BUDAYAKAN VOTE
~Happy Reading~
•••
"Mama!"
"Ayo sini mandi dulu sama Papa!"
"Gamauu, maunya sama Mama!"
Andra sedari tadi kewalahan mengurus anak bungsunya yang sudah mulai aktif, sedangkan Airin sedang berada di dapur bersama Arina- anak perempuan pertama mereka yang berusia 5 tahun.
"Aira jangan nakal" ucap Andra sambil menangkap anaknya dari belakang.
"Nanti beli mainan lagi ya Pa" anak kecil itu tersenyum saat sang Papa mengangguk dan menciumi pipi gembulnya.
Andra gemas sendiri ketika Aira menggembungkan pipinya setelah ia cium tadi, anak terakhirnya ini sangatlah mirip dengannya sedangkan Arina mirip seperti Airin. Ah jangan lupakan anak laki-laki mereka bernama Andre Alditama.
Andra dan Airin sudah menikah 8 tahun lamanya, mereka mempunyai 3 seorang anak bernama Andre yang berumur 7 tahun, Arina berumur 5 tahun dan yang terakhir adalah Aira yang masih berumur 3 tahun.
Andra kadang-kadang berpikir bagaimana cara Airin merawat ketiga anaknya sekaligus dengan sabar saat ia sedang berada di kantor. Mengurus Aira seharian saja membuat Andra sudah kewalahan.
"Mandi dulu ya, nanti kalo gak mandi di gigit nyamuk mau?" tanya Andra mengangkat tubuh mungil Aira menuju kamar mandi.
"Ayo sayang, keburu dingin nanti airnya"
"Ih Papa! Jangan taruh di sana mainan bebek Ailaa" pekik Aira marah, tetapi tentu saja sangat lucu di mata Andra.
•••
"Ma, Andre mau minta puding" Andre tiba-tiba muncul menghampiri Airin dan Arina di dapur.
"Sebentar ya, pudingnya Mama potong dulu" Andre hanya mengangguk lalu memutuskan untuk duduk di ruang tamu.
"Arina, terimakasih udah bantuin Mama buat puding hari ini, sekarang istirahat ya, bentar lagi pudingnya udah siap di makan" ucap Airin menyetarakan tubuhnya dengan anaknya itu.
"Iyaa Ma" Arina mengangguk sambil mencium pipi Airin.
"Sayang!"
"Iya kenapa?" sahut Airin ketika Andra memanggil dirinya.
"Minyak rambutnya Aira di mana? Tadi aku cari di lemari baju Aira gak ada" kata Andra.
"Ada kok, coba cari dulu"
"Enggak ada sayang.."
Airin menghela nafasnya pelan sambil menatap suami satu-satunya itu. "Kalau ada gimana? Jelas-jelas kemarin malem aku taruh di sana" omel Airin yang terlihat lucu di mata Andra.
Andra semakin mendekat ke arah Airin lalu menekan kedua pipi Airin dengan kedua tangannya. Saking gemasnya dengan sang istri Andra mulai mengecup pelan bibir manis Airin.
Sedangkan Airin yang ingin minta dilepaskan sama sekali tidak dihiraukan oleh Andra, justru semakin menjadi-jadi mencium Airin dari bibir, kedua pipi, dan terakhir kening Airin.
"Ish, Andra! Ada anak-anak" peringat Airin kesal.
"Terus?"
"Gimana sih? Gak malu apa di liat sama Andre" kata Airin sambil melirik anak laki-lakinya yang sedang asik bermain di ruang tamu dengan Arina.
"Enggak tuh, makanya kalo jadi istri gak usah cantik-cantik, imutnya di kurangin dikit biar gak aku terkam setiap hari" jawab Andra enteng.
Mendengar itu Airin menunjukan ekspresi marahnya tapi masih saja imut dan sama sekali tidak terlihat seram. "Aku cantik begini cuma untuk kamu kan? Ya kali buat tetangga sebelah" Airin hanya tak habis pikir dengan kelakuan suaminya.
