Sooyoung membawa Sehun ke dalam mobil. Membiarkannya duduk di kursi penumpang dan Sooyoung yang akan mengemudi sebagai gantinya. Sebelumnya ia telah mengabari Yoona dan mengatakan yang sebenarnya sedang terjadi pada adiknya. Sehingga wanita itu dapat mengerti.
Sooyoung memasangkan sabuk pengaman pada Sehun yang masih terdiam tak bergeming. Gadis itu menyentuh pipi Sehun membuatnya tersadar dan menatap kearahnya.
"Aku akan mengantarmu pulang. Dimana rumahmu?"
Setelah memberitahu alamat rumahnya, Sooyoung mulai menjalankan mobil dan melesat dengan kecepatan normal menuju tempat tujuan.
Sesampainya di depan rumah Sehun, Sooyoung mengalihkan pandangannya pada Sehun yang kini memejamkan matanya. Pria itu masih tampak pucat dan keringat yang tak berhenti mengucur dari keningnya. Sooyoung mengecek kondisi pria itu dan ternyata ia sedikit demam.
"Sehun, kita sudah sampai. Ayo masuk dan beristirahatlah."
Ucap Sooyoung mengguncang pelan tubuhnya membuat Sehun mengerjapkan matanya pelan. Sooyoung keluar dari mobil dan berjalan mengitari untuk membuka pintu di sebelah pria itu.
Sooyoung mengulurkan tangannya dan tersenyum. Sehun menerima uluran tangannya dan keluar dari mobil. Namun kedua kakinya tak mampu menopang beban tubuhnya membuat pria itu jatuh terduduk. Sooyoung mengambil ponselnya untuk menghubungi sang kakak.
"Halo"
Suara Chanyeol di seberang telfon.
"Oppa, aku tidak bisa pulang malam ini."
"Memangnya ada apa?"
"Sehun sakit. Aku harus merawatnya."
"Apa?? Sooyoung, kau sadar dengan ucapanmu itu kan?"
"Aku sepenuhnya sadar oppa. Dia butuh aku untuk saat ini. Kau mempercayaiku kan?"
Terdengar helaan nafas dari pria itu hingga akhirnya membuka suara.
"Baiklah aku percaya padamu. Aku juga percaya pada Sehun. Menginaplah di rumahnya malam ini. Besok pagi aku akan kesana. Kirimkan aku alamatnya."
"Baiklah oppa."
Sahut Sooyoung memutuskan sambungannya. Setelah memasukkan ponsel ke dalam tas, Sooyoung membantu Sehun berdiri dan memapahnya memasuki rumah setelah sebelumnya menutup pintu mobil.
Sooyoung membawa Sehun kedalam kamarnya dan mendudukkan pria itu yang tampak lemah. Ia membantu melepaskan jas dan dasi yang menggantung di lehernya serta melepaskan dua kancing atas kemeja pria itu untuk membuatnya lebih nyaman.
"Beristirahatlah. Aku akan membuatkanmu teh hangat."
Ujar Sooyoung hendak melangkahkan kakinya namun terhenti saat tangan Sehun menahannya.
"Terima kasih."
Ucap pria itu pelan. Sooyoung tersenyum tipis dan kembali mendekat. Ia menarik kepala Sehun dan menyandarkannya di dada. Menepuk pelan pundak pria itu dan memberinya kenyamanan.
Sehun memejamkan mata dan menelan salivanya yang terasa tercekat di tenggorokannya. Ia menghela nafas pelan.
"Tadi.."
"Tidak usah menceritakannya. Itu hanya akan membuatmu menderita. Saat bersamaku, mari kita membahas hal-hal yang indah saja."
Sahut Sooyoung memotong ucapan Sehun sembari melepas pelukannya. Ia tersenyum manis sembari menatap lekat kedua mata Sehun. Gadis itu sedikit membungkuk. Menangkup kedua sisi wajah Sehun dengan tangannya. Mempersempit jarak diantara mereka. Saat Sooyoung memajukan wajahnya, Sehun mengambil inisiatif terlebih dahulu. Ia memegangi tengkuk gadis itu dan menariknya mendekat hingga kedua bibir itu bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.