Vote dan comment nya dong mniezzt
⭐⭐⭐
°°°
Seohyun tadi terbangun dalam keadaan menangis. Bantalnya juga basah karena air matanya dan wajahnya membengkak karena menangis. Setelah termenung menatap langit-langit kamar selama hampir setengah jam, ia memutuskan untuk bangkit dan pergi ke tempat yang terakhir ia datangi satu tahun lalu.
Tempat pemakaman Taehyung.
Gadis itu pergi ke Daegu menaiki KTX. Sendirian. Pikirannya sedang kacau, jadi lebih baik ia menggunakan kereta saja daripada terjadi apa-apa. Sekelebat memori Seohyun memutar kata-kata yang Yoongi katakan saat ia juga dalam keadaan panik saat ibunya sakit.
Saat ini ia sudah berdiri di depan tempat pemakaman. Menatap lurus tempat sakral diharapannya. Setelah menelan salivanya pelan-pelan, ia memulai langkahnya memasuki kawasan pemakaman.
Seohyun seketika berpikir, apakah Taehyung sedang melihatnya mengunjungi nya sekarang?
Langkahnya terhenti pada salah satu batu nisan bertuliskan satu nama yang dulu sangat ia sukai. Nama yang dulu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa lepas karena tingkah si pemilik nama. Namun sekarang, rasanya sakit sekali mengingat kalau semua itu tidak akan terjadi lagi.
"Kim Taehyung~ssi, sudah lama tidak bertemu.." sapa Seohyun. Perlahan gadis itu berjongkok dan mengusap batu nisannya sambil tersenyum getir.
"Jujur saja, aku bingung apa yang harus aku ucapkan setiap kesini. Tapi aku minta maaf karena telah melanggar satu janjiku padamu dulu. Saat kau menyuruhku agar tidak bersedih terlalu lama saat kau meninggalkanku, aku melanggar janjiku yang itu."
"Dan, aku juga ingin berterima kasih karena telah meyakinkanku tentang perasaanku sendiri pada Yoongi. Terima kasih telah merelakanku melakukan hal itu."
°°°
Yoongi berpapasan dengan Taehyung didalam kantornya dan hantu itu menyuruh Yoongi untuk keluar dari gedung kantornya sebentar.
Sambil menyesapi kopi panas yang ia genggam dalam gelas kertas, Yoongi menatap langit pagi buta di Seoul, agak gelap tapi sangat tenang. Mereka sedang ada di rooftop gedung, berdiri dengan tangan yang menyangga pagar balkon dengan wajah menghadap suasana kota. Sekarang masih pukul 6, jadi kantor masih sepi dan Yoongi bisa bebas berbicara dengan Taehyung.
"Ada apa?" tanya Yoongi setelah sekian menit Taehyung tidak juga membuka mulutnya. Tampak uap panas dari kopi yang dipenggang Yoongi.
"Hyung, aku akan pergi." kata Taehyung dengan nada setengah sedih dan setengah bersemangat. Yoongi yang mengertu maksudnya sontak membelalakan matanya menatap Taehyung.
"Tapi Seohyun?"
"Aku sudah memberitahunya tadi malam, lewat mimpi." Taehyung terkekeh sedikit, "Aku selalu ingin melakukannya tapi aku tidak ingin membuatnya sedih jadi aku menahan diriku untuk tidak datang ke mimpinya."
"Lalu bagaimana tanggapannya?"
"Dia sedih tentu saja. Tapi aku yakin dia sudah lebih lega dari sebelumnya." jawab Taehyung sambil tersenyum. Hantu itu sedari tadi menghadap langit sambil tersenyum, "Langitnya indah ya? Sepertinya menyenangkan kalau aku pergi kesana? Kalau saja ingatan orang-orang yang kutinggalkan bisa menghilang seiring kepergianku. Aku dengan senang hati langsung naik ke atas sana tanpa memikirkan siapa-siapa lagi."
Yoongi tidak bisa menjawab pertanyaan Taehyung. Seumur hidupnya-yang merupakan siswa terpintar di sekolah-tidak pernah ada satu pertanyaan yang sesulit ini, bahkan saat dipersidangan pun. Tapi ia hanya bisa menunduk menghadap jalanan dibawahnya.
