya dan berlalu begitu saja memasuki pekarangan rumah. Chanyeol menatap Sehun meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.