Sooyoung tengah sibuk menyiram tanaman bunga miliknya dihalaman belakang tokoh. Seperti biasa, menyiram bunga adalah hobinya. Senyuman manis tak pernah lepas dari wajah cantiknya.
Terdengar suara bel masuk membuat Sooyoung mengalihkan perhatiannya. Setelah mematikan keran air, gadis itu bergegas menuju toko karna saat ini tak ada seorang pun disana.
"Selamat siang ada yang bisa kubantu?"
Sahut Sooyoung tersenyum ramah pada pria berjas hitam dihadapannya. Pria itu tersenyum sekilas dan mengedarkan pandangannya.
"Aku ingin membeli 10 tangkai mawar putih."
"Apakah anda hendak menghadiri pemakaman seseorang?"
"Aku akan mengunjungi makam sepupuku."
"Ah begitu. Baiklah, aku akan menghiasnya untuk mendiang sepupu anda."
Sahut Sooyoung mulai mengambil 10 tangkai mawar putih dan memotong tangkainya terlebih dahulu sebelum menghiasnya.
"Tunggu.."
"Ada apa?"
"Bisakah kau menyertakan kartu nama? Aku biasa melakukannya saat ia masih hidup."
Sooyoung tersenyum mendengarnya dan mengangguk. Ia mengambil sebuah kartu kecil dan juga bulpoin.
"Apa kalimat yang ingin anda sampaikan?"
"Aku akan merindukanmu dan membalaskan dendanmu."
Jari Sooyoung terhenti sejenak. Ia sedikit merasa terganggu dengan kalimat pria itu. Terlebih nada yang pria itu ucapkan terdengar begitu dingin. Namun dengan terpaksa ia melanjutkan kegiatannya.
"Atas nama?"
"Kai."
Sahut pria itu singkat dan kembali mengedarkan pandangannya. Sementara Sooyoung melanjutkan kegiatannya menghias bunga.
"Sudah selesai."
Ujar Sooyoung sembari tersenyum dan memberikan buket bunga pada Kai. Pria itu menatapnya sekilas dan menerima buket bunga tersebut.
Setelah membayar harganya, Kai segera berlalu pergi. Namun saat tiba di pintu masuk ia berpapasan dengan Sehun. Pria itu masuk begitu saja tanpa memperhatikan keberadaannya.
Kai menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Sehun. Pria itu tampak asik berbincang dengan Sooyoung sembari sesekali mengusap puncak kepala gadis itu.
Seulas senyuman miring terlukis di wajahnya. Ia memilih kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan toko bunga.
"Kemana Chanyeol dan Haechan?"
"Oppa pergi menemui temannya dan Haechan memang tidak masuk hari ini, ke rumah neneknya."
"Ada yang bisa kubantu?"
Tanya Sehun mengedarkan pandangannya. Sooyoung tersenyum mengikuti arah pandangan pria itu.
"Tidak ada. Sepertinya hari ini tidak akan ada banyak pelanggan. Jadi kita tidak terlalu sibuk."
Sehun mengangguk mengerti dan duduk di sofa. Sooyoung bangkit dari duduk, berjalan menyusul Sehun dan duduk di sebelahnya.
"Kau baik-baik saja?"
"Aku? Memangnya aku kenapa?"
"Sejak pergi ke pantai beberapa hari lalu kau terlihat tidak tenang. Bagaimana aku menyebutnya ya? Kau terlihat gelisah sepanjang waktu. Ada apa? Ada yang mengganggu pikiranmu?
Tanya Sooyoung menggenggam lembut tangan Sehun. Pria itu menatap lekat dua manik mata Sooyoung dan tersenyum. Ia mengelus pipi gadis itu dan mengecup keningnya singkat. Membuat semburat merah muda terpampang dengan jelas di kedua pipinya. Sehun yang menyadarinya tersenyum gemas akan perubahan ekspresi wajah Sooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.