33. Amarah Andra

15.3K 941 100
                                    

BUDAYAKAN VOTE

~Happy Reading~

🥀

Airin baru tau, jika Andra hari ini tidak sekolah. Apa masih sakit? pikir Airin bertanya-tanya.

Hari ini ia sudah berjanji dengan Bryan, akan menjenguknya lagi ke rumah sakit, hal itu tidak masalah bagi Airin. Walaupun Andra sekarang tidak sekolah, gadis itu tetap meminta izin kepada Andra, bahwa nanti pas pulang sekolah ia akan menjenguk Bryan.

Airin tidak peduli lagi jika Andra memarahinya.

Begini, Airin sebenarnya sama sekali tidak suka berurusan dengan Bryan, tetapi ia melakukan ini karena Bryan sudah menyelamatkan nyawanya, ia benar-benar berterimakasih kepada Bryan.

Hanya itu. Tidak ada niatan yang lain lagi, terserah Andra sekarang mau bagaimana, yang jelas dia tidak bermacam-macam dengan Bryan.

"Ngelamun apa neng?" Airin sedikit terkesiap mendengar suara Mitha dari arah belakang.

Mereka berdua, Airin dan Mitha tengah berada di perpustakaan, yang katanya akan meminjam buku. Hanya Mitha, sedangakan Airin hanya mengantarkan'nya saja.

Sebenernya Airin sama sekali tidak ingin keluar kelas, sedikit malas melihat orang-orang. Entahlah ia tidak tau penyebabnya apa, tapi paksaan dari Mitha membuatnya harus mengantarnya ke perpus.

Dewi? Bella? Ah mereka berdua ada urusan mendadak di ruang guru.

"Sudah selesai?"

"Udah, ayuk ke kelas" gadis itu tersenyum sambil mengajak Airin meninggalkan perpustakaan.

***
Sumpah, sekarang mood Airin benar-benar kacau, tanpa sebab ia menjadi ingin marah, dan menangis, sepertinya ada sesuatu yang menjanggal pada hatinya.

Apa ada sangkut pautnya dengan Andra?

Ah sudahlah, Airin lebih memilih untuk mengerjakan tugasnya, yang kebetulan saat ini kelasnya kosong, berakhir pada tugas yang sangat banyak.

"Cepet Jung, lempar sini!" Airin sedikit terusik saat mendengar salah satu temannya yang sedang bermain bola di dalam kelas.

Ada-ada saja, Airin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan temennya itu, di kasi tugas eh malah bermain.

Dukk!!

Bersamaan dengan itu, Bola yang di mainkan oleh dua lelaki itu mendarat keras mengenai kepala Airin, sontak membuatnya terkejut dan dengan langsung memegangi kepalanya yang terkena bola.

Pusing telah melanda, hingga membuat Airin menahan rasa pusing di campur sakit. Sangatlah sakit.

Semua penghuni kelas tertuju pada Airin, dan sebagian siswa menghampiri Airin!

"Kalian bodoh!" seru Tata, yang di ketahui ketua kelas di sini.

Ketua kelas tersebut meneriaki nama lelaki itu, yang telah melukai kepala Airin dengan bola basket.

"Maaf, kita enggak sengaja" ucap salah satu laki-laki itu bernama Ajung.

"Gak sengaja bapak kao tanggung jawab gak?" sumpah ketua kelas Airin ini memang galak dan tegas, apalagi masalahnya seperti ini.

"Lagian kenapa sih pake main bola di dalam kelas?" Dewi ikut bersuara, yang sangat amat marah kepada dua lelaki itu.

"Ini kelas! Tempat belajar bukan tempat untuk bermain bola! Apalagi bola basket, kalian berdua gak mikir kedepannya apa, kalo kejadian seperti ini bakalan terjadi?" sungguh wajah Tata sangat menyeramkan sekarang, di tambah aura kelas mendadak sunyi. Suasana semakin mencekam.

My Possessive Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang