Jalan keluar 💨

1.3K 127 46
                                    

Jika menemukan typo tandai oke!! Nanti aku perbaiki.

Sorry GJ efek samping rebahan terus😂


Abizar wudhu dengan tayamum, lalu ia bergegas mencari daun pisang untuk dijadikannya tempat sujud! Ia mengikuti arah tenggelamnya matahari, sebagai arah kiblat.

Sedangkan Keyla ia hanya melihat gerakan-gerakan shalat Gus nya itu! Dan ia masih udzur jadi tidak ikut shalat! Setelah selesai shalat, Abizar menghampiri Keyla. "Kita lanjut ya," katanya!

"Gelap, Gus."

"Iya saya tau, tapi apa kamu mau tetap berdiam disini? Ini hutan loh bukan hotel! Mending kalo hotel, kita bisa tidur enak." Jeda tiga detik. "Nah ini, hutan! Mana bisa tidur."

Keyla menundukkan pandangannya. "Kenapa lagi?" Ia menggeleng "Yaudah iya, malam ini, kita tidur disini"

"Gus!"

"Hmm"

"Aku laper"

Perkataan itu sontak membuat Abizar memandang keyla "Leper?" Keyla mengangguk "Ya sama, saya juga" lanjutnya.

"Ish, Gus. Aku serius!"

"Aku lebih serius, duarius malah"

Keyla menggeram kesal! Detik selanjutnya ia memejamkan mata, tangannya masih setia memegang perut yang sudah keroncongan sejak tadi. Abizar yang menyadari itu hanya memasang wajah datar! Ia sendiri bingung, malam-malam begini mau cari makan dimana, mana dihutan lagi.

Andai aku punya kantong Doraemon, akan ku kasih apa yang kau mau sekarang juga! Tapi apa dayaku saat ini. Kita sama-sama terjebak dalam hutan yang lumayan serem ini, batin Abizar.

Netranya melihat gadis kecil didekatnya menggigil kedinginan, ia membuka jas dokternya lalu menyelimuti gadis itu. Namun itu tak membuat Keyla kehangatan!

"Ayah, umii" lirih Keyla namun masih bisa didengar oleh Abizar.

Ya Allah, bagaimana ini? Aku kasian melihat gadis ini! Ingin rasanya aku memeluknya erat untuk memberikan kehangatan padanya, pikirnya.

"Ayah, umii" dua kata itu kembali terucap dari bibir tipisnya dengan mata yang terpejam. Badannya semakin menggigil, ditambah suhu tubuhnya yang mulai panas.

"Ya Rabb, bagaimana ini?" Abizar mengacak rambutnya dengan prustasi. Ia benar-benar bingung dengan dirinya sendiri, kalo ia menolong gadis ini kemungkinan besar ia harus menyentuh tubuh yang tak halal baginya! Tapi kalo didiamkan seperti ini kasian juga.

"Maafkan saya, Nadyra. Saat ini saya tidak bisa menolongmu! Mungkin suatu saat nanti bisa tapi tidak dengan sekarang" gumannya.

Tiba-tiba ingatannya tertuju pada calon istrinya! Maisya Adelya Putri. Orang luar yang pertama kali ia cintai, orang yang sangat ia kagumi, senyuman manisnya yang membuat dirinya merasa candu apalagi pipi yang kemerah-merahan membuat wanita itu semakin terlihat cantik.

Rasa takut kehilangan, membuat Abizar ingin segera mengkhitbah dan dijadikannya ia sebagai kekasih halal. Ia sangat mengharapkan bahwa maisyalah yang akan menjadi tempatnya pulang disaat gundah maupun dikala senang!

Calon ibu dari anak-anaknya kelak! Dan wanita yang akan dilihat pertama kali setiap ia bangun tidur. Mungkin itu akan membuat semangat hari-harinya.

Tutur katanya yang lembut dan sopan membuat Abizar berpikir bahwa ia akan menjadi guru yang utama bagi anak-anaknya nanti.

Tapi itu dulu!!!!!

Abizar berdesis yang dibarengi dengan senyuman menyeringai "Kenapa saya sebodoh itu? Dipermainkan oleh casing luar tanpa melihat isi dalamnya. Cinta itu benar-benar bodoh!" Umpatnya.

Cinta Dalam Ikhlas [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang