18- Pulang

274 42 0
                                    

Vote dan comment nya jangan lupa..

⭐⭐⭐

°°°

Yoongi keluar dari kamar tidurnya. Sambil mengeringkan rambutnya, ia menatap sinis Yeonjun yang sedang menonton televisi dengan damai. Seakan-akan beberapa jam yang lalu ia tidak sedang berada dalam kejaran pria-pria beringas dengan jas hitam.

"Tidak ada yang mau kau jelaskan padaku?" ucap Yoongi tanpa menghadap ke Yeonjun. Pria itu berjalan ke kulkas untuk mengambil kaleng bir dan cola.

Yeonjun tampak terdiam setelah mendengar pertanyaan Yoongi.

Sedangkan Yoongi yang merasa kalau Yeonjun memang tidak mau kalau kehidupan pribadinya diketahui Yoongi lebih dalam membuatnya menghela nafas berat. Ia berjalan menuju sofa dan melempar kaleng cola itu ke Yeonjun yang dengan otomatis ditangkap oleh anak itu. Persetan dengan bagaimana jadinya cola itu karena terkocok akhirnya.

"Hei, temani aku minum hari ini."

Yoongi mulai duduk di sebelah sofa. Suasana hening karena Yeonjun mematikan televisi dan Yoongi meminum birnya dengan damai.

"Apa benar-benar tidak ada-"

"Pria-pria tadi." Yeonjun menjadi kalimatnya, "Itu pesuruh pamanku. Aku sudah kabur 10 hari dari rumah karena orang tuaku berniat bercerai. Tapi sepertinya perceraian tidak akan terjadi kalau aku tidak kembali ke rumah. Itu alasanku kabur dari mereka."

Yeonjun menghentikan kalimatnya, ia menaruh kaleng cola yang sedaritadi ia genggam ke meja kecil di hadapannya. Yoongi sudah tahu kalau Yeonjun sebenarnya adalah anak yang kabur karena orang tuanya mengajukan perceraian tanpa persetujuannya. Sebelumnya Yeonjun pernah cerita, tapi tidak selengkap ini. Mengenai sekolah. Sebenarnya ia tidak di drop out dari sekolah. Ayahnya adalah pemilik sekolah itu, jadi ia memutuskan untuk bolos sekolah juga agar keberadaannya tetap tidak diketahui ayahnya.

Yeonjun sempat bercerita kalau orang tuanya bukan tipe orang tua yang buruk dalam mendidiknya. Hanya saja hubungan ibu dan ayahnya sudah tidak baik sejak setahun lalu. Tapi setidaknya ia tetap mendapat kasih sayang yang cukup dari keduanya yang hidup bersama tanpa rasa cinta.

"Tadi di restoran aku bertemu pamanku. Kakak laki-laki eomma, namanya Jungsoo samchon. Samchon melihatku dan pria-pria itu langsung mengejarku. Itu terjadi begitu saja."

Yoongi terdiam begitu mendengar penjelasan Yeonjun.

"Kau harus tahu, kalau dengan kabur dari rumah tidak bisa menyelesaikan masalah. Apalagi kau masih sekolah. Kelas 12, 'kan? Bagaimana kau bisa mengikuti ujian masuk universitas mu nanti kalau kau saja membolos sekolah. Coba bayangkan kalau saat itu Seohyun tidak menemukanmu. Kau pasti masih tidur di jalanan tanpa bisa mendapat makanan.

"Orang tuaku juga bercerai saat aku seusiamu. Awalnya mungkin kau bisa saja berpikiran yang tidak-tidak. Tapi buktinya aku sekarang bisa hidup sendiri membiayai diriku dan eomma ku. Cobalah untuk pulang ke rumah. Kalau orang tuamu tetap memilih untuk bercerai, itu hak mereka. Kau masih bisa meminta kasih sayang dari mereka, karena itu hak mu. Mendapat kasih sayang dari mereka."

Yoongi menatap Yeonjun yang terdiam sambil menunduk mendengarkan ucapan Yoongi.

