Congrats EPIPHANY!!🎉🎉 Yang baca sampe 1K akhirnya gaess. //terharu😭//
Terima kasih banyak-banyak sama kalian:') Walaupun vote sama yang baca tidak sinkron, tapi gapapa deh. Lopyu💜
Ceritanya ini tuh chapter yang di up lebih cepet karena special 1K read. Tetep vote cerita ini sampe selesai, ya😭😭
Vote dan comment nya ditunggu:))
⭐⭐⭐
°°°
Yoongi berjalan menuju ruangan Daejoon—ayahnya—dengan tatapan paling mematikan yang pernah ia buat. Sekretaris Daejoon, yang sudah lama bekerja dengan Daejoon dan sudah mengenal Yoongi juga, hanya diam mempersilahkan Yoongi masuk setelah mengatakan kalau ayahnya sedang berada di ruangan.
Pria itu membuka pintu dan menemukan ayahnya yang sedang memegang sebuah berkas penting, lengkap dengan kacamata yang tangkainya hampir jatuh ke bawah hidung.
"Yoongi? Ada apa kemari?"
"Abeoji, aku akan langsung saja." Yoongi menjeda kalimatnya, "Siapa itu Choi Byungnam? Apa masalahmu dengan pria itu? Kenapa dia harus menargetkanku di tengah-tengah masalah kalian?"
"Byungnam? Pria itu menargetkanmu?"
"Iya. Bisa tolong jelaskan masalah seperti apa yang sedang terjadi diantara kalian?" pinta Yoongi. Mungkin pertanyaan itu terkesan kurang sopan. Tapi hubungan ayah dan anak ini memang seperti ini, jadi jangan salah paham.
Daejoon bangkit dari kursi kerjanya dan mengajak Yoongi untuk duduk di sofa yang berada ditengah ruangan. Tanpa pikir panjang, Yoongi segera duduk sesuai arahan Daejoon.
"Choi Byungnam dulu sahabat baik abeoji, sampai kami memiliki perusahaan masing-masing dan sejak itu tidak pernah ada kata akur diantara kami." Daejoon mengingat sesuatu dan menunjuk Yoongi dengan telunjuknya, "Oh, iya. Kau ingat pemuda yang pernah bersamamu dulu? Sebelum penembakanmu? Dia keponakan Byungnam."
Mata Yoongi terbelalak seketika dan memorinya tentang Yeonjun yang dikejar-kejar oleh pria yang katanya suruhan pamannya otomatis terputar kembali diotaknya.
Yeonjun dikejar oleh Byungnam? Pria tua itu menargetkan Yeonjun juga? Kenapa dia tidak tahu sejak awal? Bukan. Kenapa Yeonjun tidak memberitahu hal itu?
Kalau begitu, bisa saja Yeonjun sedang dalam masalah sekarang.
"Abeoji, aku pergi dulu. Ada hal yang perlu kuurus. Lain kali kita berbincang lagi."
°°°
Seohyun sudah selesai memberikan naskahnya pada Eunbi dan kini hanya tinggal menunggu wanita itu mengevaluasinya. Semoga saja tidak perlu banyak yang direvisi lagi.
Sambil menunggu lampu merah, gadis itu menyalakan radio tapi tidak ada lagu yang cocok dengan mood nya saat ini. Masih ada hal yang mengganjal dipikirannya.
Tiba-tiba dering telepon memenuhi ruangan dalam mobilnya, tapi karena sudah lampu hijau, Seohyun buru-buru memakai earphone nya dan mengangkat telepon itu. Tak lupa kakinya yang otomatis menginjak gas agar mobilnya segera melaju.
"Ne? Yoboseyo?" salam Seohyun dan terdengar suara wanita paruh baya dari seberang telepon.
"Ye. Apa benar ini Goo Seohyun~ssi?" tanya wanita paruh baya diseberang telepon.
"Iya, maaf ini siapa?"
"Eunjoo, ibu Yoongi. Masih ingatkan?"
Mata Seohyun mengerjap sebentar kemudian segera menepikan mobilnya dan meneruskan panggilan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY | Min Yoongi
Fanfiction"Halo, kau bisa melihatku, 'kan?" Itu yang dikatakan hantu laki-laki pertama yang Yoongi lihat saat pindah ke apartement barunya. Hantu itu meminta tolong untuk bisa menjaga kekasihnya agar ia bisa tenang di alam sana. Tapi menjaga wanita dalam kamu...