42- Sakit

277 26 1
                                    

4 bulan kemudian..

"Mau kubawa makanan apa?" tanya Yoongi dari seberang telepon. Seohyun mengamati kulkasnya yang hampir kosong. Hanya ada satu cola dan jus jambu dalam kemasan yang ia beli dua hari lalu. Tidak ada bahan makanan sama sekali, akibatnya sakit maag nya kambuh.

"Hmm, apapun yang bisa dimakan." jawab Seohyun. Gadis itu juga bingung.

"Baiklah. Tunggu sebentar aku mampir supermarket dulu." ucap Yoongi.

"Iya, hati-hati."

Seohyun mematikan telepon kemudian berjalan ke sofa ruang tengahnya dengan lemas. Ia berbaring di atas sofa. Tangannya sibuk mencari remote tv untuk sekedar menyalakannya tanpa ada keinginan untuk menonton.

"Ahh, perutku.." racau Seohyun terus menerus. Ia menatap lemas layar televisi.

Setelah tidak melakukan apa-apa selama 15 menit. Terdengar suara pintu terbuka dari luar dan tak lama tampak Yoongi berjalan ke dekatnya.

Gadis itu bangkit dari tidurnya dan mengerucutkan bibirnya, "Sakit.."

Yoongi menggelengkan kepalanya tak habis pikir kemudian duduk di samping Seohyun, "Siapa suruh tidak memerhatikan jam makan? Aku buatkan bubur dulu. Lalu kau tidur ya?"

Seohyun hanya mengangguk lemas. "Kau bisa memasak?"

"Bisa." ucap Yoongi bangga.

"Benarkah? Aku tidak pernah mencoba masakanmu?" tanya Seohyun masih tidak percaya.

Yoongi tersenyum kemudian mencari obat sakit maag yang ia beli tadi dan memberikannya pada Seohyun. "Kau saja tidak pernah membiarkanku memasak. Kalau masih tidak percaya, nanti silahkan coba masakanku. Sekarang kau minum obat dulu."

Seohyun mengangguk kemudian meminum obatnya segera setelah Yoongi memberikannya. Melihat Seohyun sudah meminum obatnya, Yoongi menepuk puncak kepala gadisnya kemudian berdiri.

"Aku masak dulu."

°°°

Seohyun hanya memerhatikan Yoongi yang sedang sibuk dengan masakannya dari meja makan. Ia menyesal karena tidak pernah memperbolehkan Yoongi memasak sebelumnya karena ia merasa bertanggung jawab, padahal sebenarnya Yoongi terlihat sangat tampan dengan apron abu-abu miliknya.

Tak lama Yoongi berbalik dan membawa semangkok bubur hangat yang dari baunya saja sudah sangat sedap.

Yoongi menaruhnya di atas meja makan dan mendekatkannya pada Seohyun. Pria itu tersenyum bangga dan duduk di hadapan gadis itu.

"Silahkan, Seohyun~ssi."

Seohyun mengangkat sendoknya yang sudah penuh dengan bubur dan mencobanya. Gadis itu tak tahu kalau jantung Yoongi berdebar sangat kencang karena takut dengan tanggapan Seohyun mengenai masakannya.

"Enak!" respon Seohyun kemudian mengangguk.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu." Yoongi menghela nafas lega dan memerhatikan Seohyun makan dengan lahap makanannya.

"Kalau tahu kau bisa memasak, dari dulu harusnya aku mengajakmu untuk memasak bersama." ucap Seohyun masih sibuk menyendok buburnya.

Yoongi tersenyum gemas kemudian mengacak-acak rambut Seohyun dan kemudian dibalas tatapan sebal oleh gadis itu karena rambutnya jadi berantakan.

"Bagaimana kalau setiap minggu siang kita memasak bersama? Kita bisa beli bahannya dulu di supermarket paginya setelah jogging." saran Yoongi.

Seohyun menganggukkan kepalanya antusias kemudian menatap Yoongi dengan senang.

EPIPHANY | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang