29. Anak kucing

11.6K 952 77
                                    

BUDAYAKAN VOTE

~Happy Reading~

🥀

Tak terasa hari sudah mulai sore, banyak moment-moment lucu maupun menggemaskan di ciptakan oleh pasangan muda itu.

"Balik yuk, udah sore" kata Andra yang langsung di angguki oleh Airin, mereka juga sempat mampir ke toko bunga, karena Airin ingin membeli vas bunga.

"Ada yang di beli lagi?" tanya Andra sekali lagi, lalu menawarkan Airin bunga mawar putih, siapa tau Airin ingin membelinya.

"Gak usah deh, lain waktu aja ya, jadi aku cuma beli vas bunga ini untuk bunga di rumah" jawab Airin langsung mengajak Andra ke kasir, mengingat hari sudah mulai sore, ia tidak mau bundanya mengkhawatir-
kan dirinya.

Saat di perjalanan pulang, alih-alih Airin tidak sengaja melihat seekor anak kucing yang sedang diam di tengah-tengah trotoar, seakan-akan  memang menyuruh siapa pun untuk mengadopsinya.

"Andra ada anak kucing" ujar Airin  sambil menepuk sekali pundak Andra untuk berhenti sejenak.

"Di mana?" tanya Andra tetapi masih menjalankan motornya, padahal Airin sudah mengisyaratkan untuk berhenti.

"Di sana, ih balik dong, kasian itu kucingnya" ujar Airin menghadapkan kepalanya kebelakang, dan ternyata kucing itu masih diam. Sungguh kucing yang malang.

"Ah palingan udah ada yang punya" jawab Andra asal, yang membuat Airin seketika kesal lalu memilih diam, ia pastikan saat ini tidak akan berbicara lagi dengan Andra.

Sekitar lima menit, akhirnya Andra sudah sampai di depan rumah Airin, dengan langsung gadis itu turun tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Loh? Mau kemana?" tanya Andra yang melihat Airin sudah masuk ke pintu gerbang lalu menguncinya dari dalam.

"Ke dalem" jawab Airin sambil menatap ke arah Andra datar.

"Iya tau, tapi sebelumnya kamu salim dulu kek atau cium aku juga boleh" kata Andra yang langsung membuat Airin melototkan matanya.

"Galak amat kamu, yaudah aku salah apa?" sepertinya Andra mengetahui jika dirinya ada salah, kalo tidak ada salah, tidak mungkin Airin akan seperti ini.

"Masalah anak kucing tadi" jawab Airin pelan tetapi tetap dengan wajah cemberutnya.

"Yaelah, gue kira apa" gumam Andra lalu menatap Airin dengan senyum manisnya, di jamin siapa pun yang melihat akan meleleh seperti Airin saat ini, tetapi ia tahan agar tidak tersenyum sedikit pun.

"Yaudah sekarang aku cari itu kucing, biar kamu gak ngambek lagi" ujar Andra yang tidak mau Airin ngambek seperti tadi kepadanya.

"Beneran?" tanya Airin ragu.

"Kapan aku pernah bohong sama kamu?"

Airin langsung tersenyum lebar lalu membuka kunci pagarnya dan memeluk Andra erat, tentu saja Andra membalasnya dengan mengusap pelan puncak kepalanya lembut.

"Nanti anak kucingnya langsung bawa kesini ya" pinta Airin yang masih berada di pelukan Andra.

"Iya, kalo ketemu" kekeh Andra.

"Ih kamu! Harus ketemu dong" kata Airin yang mulai melonggarkan  pelukannya.

"Iya-iya, kamu jangan cemberut gitu ah" kata Andra dengan mencubit gemas pipi Airin.

"Kamu sih, entah kenapa aku pengen banget memelihara anak kucing tadi" ungkap Airin tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tapi jangan sampe suka ya" ucap Andra.

"Suka? Sama siapa?"

"Ya, sama anak kucingnya"

"Haha, kamu ngaco ya?"

"Aku serius Rin, nanti tiba-tiba kamu sayang lagi sama anak kucing itu" kata Andra.

"Kenapa anak kucing itu gak boleh di sayang? Bukannya kita harus menyayangi bintang?" tanya Airin bingung.

"Pokoknya gak boleh! Takutnya pas ada kucing itu, kamu gak ada waktu buat aku" haha alasan yang konyol bukan?

"Kamu kenapa sih? Ya gak mungkinlah, kamu ya pacar aku, anak kucing itu ya peliharaan aku, gak ada hubungannya sama alasan gak masuk akal kamu itu" tawa Airin.

"Jugaan kucing liar, kamu kalo pengen memelihara kucing, besok aku beliin deh yang lebih bagus"

"Gak! Aku mau kucing tadi! Kamu gimana sih? Katanya tadi mau ambil kucingnya, kok jadi berubah pikiran?" tanya Airin yang mulai kesal.

"Yaudah, sekarang. Aku pulang dulu, eh maksudnya ambil kucing tadi" kata Andra sedangkan Airin menahan senyumnya sambil melambaikan tangannya ke arah Andra.

***
Malam harinya, Airin tengah duduk termenung memikirkan Andra dan juga anak kucing tersebut, satu chat pun tak ada dari Andra, ia lebih memilih menatap pintu gerbang dari jendela kamarnya.

Airin yakin, Andra pasti membawa anak kucing itu untuknya.

Karena ia tidak mempunyai kegiatan sama sekali, Airin memutuskan untuk membaca novelnya sekejap.

Tetapi lama-kelamaan matanya sangat berat, ia sudah tidak tahan dengan kantuknya, akhirnya Airin tertidur dalam keadaan duduk di meja belajarnya, jangan lupakan novelnya yang masih berada di genggamnya.

***
Keesokan paginya, Airin tersadar lalu menatap sekelilingnya.

"Astaga, kemarin aku ketiduran!" monolog Airin sambil menepuk pelan dahinya, lalu ia mengecek jam yang berada di ponselnya, ternyata masih jam lima pagi.

Dengan santai Airin menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah itu memutuskan untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

"Irin, ayo sarapan" ajak Liana di ruang makan pada saat melihat Airin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Sedangkan Airin hanya menganggukan kepalanya.

"Ayah mana Bun?"

"Udah berangkat"

"Rin, anak kucing yang ada di luar itu punya kamu ya?" tanya Liana.

"Yang mana?"

"Itu yang di luar"

Airin bingung dengan ucapan bundanya, jangan-jangan itu anak kucing yang kemarin? Pikir Airin.

Baru akan beranjak dari kursi makan, ucapan Liana membuat Airin memberhentikan niatnya untuk memeriksa kucing yang di katakan oleh Bundanya.

"Makan aja dulu, liatnya nanti aja" suruh Liana.

Pada saat selesai makan, dengan langsung Airin keluar yang ingin sekali melihat kucing tersebut.

Memang benar ia melihat anak kucing yang warna bulunya persis dengan kemarin, hanya saja bulu yang di miliki kucing tersebut sudah bersih tidak sekotor kemarin, dan lengkap dengan kerangkeng mininya.

Pertanyaan Airin sekarang, bagaimana anak kucing ini ada di sini? Apakah Andra yang membawakan ke sini?

**********
01-06-20👀

Terimakasih bagi yang udah mampir:)

Tunggu kelanjutannya....

My Possessive Boyfriend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang