(Min Yoongi, 30 tahun)
Yoongi membuka kotak kerdus yang berisi buku bacaan berat yang ia sukai dan mulai menaruhnya di atas rak buku. Peluhnya mulai menetes saat ia menaruh buku terakhir dan menatapnya bangga.
"Wahh, akhirnya aku pindah juga."
Itu adalah kotak terakhir yang tersisa dari beberapa kotak yang ia bawa dari tempat tinggal sebelumnya. Tangannya mengelap peluh yang masih menetes.
Kakinya mulai meninggalkan kamar tidurnya dan menatap ruang utamanya. Betapa ia menyukai apartment ini. Ia tak sudi untuk menukarkan apartment ini untuk apapun.
Ia sampai tadi malam dan karena kelelahan ia memutuskan untuk membereskan barang-barangnya saat pagi saja. Jadi ia izin cuti satu hari pada bosnya.
Karena ini masih pagi hari dan ternyata ia sudah selesai merapihkan seluruh barangnya. Pria itu menyesal karena izin cuti padahal seharusnya ia bisa membereskan. Yoongi menghela nafasnya kasar dan berjalan menuju sofa.
Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa menatap langit-langit ruangan. Sudah lama Yoongi tidak merasakan kebebasan seperti ini. Biasanya jam segini ia sudah sampai di kantornya dengan tumpukan berkas-berkas yang bisa membuatnya gila dalam sekejap. Apalagi kalau ada client yang memiliki keinginan aneh.
Bekerja sebagai pengacara memang tidak mudah.
Tapi sebagai manusia workaholic sepertinya, itu sangat menyenangkan karena dengan begitu ia bisa fokus dengan satu hal yaitu pekerjaannya saja. Bukannya kisah percintaannya yang tidak pernah muncul sekalipun dikehidupannya.
Sejenak ia tidak ada pikiran apapun yang mengisi kepalanya, ia hanya menatap lurus langit-langit ruangan dalam diam. Tapi kemudian pikirannya teralihkan setelah teringat tteok buatan ibunya yang berada di dalam kulkas.
"Kau harus memberikannya pada tetanggamu. Bersikap baiklah pada mereka." Itu ucapan ibunya saat beliau sedang membantunya pindah rumah kemarin.
Apa basa-basi seperti itu diperlukan? Apa tidak boleh membiarkanku tinggal disini tanpa mengenal mereka?
Pikirannya masih menimang-nimang apakah ia harus memberikan tteok itu pada tetangga barunya atau tidak.
°°°
(Goo Seohyun, 27 tahun)
Seohyun baru saja selesai mandi. Tangannya memegang handuk yang basah dan segera menggantungnya di jemuran.
Pagi hari yang tenang lainnya. Sepertinya ia sedang dalam mood melanjutkan naskah novelnya yang sudah ia tunda beberapa hari ini. Editornya pasti marah besar kalau tau ia belum juga menyelesaikannya.
Ia mengambil snack kentang yang sudah ia siapkan di atas meja makan. Baru saja ingin berjalan menuju sofa, ia mendengar suara bel dari luar apartment nya.
Siapa yang membunyikan bel pagi-pagi begini? Tak biasanya
Tanpa pikir panjang, ia menaruh kembali snacknya dan berjalan menuju layar interkom. Terdapat siluet pria yang wajahnya tidak kelihatan karena pria itu membelakangi kamera interkom.
Tak pikir macam-macam, Seohyun lanjut berjalan menuju pintu untuk membukakannya.
"Annyeonghaseyo, aku tetangga baru disini. Namaku Min Yoongi." sapa tetangga barunya itu, Yoongi terlihat membungkuk sopan.
Seohyun hanya tersenyum memaksa dan ikut membungkukkan badannya sedikit agar terlihat sopan karena ia jarang menerima tamu. Terakhir kali ada yang berkunjung ke rumahnya 3 bulan lalu. Juga dari sudut pandang penulis novel profesional seperti Seohyun, sangat terlihat kalau pria di hadapannya juga terlihat memaksakan dirinya.
"Ne, aku dengar memang ada yang baru pindah. Namaku Goo Seohyun."
"Ini ada tteok dari ibuku. Maaf, kalau aku mengganggu kegiatanmu." Yoongi memberikan tteok yang ia bawa dan Seohyun menerimanya dengan senyuman tipis.
Keheningan menyelimuti mereka saat itu. Tapi kemudian sebuah pertanyaan aneh keluar dari mulut Yoongi.
"Kalian tinggal berdua?"
Seohyun menaikkan alisnya keheranan. Kemudian menunjuk dirinya sendiri, "Aku? Aku tinggal sendiri."
Yoongi mengangguk, "Ah, berarti aku salah lihat. Tidak apa-apa. Lupakan saja kalau begitu. Sampai jumpa."
Pria itu mengakhiri pembicaraan dengan membungkuk lagi dan segera masuk ke unit apartment nya. Sedangkan Seohyun yang merasa ada yang janggal masih terdiam dengan sebungkus tteok di tangannya.
°°°
Yoongi memasuki unit apartmentnya setelah memakai sandal rumahnya. Pria itu sudah lelah hanya karena sebentar berinteraksi dengan tetangga barunya itu. Rasanya ia ingin tiduran di kasur saja, tapi mengingat stock kebutuhan sehari-harinya seperti peralatan mandi dan kopi kesukaannya tidak ia bawa dari tempat tinggal sebelumnya. Pria itu dengan berat hati harus keluar apartmentnya lagi.
Ia segera mengambil sekaleng bir dari dalam kulkas dan membukanya tanpa pikir panjang. Yoongi segera duduk di kursi meja makannya. Menatap lurus udara di hadapannya. Membiarkannya mengosongkan pikirannya dan dengan begitu ia bisa tenang karena harus keluar apartmentnya lagi.
Yoongi sangat benci meninggalkan rumahnya. Kecuali dengan alasan bekerja.
Seseorang memasuki unit apartmentnya tanpa salam. Yang dengan begitu Yoongi bisa menebaknya padahal pria itu tidak menengok sama sekali.
Itu hantu yang sama yang ia lihat di apartement Seohyun tadi.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY | Min Yoongi
Fanfiction"Halo, kau bisa melihatku, 'kan?" Itu yang dikatakan hantu laki-laki pertama yang Yoongi lihat saat pindah ke apartement barunya. Hantu itu meminta tolong untuk bisa menjaga kekasihnya agar ia bisa tenang di alam sana. Tapi menjaga wanita dalam kamu...