Sebulan sejak Sehun mengunjungi makam, pria itu tak pernah absen mengunjungi toko bunga Sooyoung. Walaupun ia masih terlihat malu-malu dan harus diseret Sooyoung terlebih dahulu. Haechan dan Chanyeol pun mulai mengajaknya berbicara walau hal tersebut merupakan hal baru bagi Sehun.
Tak jarang mereka berempat pergi bersama untuk sekedar makan maupun berjalan-jalan menghirup udara segar. Dari sanalah Sehun mengetahui bahwa Chanyeol adalah kakak Sooyoung. Bukan kekasih yang selama ini ia duga-duga. Tentu saat mengetahui itu, ia tak bisa menyembunyikan senyuman diwajahnya. Karna tanpa ia sadari, gadis itu telah berhasil menyentuh dan tinggal didalam hatinya yang terdalam.
"Sehun, bisa tolong ambilkan 10 tangkai bunga aster?"
Ujar Sooyoung yang terlihat sibuk memotong beberapa tangkai bunga lily.
"Yang warna apa?"
"5 tangkai warna biru dan 5 tangkai warna putih."
Dengan sigap pria itu mengambil pesanan yang Sooyoung minta. Sebulan berada di toko bunga membuatnya menghafal sebagian jenis bunga yang ada disana.
"Terima kasih."
Ucap Sooyoung tersenyum pada Sehun. Membuat pria itu sedikit gugup. Ia menyentuh tengkuknya dan mengusapnya pelan sembari mengangguk. Tentunya Sooyoung tak menyadari perubahan sikap Sehun.
Beda halnya dengan dua orang pria yang sedari tadi memperhatikan mereka dari balik meja kasir. Mereka memicingkan mata dan saling bertukar pandangan.
"Kak, bukankah mereka sedikit aneh belakangan ini?"
"Kau benar. Ada yang aneh tapi aku tak tau apa itu."
Sahut Chanyeol mengiyakan ucapan Haechan. Ia menyentuh dagunya terlihat berpikir. Dalam hati Chanyeol ia bahagia melihat kedekatan keduanya. Pria itu perlahan menyingkirkan pikiran-pikiran buruk tentang identitas Sehun yang merupakan mantan narapidana.
Menurutnya pria ini tak seburuk itu. Dan juga hatinya lebih tenang saat melihat Sooyoung bisa berteman dengan pria lain selain ia dan juga Haechan. Walau pria itu tak memungkiri bahwa ada sedikit perasaan iri melihat Sehun. Seakan ia merasa posisinya di hati Sooyoung sebagai pria satu-satunya perlahan tergantikan dengan kehadiran Sehun.
Sooyoung tak pernah memiliki teman. Disaat perempuan lain yang seusia dengannya masih sibuk dengan bermain-main bersama teman-temannya, gadis itu lebih memilih diam di rumah. Bersama kakaknya melewati hari-hari mereka hanya berdua. Dulu ia akan memilih langsung pulang ke rumah setelah jam sekolah berakhir. Ya, kematian kedua orang tuanya telah mengubahnya tanpa ia sadari. Gadis itu jadi lebih menutup diri dengan orang lain kecuali kakaknya.
Hingga kini di usianya yang menyentuh angka 21 tahun, ia tetap memilih menempel dengan kakaknya. Mungkin orang lain melihat Sooyoung sebagai wanita dewasa yang ramah dan murah senyum. Namun bagi Chanyeol, berapapun usia Sooyoung ia tetaplah gadis kecilnya yang manis.
"Oppa, kau kenapa?"
Panggilan Sooyoung membuyarkan lamunan pria itu. Ia berdehem dan menggeleng pelan sembari tersenyum.
"Ada apa?"
"Ini.. Bisa kau antar ini ke rumah tuan Lee pemilik toserba di ujung gang?"
"Baiklah."
Sahut Chanyeol mengambil alih buket bunga dari tangan Sooyoung. Gadis itu melambaikan tangannya pada sang kakak. Tak pernah pudar senyuman manis dari wajah cantiknya.
"Kak Sooyoung, aku juga harus pergi. Ibuku mendadak sakit."
"Benarkah? Apakah ibu baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.