20

580 99 1
                                    

"Oh Sehun.."

Panggil seorang gadis cantik membuat pria itu berbalik. Tak menunggu lama, seulas senyuman tampan terlukis di wajahnya.

"Kau dari mana saja?"

Ujar Sehun mengulurkan tangan pada Joohyun. Gadis itu menerima uluran tangannya dan kini mereka mulai berjalan beriringan. Saling menatap satu sama lain dan tersenyum cerah.

Mengayun-ayunkan genggaman tangan mereka, bersenda gurau menikmati suasana di kota Seoul pada sore hari.

Namun saat pria itu berbalik hendak menatap kearah Joohyun, tatapannya berubah. Kedua matanya membulat sempurna dengan pupil yang bergetar. Dihadapannya saat ini tergambar jelas kejadiaan saat itu.

Joohyun yang tergeletak bersimbah darah dan sebilah belati yang Sehun genggam. Pria itu menatap lekat belati di tangannya. Tubuhnya bergetar hebat. Pria itu kembali jatuh terduduk. Seolah dejavu, ia melakukan hal yang sama berulang kali.

Sehun terbangun dari tidurnya. Ia merubah posisinya di sofa menjadi duduk tegak. Mencoba bernafas walau mengalami kesulitan. Sooyoung yang menyadarinya segera menghampiri Sehun dan duduk di sebelahnya.

Di tatapnya pria itu yang masih berusaha keras untuk mengambil nafas. Sooyoung menggenggam tangan Sehun mencoba menenangkan pria itu. Namun seolah ia tak menyadari kehadiran Sooyoung.

Gadis itu menangkup kedua pipi Sehun dengan tangannya dan menarik wajahnya hingga kini menatap kedua mata Sooyoung.

"Sehun, lihat aku."

Ujar gadis itu sementara Sehun masih dengan nafasnya yang tidak teratur. Sooyoung menatap lembut sepasang mata Sehun.

"Kau hanya perlu melihatku. Tarik nafas secara pelan-pelan dan hembuskan secara perlahan."

Pria itu menatap linglung kearah Sooyoung. Ia mulai melakukan apa yang gadis itu instruksikan.

Perlahan, hembusan nafasnya mulai terasa tenang. Pria itu menunduk kini. Dengan memegangi kedua tangan Sooyoung yang masih setia berada di kedua pipinya.

Ia menghembuskan nafas panjang dan perlahan menyandarkan kepalanya ke bahu gadis itu. Sooyong merangkul dan menepuk pundaknya pelan.

"Maafkan aku."

Ujarnya pelan namun Sooyoung hanya menjawabnya dengan gelengan kepala. Ia mengelap sisa-sisa keringat yang menempel di leher bagian belakang Sehun. Posisi mereka masih sama untuk waktu yang cukup lama.

Sehun perlahan mengubah posisinya menjadi duduk bersandar. Ia menyandarkan kepalanya hingga kini wajahnya menghadap langit-langit toko. Sooyoung kembali mengelap keringat di kening pria itu.

Pria itu kembali menghembuskan nafas panjang. Ia mengalihkan pandangannya dan menatap kearah Sooyoung yang kini menghentikan kegiatannya. Tatapan matanya yang begitu sendu.

Untuk kesekian kalinya pria itu mengalami gangguan tidur seperti ini. Walaupun terlihat mulai kembali ke sifat awalnya, namun pria itu masih sering mengalami mimpi buruk. Tentu hal itu akan membantu jika ia sedang bersama Sooyoung. Gadis itu akan membantu menenangkannya.

Namun tidak saat ia tengah berada di rumah. Ia akan berusaha mati-matian untuk menenangkan dirinya sendiri. Kedua orang tua Sehun tak tau jika anaknya masih mengalami hal seperti ini. Sehun tak ingin membuat mereka khawatir.

Sooyoung menggenggam tangan Sehun. Raut wajahnya nampak begitu khawatir. Sehun tak suka itu. Ia tak suka melihat wajah Sooyoung yang selalu ceria harus berubah menjadi kekhawatiran.

"Kau yakin tak ingin pergi untuk konsultasi?"

"Aku tidak apa-apa."

"Sehun.."

Blaming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang