9- Keputusan

322 42 1
                                    

Vote and comment juseyoo~~

°°°

"Sudah sampai rumah, Seohyun~ssi," ucap Yoongi sambil masih sibuk merapat Seohyun yang sudah dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh alkohol. Sedangkan Yoongi yang mengantar Seohyun pulang, masih dalam keadaan sadar tanpa terkena pengaruh alkohol sedikitpun.

Mereka-dengan Taehyung juga-sudah sampai di dalam unit apartment Seohyun. Pria itu memakaikan Seohyun sandal rumahnya, dan ia sendiri hanya memakai kaus kakinya saja.

Gadis itu mendongak, "Eo? Ini rumahku? Bagaimana kita masuk? Apa kau hantu? Bisa menembus pintu, Yoongi~ssi?"

Seohyun menatap Yoongi bingung tapi hanya sementara kemudian gadis itu berusaha manarik tangannya yang berada di leher Yoongi. Pria itu tahu kalau Seohyun tidak akan bisa jalan sendiri ke kamarnya, tapi Seohyun masih bersikeras untuk jalan sendiri.

Karena kesal, sekejap saja tubuh kecil Seohyun sudah berada di gendongan Yoongi. Pria itu menggendong Seohyun ala bridal style dan dengan santainya membawa Seohyun ke kamarnya.

"Eo? Eo? Eo?" Seohyun hanya memberikan reaksi terkejut tanpa berniat untuk melepaskan gendongan Yoongi.

"Diam seperti ini." ucap Yoongi dan terus membawa Seohyun ke kamarnya. fyi, Yoongi sudah tahu kamar Seohyun sejak ia membawa Seohyun ke rumah sakit. Jadi ia tidak perlu kebingungan mencari kamar Seohyun lagi.

Mereka sudah memasuki kamar Seohyun. Gadis itu sudah hampir tertidur dalam gendongan Yoongi. Secara perlahan Yoongi menurunkan tubuh Seohyun ke atas ranjang gadis itu, dan memakaikannya selimut.

Taehyung menyaksikan semua itu dalam diam. Pikirannya kacau. Ia senang karena akhirnya Seohyun bisa memiliki kesempatan untuk menggantikan Taehyung di hatinya, tapi sekarang masalahnya adalah. Taehyung yang tidak bisa melepaskan Seohyun.

°°°

Yoongi memasuki unit apartment nya. Ia membuka kulkas dan mengambil bir nya. Pria itu masih memilih untuk meminum bir di rumah, daripada menemani Seohyun minum soju tadi.

Ia berjalan menuju sofa dan menjatuhkan dirinya ke atas sofa. Besok adalah hari libur dan ia bisa bebas minum malam ini. Tangannya meraih remote televisi dan menyalakannya.

Tapi Yoongi hanya menatap lurus televisi tanpa ekspresi. Pikirannya sibuk menerawang kembali kalimat-kalimat Seohyun tadi yang penuh dengan kesulitan hidupnya.

Bagaimana karir gadis itu akan hancur jika ia tidak mengirimkan naskahnya. Bagaimana gadis itu sangat merindukan kehadiran Taehyung untuk menyelesaikan naskahnya. Dan, yang terakhir permintaan tolong Seohyun kepada Yoongi.

Yoongi meneguk kembali bir di tangannya. Ia bingung harus apa sekarang. Kalau saja Seohyun bisa melihat Taehyung, keadaan tidak akan serumit itu. Dan, bisa saja sekarang ia tidak akan mengenal Seohyun sedekat sekarang.

Tapi memikirkan keadaan Seohyun sekarang membuat hati nuraninya ingin membantu Seohyun. Setidaknya sampai pembuatan naskahnya selesai dan karirnya tidak terancam. Tunggu, Yoongi baru menyadari kalau alasan Seohyun suka berdiam diri di dalam rumah dan saat itu Seohyun datang ke cafe membawa laptop itu juga salah satu upayanya menyelesaikan naskah. Jadi kemungkinan besar Seohyun seorang penulis. Gadis itu tidak mengatakannya tadi.

Oke, keputusan Yoongi sudah bulat. Pria itu akan membantu Seohyun menyelesaikan naskahnya. Tapi agar terlihat alami dan supaya Seohyun tidak curiga macam-macam, ia harus meminta tolong Taehyung.

Tapi sebelumnya, hal pertama yang setidaknya ia bisa lakukan adalah mencoba untuk membaca salah satu buku Seohyun. Ia tidak mungkin pergi ke toko buku saat jam sudah menunjukan pukul 12 malam.

EPIPHANY | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang