Mobil yang dikemudikan Chanyeol terparkir dengan rapi di pinggiran jalan raya. Dihadapan mereka kini terlihat hamparan pasir berwarna putih dan lautan yang berwarna biru safir. Membuatnya tampak begitu mempesona. Tak lupa pula suara deburan ombak yang menenangkan.
Chanyeol mengambil keputusan yang tepat untuk berlibur kesini. Ia dapat melihat raut kebahagiaan di wajah Sooyoung dan Sehun. Gadis kesayangannya itu berlari kesana kemari diatas pasir pantai yang tak begitu ramai pengunjung.
Sooyoung tertawa begitu lepas. Matanya yang nyaris tak terlihat dan senyumnya yang makin mengembang. Sungguh pemandangan yang mampu mendamaikan hatinya.
Chanyeol hanya tersenyum melihat mereka dari kejauhan. Ia tak berminat untuk bergabung dengan mereka. Berlarian kesana kemari seperti anak kecil hanya akan menghancurkan reputasinya sebagai seorang pria yang dingin.
"Oppa, kemarilah! Ayo kita bangun istana pasir!"
Teriak Sooyoung dari kejauhan. Chanyeol hanya membalasnya dengan lambaian tangan. Pria itu meletakkan alas diatas pasir dan duduk diatasnya. Masih setia dengan kegiatannya memperhatikan Sooyoung dan Sehun dari kejauhan.
Sesekali terdengar gelak tawa dari keduanya saat istana yang mereka bangun terbawa arus ombak atau tak sengaja terinjak oleh kaki mereka sendiri. Membuat seulas senyuman di bibir Chanyeol seakan tidak pernah pudar.
"Ah aku lelah."
Ujar Sooyoung setelah bermain cukup lama dengan pasir dihadapannya.
"Mau mencari minuman?"
"Ide yang bagus."
"Kau kembali saja pada Chanyeol. Biar aku yang membelinya."
"Kau yakin? Kau tidak apa-apa?"
Sehun mengangguk dan bangkit dari posisinya. Mengulurkan tangan pada gadis itu untuk membantunya berdiri dan diterima oleh Sooyoung.
-
Setelah membayar untuk minuman yang ia beli, Sehun berjalan kembali menuju tempat Chanyeol dan Sooyoung berada. Namun langkahnya terhenti saat ponselnya berdering.
Pria itu mengambil ponsel di saku celana dan melihat nama pemanggil. Ternyata nomor tidak terkenal sedang melakukan panggilan. Tanpa banyak berpikir ia segera menjawab panggilan tersebut.
"Halo."
"Wah kalian bahagia sekali ya."
Terdengar suara seorang pria diseberang sana. Suara yang begitu Sehun kenal.
"Junmyeon."
"Kau masih bisa tertawa dengan gadis itu Oh Sehun?"
"Apa maksudmu?"
"Bagaimana rasanya membangun istana pasir setelah sekian lama tak melakukannya?"
Mata Sehun membelalak seketika. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari tahu keberadaan pria tersebut.
"Kau dimana? Ayo bertemu dan berbicara."
"Kau pikir aku ada disana? Hei aku ini sibuk. Mana bisa aku membuntutimu."
Sehun terdiam mencoba menjernihkan pikirannya dan menghela nafas pelan. Ia cukup tau Junmyeon pria seperti apa jika ia memiliki masalah dengan orang lain.
"Aku tak membuntutimu. Aku hanya meminta anak buahku untuk mengikutimu. 24 jam."
Tegas pria itu membuat Sehun membelalakkan matanya.
"Ah iya. Kau bersama dengan gadis waktu itu ya. Siapa namanya ya? Ah Park Sooyoung. Benar, Park Sooyoung."
Sehun mengepalkan tangannya dan rahang pria itu mulai mengeras. Menyadari kenyataan bahwa Junmyeon mengetahui nama Sooyoung, itu artinya ini bukan kali pertama pria itu membuntutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.