"Aku tidak tahu apakah bisa aku menahanmu disini." Yoongi menjeda kalimatnya, "Tapi jika tidak bisa pun, untuk masalah Seohyun. Serahkan padaku. Aku yakin pasti bisa menjaganya dengan baik."
Taehyung tertawa renyah kemudian merangkul Yoongi hangat. Ia menghirup nafas panjang kemudian melepaskannya kuat-kuat. "Wah, haha aku rindu melihat uap dari nafasku sendiri." komentarnya sambil membuat ekspresi sedih.
"Ngomong-ngomong aku sering melihat wanita itu disini dan nenek tua di tangga darurat. Kau tidak mengenal mereka?" tanya Taehyung acak. Hantu itu menunjuk satu wanita yang sedang duduk di kursi taman yang berada di rooftop tak jauh dari posisi mereka.
Yoongi menggeleng, "Aku tidak pernah ramah dengan hantu maupun manusia. Termasuk kau dulu."
Taehyung teringat saat ia dulu sulit sekali meminta tolong pada Yoongi kemudian mengangguk mengerti. "Oh, iya, Seohyun sedang menuju ke Daegu, ke tempat pemakamanku. Susul dia di Busan saja kalau kau tidak bisa langsung kesana, karena katanya ia ingin menginap dirumah ibunya. Tenang saja, dia sudah berjanji untuk tidak marah padamu lagi."
Yoongi tersenyum kemudian mengangguk mengerti, "Yeonjun sudah kau beritahu?" tanya Yoongi tiba-tiba.
Taehyung mengangguk kemudian melepaskan rangkulannya. "Oh, iya, satu lagi. Seohyun banyak bertanya semalam. Jangan heran kalau dia tiba-tiba tahu segalanya."
Ada jeda setelah ucapan itu. Yoongi juga tidak berani berkata apa-apa karena ini waktunya Taehyung, menurutnya.
"Aku benar-benar akan pergi setelah ini. Jaga Yeonjun untukku, anak itu benar-benar butuh orang sepertimu. Juga jaga Seohyun baik-baik. Tapi jangan untukku, tapi jaga dia karena dirimu sendiri. Oke?" tanya Taehyung memastikan.
Yoongi tersenyum kemudian mengangguk yakin. "Aku juga perlu berterima kasih karena telah mengenalkanku pada wanita seperti Seohyun. Wanita yang aku tidak tahu kalau ternyata merupakan tipe wanita yang kucari selama ini. Kau juga yang secara tidak langsung mengenalkanku pada Yeonjun. Jangan khawatir, aku pasti menjaga mereka berdua dengan segenap hatiku."
°°°
Yoongi sangat menyayangkan karena ia tidak bisa dapat izin keluar kantor lebih cepat karena banyaknya pekerjaan yang ia tinggalkan sejak ia cuti beberapa hari. Tapi syukurlah tempat kerjanya membiarkannya cuti lama karena ia jarang sekali meminta cuti.
Pria itu langsung menyetir dengan kecepatan kilat menuju Busan. Taehyung sudah memberitahu alamat rumah Seohyun di Busan, dan ia juga dapat sedikit bantuan dari Jimin yang ternyata rumahnya berada di kawasan yang sama.
"Oke hyung, apa kau melihat jalan masuknya? Ada nama jalannya juga, 'kan?" tanya Jimin dari seberang telepon.
"Ya aku melihat keduanya. Tapi apa kau yakin disini tempatnya?" tanya Yoongi balik karena ia 100% tidak tahu menahu jalan disini. Ia takut tidak bisa pulang.
"Tenang saja hyung, aku tidak akan membawamu ke jalan yang salah. Sekarang keluar dari mobilmu dan cari rumah yang bertuliskan nomor 15A." ucap Jimin dari seberang.
"Baiklah. Aku tahu yang harus kulakukan selanjutnya. Terima kasih petunjuk jalannya, aku tutup."
°°°
Vote dan commentnya dong guisee🙂
⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY | Min Yoongi
Fanfic"Halo, kau bisa melihatku, 'kan?" Itu yang dikatakan hantu laki-laki pertama yang Yoongi lihat saat pindah ke apartement barunya. Hantu itu meminta tolong untuk bisa menjaga kekasihnya agar ia bisa tenang di alam sana. Tapi menjaga wanita dalam kamu...