"Tetangga yang mana maksud kamu?" tanya Andra kesal menahan api cemburunya.
Airin nampak berpikir yang tentunya membuat Andra semakin kesal.
"Sayang jangan kayak gitu!"
Airin menatap Andra sambil berusaha menahan senyumnya. "Kenapa hm? Cemburu ya? Ututu sini aku peluk" Baru akan maju selangkah
hendak memeluk, Andra sudah duluan memeluk Airin erat sesekali mencium ujung kepala Airin."Sayang, jangan suka macem-macem, kamu itu istri aku" memang terdengar soft namun bagi Airin itu cukup membuatnya merinding. Jangan salah walaupun sudah menjadi suami, sifat posesif Andra tidak akan hilang kepada Airin.
"Udah ah, aku mau lanjutin potong puding buat Andre" Airin menepuk pundak Andra pelan mengisyaratkan untuk di lepaskan.
"Gini aja dulu 5 menit, udah terlanjur nyaman" jawab Andra yang sedari tadi memejamkan matanya menikmati aroma wangi shampo Airin yang mendukung.
"Eh, Aira di mana?!" tanya Airin mendongak menatap wajah suaminya.
"Masih di kamar" jawab Andra lalu detik berikutnya Andra ikut berlari ke kamarnya mengikuti Airin dari belakang, ia berdoa semoga anaknya tidak berbuat hal-hal yang berbahaya di dalam kamar.
"Astaga Aira.." Airin melihat kekacauan di sini, lebih tepatnya ranjangnya kini sudah di penuhi oleh bedak bayi bertaburan. Sedangkan pelakunya sudah tidur pulas yang hanya memakai popok saja.
Airin melirik Andra dengan tatapan horornya, yang dilirik hanya bisa nyengir lalu dengan cepat menggendong Aira yang juga tubuhnya sedikit di penuhi oleh bedak bayi.
•••
"Puding buatan Mama dan Arina sudah siap!" Airin meletakan 1 puding yang ukuranya cukup besar di atas meja ruang tamu, tentu saja ketiga anak mereka sangat menyukai puding buatan Mamanya.
Airin memilih duduk di samping Andra, sedangkan Andre dan Arina sudah mengambil bagian puding tersebut. Oh iya Aira juga sudah ikut berkumpul di ruang tamu, kebetulan waktu Andra memakaikan Aira baju ia sudah terbangun.
"Gak kerasa udah 3 punya anak, buat lagi satu boleh tuh" bisik Andra tepat di telinga Airin.
"Apaan sih kamu" pipi Airin merona merah saat merasakan bisikan dari Andra tadi.
"Mama, Aila juga pengen puding" ucap Aira yang masih belum sempurna mengucapkan kata 'r'.
"Iyaa, sebentar ya"
"Ma, aku juga mau dong" Airin reflek melirik Andra sekilas lalu kembali mengambil dua bagian puding untuk Aira dan Andra.
Airin tersenyum senang kala melihat ketiga anaknya yang semakin hari tumbuh dengan sehat, Airin dan Andra sudah berjanji akan berusaha sebisa mungkin membahagiakan ketiga berliannya, tanpa mereka hidupnya tidak akan bersinar terang seperti sekarang.
•••
24 Januari 2021
Maaf ya up untuk part ini gak sepanjang yang kalian kira :)
Gimana-Gimana.. Udah puas belum? Hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend (COMPLETED)
Novela Juvenil"Kalo ada cowok yang berani deketin kamu, berarti dia punya nyali untuk berhadapan sama aku" "T-tapi-" "Shtt, kamu mau aku ngebunuh orang?" ••• Airin Belinda Putri adalah gadis yang lugu dan polos, murid baru dari SMA Jaya Kencana, ia terpaksa pind...