31. Apa ini?

12.4K 925 97
                                    

BUDAYAKAN VOTE

~Happy Reading~

🥀

Ingat komennya guys, biar aku tambah semangat!!

Gadis itu kini berada di area rumah sakit, tentu saja ia sangat khawatir, terlebih lagi orang itu sudah menyelamatkan nyawanya.

Airin menunduk sambil menautkan kedua tangannya, berdoa agar orang itu baik-baik saja setidaknya tanpa luka yang parah. Tidak perlu berpikir jauh-jauh mengenai orang yang sudah menyelamatkan Airin, dia adalah Bryan.

Sedikit lama menunggu, akhirnya keluarlah dokter yang menangani Brian, dengan langsung Airin berdiri dan menanyakan bagaimana keadaan Bryan.

"Ah tenang saja, tidak ada yang serius" mendengar itu membuat Airin merasa lega dan akhirnya ia bisa tersenyum

"Kamu temen-nya Bryan kan?"

"Iya dok" jawab Airin seadanya, sambil mengangukan kepalanya.

Dokter itu mengangguk lalu tersenyum "Ya sudah saya pergi dulu" kata dokter perempuan itu lalu melangkahkan kakinya menjauh.

Saat sudah pergi, Airin dengan pelan membuka gagang pintu agar Bryan tidak terbangun karenanya.

Di pandangi wajah damai Bryan dengan sedikit perban di kepalanya, tak lupa pada area siku juga terdapat perban kecil sedangkan tangannya banyak ada goresan karena terkena aspal.

Airin sangat merasa bersalah, tanpa di sadari, ia menangis sambil menggenggam tangan Bryan pelan yang berisi infus.

"Maaf" lirihnya, membiarkan air matanya turun ke bawah.

"Maafin aku" ulangnya.

Bryan yang merasa ada sesuatu yang berat di tangannya, membuat ia terbangun dan melirik Airin lalu kembali memejamkan matanya.

"Jangan nangis" ucap Bryan pelan, masih dengan keadaan mata yang tertutup.

"Bryan? Kamu udah sadar?" Airin mengusapkannya matanya lalu menatap Bryan.

Cowok itu membuka matanya yang langsung terarahkan untuk Airin, beberapa detik mereka terdiam dengan kedua mata saling bertemu, dengan cepat Airin mengalihkan pandangannya, jika di tatap seperti itu oleh Bryan membuat jantungnya berdetak cepat.

"K-kamu mau makan?" Airin mengambil bubur yang sudah di sediakan dari sini, tetapi sentuhan tangan Bryan membuat Airin memberhentikan niatnya.

"Kenapa? Kamu gak laper?"

"Gue gak suka bubur dari rumah sakit"

"Gak suka? Em yaudah, kamu tunggu sebentar, aku mau ke luar beliin kamu bubur" kata Airin mengembalikan bubur itu pada tempat semulanya.

"Enggak usah, lo di sini aja" perintah Bryan.

"Emang kamu gak laper?"

Bryan menggeleng, sumpah mereka canggung banget, sampai-sampai Airin nggak nyaman sama suasana kayak gini, apalagi daritadi Bryan natap Airin mulu.

"Em, cepet sembuh ya. Dan aku minta maaf" kata Airin tulus yang tidak berani menatap Bryan sedikit pun.

"Gak apa-apa, ini emang tugas gue untuk ngelindungin lo" Airin terkejut mendengar ucapan Bryan, lalu merubah mimik wajahnya seperti semula lagi.

"Gak apa-apa kan gue sayang sama lo?" tanya Bryan yang lagi membuat Airin tidak bisa berkata apa-apa.

"Lo gak keberatan kan?"

My Possessive Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang