Setelah kepergian Sooyoung, tidak banyak yang Sehun lakukan. Ia hanya berdiam diri sibuk dengan pikirannya sembari sesekali melirik kearah mesin pendeteksi detak jantung.
Ia kembali menghela nafas kasar. Mengusap wajahnya gusar, hatinya tidak akan tenang jika Junmyeon masih belum ditemukan. Pria itu kembali meraih ponselnya untuk mengecek apakah Siwon menghubunginya. Namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun panggilan dari kakak iparnya itu.
Suara erangan kecil menyadarkan Sehun dari lamunannya. Ia menoleh keasal suara. Tampak Kai mulai tersadar dari obat biusnya. Jemari pria itu melakukan pergerakan-pergerakan kecil dan matanya mengerjap hingga akhirnya kini terbuka sempurna.
Sehun bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah Kai, memastikan keadaan pria tersebut.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Sehun dengan nada suara yang tak begitu nyaring. Tangan pria itu bergerak menuju oksigen yang menutupi bagian hidung dan mulutnya. Kemudian membukanya dengan sedikit tenaga yang ia miliki.
"Bagaimana keadaan Sooyoung?"
"Ia baik-baik saja. Kau jangan khawatir. Dan juga terima kasih karna sudah menyelamatkannya."
"Tidak usah berterima kasih. Aku menyelamatkannya karna memang ia tak ada sangkut pautnya dengan masalah kalian."
"Aku tau. Untuk itu aku berterima kasih kepadamu. Terima kasih karna tak membiarkan Sooyoung terlibat dalam permasalahan ini."
Kai mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Mencoba mengubah posisinya menjadi duduk. Sehun pun membantunya.
"Bagaimana dengan Junmyeon?"
"Ia melarikan diri. Aku belum bisa menemukannya."
Sahut Sehun mengusap wajahnya frustasi. Kai hanya dapat terdiam tak berbicara, sibuk dengan pikirannya. Junmyeon tidak akan semudah itu menyerah dengan tujuannya. Ia akan kembali datang walau nyawa taruhannya.
Dengan segera Kai berusaha bangkit dari duduknya namun sakit di dadanya kembali membuncah membuatnya mengerang kesakitan. Sehun membantunya untuk duduk kembali.
"Kau mau kemana?"
"Aku harus pergi. Aku harus menemukan keberadaan Junmyeon."
"Dengan kondisi seperti ini? Kau hanya akan membahayakan nyawamu."
Sahut Sehun membuat Kai menatap kearahnya. Pria itu mau tidak mau kembali merebahkan dirinya di ranjang. Ia menghela nafas kasar dan menahan sakit di bagian luka tusuk.
"Dimana gadis itu?"
"Dia pergi keluar sebentar untuk menelfon kakaknya."
Sahut Sehun sukses membuat Kai membelalakkan kedua matanya.
"Dia dalam bahaya saat ini. Kau harus tau itu. Jangan pernah tinggalkan Sooyoung seorang diri. Bahkan sedetikpun jangan."
Ujar Kai dengan nada yang terdengar khawatir. Saat hendak menjawab ucapan Kai, ponsel Sehun berdering. Pria itu meraih ponselnya dan melihat nama pemanggil. Dengan segera ia menjawab panggilan tersebut saat tau Siwon yang menghubunginya.
"Halo kak. Bagaimana?"
"Salah satu bawahanku telah berhasil melacak ponselnya. Beberapa saat lalu ponselnya sempat aktif."
"Benarkah? Apa yang dikatakan bawahanmu?"
"Ia pergi ke Rumah Sakit Baram."
Tubuh Sehun mematung mendengar jawaban kakak iparnya itu. Rumah sakit yang disebutkan tadi adalah rumah sakit tempatnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blaming [END]
Fanfiction{FANFICTION} Setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Luka yang tak ingin dikenang, namun terlalu pahit untuk dilupakan. Sama sepertimu, aku juga memiliki sosok yang ingin kusalahkan.