"Jangan membuatnya tampak rumit. Kalau kau tidak ada kerjaan, kau bisa sesekali main kesini. Tapi jangan kabur dari rumah."

°°°

Yoongi berjalan menuju mobilnya yang terparkir di basement apartment. Matanya menemukan mobilnya dan hendak menuju kesana. Di belakangnya, Yeonjun mengikuti Yoongi.

Semalam Yeonjun tidak tidur sama sekali. Pikirannya sangat rumit, tapi Yoongi melarangnya untuk memperumit keadaannya. Jadi ia mempermudahnya.

Dengan memutuskan untuk pulang ke rumah. Yoongi bersedia untuk mengantarkannya ke rumah sesudah pulang kerja. Kalaupun akhirnya orang tua nya harus berpisah. Tidak apa-apa. Itu hak mereka untuk bercerai jika masing-masing sudah merasa tidak cocok.

Yoongi berpapasan dengan seorang pria di dekat lift. Tampak lebih muda darinya. Memakai jaket abu-abu dan topi berwarna hitam yang menutupi wajahnya.

Tidak ada pikiran buruk saat Yoongi melewati pria itu. Hanya saja keningnya berkerut saat melihat kedua ban mobil bagian depannya kempis. Otaknya langsung berpikir secepat kilat, dan langsung mencurigai pria tadi. Sambil menyipitkan matanya, ia memindai seluruh basement berusaha mencari pria tadi.

Melihat Yoongi yang bertingkah aneh, Yeonjun mengerutkan keningnya dan ikut menatap ke sekeliling basement.

"Apa yang kau cari hyung?" ucap Yeonjun sambil menatap Yoongi bingung.

Tapi Yoongi tidak menjawab pertanyaannya. Matanya masih sibuk melihat sekeliling basement.

Dan, matanya berhenti setelah menemukan keberadaan pria itu. Dari dalam lift yang pintunya terbuka, senyumnya mengembang dan matanya bertemu. Pria itu melepas topinya dan menatap Yoongi dengan tatapan mengejek. Senyumnya mulai memudar dan ia kembali memakai topi nya seiring dengan tertutupnya pintu lift. Kemudian segera menghilang saat pintu lift tertutup.

Yoongi yang melihat itu mengeraskan rahangnya dan tanpa berpikir panjang ia berlari ke arah lift.

"Sialan!" teriaknya sambil terus berlari.

Sedangkan Yeonjun yang melihat pria itu juga menyipitkan matanya. Ia mengenali pria itu. Tapi teriakan Yoongi membuyarkan fokusnya.

Setelah kakinya mulai mendekati lift, Yoongi mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga dan tubuhnya langsung terjatuh begitu saja. Yeonjun sontak membelalakkan matanya.

Dengan tangan gemetar dan nafas yang mulai lemah, Yoongi menyentuh bagian perutnya dan melihat tangannya sudah penuh dengan darah.

Dengan seluruh kesadaran yang masih ia miliki, Yoongi melihat Yeonjun berteriak karena panik. Hal terakhir yang Yoongi ingat sebelum kesadarannya benar-benar menghilang adalah Yeonjun yang berlari ke arahnya.

Kemudian semuanya hitam.

°°°

Seohyun keluar dari lift yang membawanya ke basement apartement. Matanya menemukan mobilnya yang terparkir di dekat lift. Gadis itu berniat ke gedung penerbitan, hendak bertemu dengan Eunbi. Membicarakan mengenai buku Seohyun.

Suara dering telepon membuat langkahnya terhenti. Ia merogoh tas selempangnya dan melihat nomor yang tak dikenal meneleponnya. Namun tanpa pikir panjang, Seohyun langsung mengangkatnya.

Matanya terbelalak dan kakinya langsung berlari menuju mobil.

"Ne, saya kesana sekarang."

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

Ide lagi surut-surutnya jadi maaf kalo lama updatenya:(

Vote dan comment nya jangan lupa..

⭐⭐⭐

EPIPHANY | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang