15- Tidak boleh

295 42 2
                                    

Vote dan comment nyaa gaess

⭐⭐⭐

°°°

Seohyun menatap kosong layar laptopnya. Gadis itu duduk di lantai ruang tengah dan menaruh laptopnya di meja kecil. Ia sedang mood melanjutkan naskahnya, tapi pikirannya sedang tidak  berada disini. Melainkan pikirannya tertuju pada kejadian tadi pagi.

Entah kenapa ia baru menyadari kalau Yoongi selalu membantunya dengan senang hati, tanpa memintanya untuk membalasnya sedikitpun. Tapi kenapa dulu ia merasa harus membalas semua itu?

Gengsinya memang sangat besar.

Tadi pagi sebenarnya Yoongi sempat membawanya ke kamar, saat pria itu baru bertemu dengan Yeonjun.

Yoongi menariknya ke dalam kamar tidurnya. Kemudian menutup pintu rapat-rapat lalu menyenderkan nya ke belakang pintu. Pria itu menatap lekat-lekat Seohyun.

"Kenapa kau membawa orang asing ke rumahmu?" tanya Yoongi sambil menatap Seohyun dengan khawatir.

Gadis itu tidak menjawab karena terlalu fokus dengan wajah Yoongi yang khawatir. Raut wajah yang pernah orang lain tunjukkan dahulu.

"Kau kan tidak tahu asal usul anak itu. Kenapa membawanya masuk? Ke rumah perempuan?" tanya Yoongi lagi, masih dengan raut wajah yang sama.

"M-memangnya kenapa?" Seohyun meneguk salivanya, kemudian berusaha menghadap ke arah lain.

"Hei, kau itu perempuan. Membawa anak SMA yang sudah dewasa seperti dirinya masuk ke dalam rumah perempuan. Apa kau gila?"

Seohyun tidak menjawab. Matanya benar-benar hanya terfokus pada visual pria di hadapannya saja. Tiba-tiba saja Seohyun merasa kalau suhu ruangan menjadi naik. Ia merasa sangat panas, tapi pria di hadapannya tidak merasakan apapun. Jarak antara wajah Yoongi dan Seohyun hanya terpaut beberapa senti. Dan, jujur saja jantungnya berdegup sangat kencang, sampai-sampai ia takut kalau Yoongi mendengar suara jantungnya juga.

EPIPHANY | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang