Mencari🧐

1.4K 100 32
                                    


Sahabatku...

Kerugian yang paling merugikan adalah engkau yang tidak mau bersholawat kepada sayyidinna muhammad   ﷺ sedangkan engkau mengetahui dialah yang memberi syafa'at di hari kiamat"

("HABIB UMAR BIN HAFIZ")




"Kepada saudara Keyla Nadyra Al-qiyah binti Ahmad Dahlan Al-Harist dipersilahkan untuk datang keruang tunggu"

Sebuah panggilan menghentikan langkah Keyla. Ada apa ya? Pikirnya. Lalu ia langsung berlari menuju ruang tunggu! Siapa tau ayah atau umminya yang menjenguk!

Sesampainya di ruang tunggu ia tak menemukan siapapun hanya ada beberapa petugas yang berjaga disana. "Ini, dek Keyla?" Tanya salah satu penjaga, Keyla mengangguk.

"Silahkan masuk! Kakaknya sudah menunggu"

Keyla melangkahkan kakinya kedalam, dan benar saja disana ada kakaknya yang beberapa hari lalu melangsungkan akad. Keyla langsung memeluk Fauziah "Ning, kapan kesini? Kok gak bilang-bilang sih"

Fauziah melepaskan pelukannya, lalu ia tersenyum "Nanyanya satu-satu dong adikku!" Fauziah mencubit hidung Keyla dengan gemas.

"Ning, kangen aja sama sampean. Jadi nyempetin deh datang kesini."

"Belum juga genap dua minggu, masa udah kangen aja" sindir Keyla.

Fauziah hanya tersenyum, "Betah gak mondoknya? Kalo nggak betah, ikut Ning pulang ya?"

"Betah kok Ning, key nyaman mondok disini. Orang-orang nya pada baik"

"Serius!!" Keyla mengangguk "Kamu pasti belum makan, Nih makanan dari ummi! Katanya dia kangen sama putrinya yang gemesin ini"

"Bilang makasih! Oiya kabar umi sama ayah gimana?"

"Alhamdulillah baik-baik saja. Sekarang mereka lagi keluar kota, ngadirin acara tabligh Akbar di kota Banyuwangi!"

Keyla hanya mengangguk paham, "Ning sendiri?"

"Nggak kok, Ning sama ma—"

"Assalamualaikum" ucap dua orang laki-laki yang sangat Keyla kenali.

"Waalaikum salam"

Tiba-tiba pandangan gadis itu terjutu pada seorang yang bergelar ustadz, yang dulu sempat mengobrak-abrik isi hatinya dan sekarang telah resmi menjadi suami kakaknya.

Pandangan mereka sama-sama terkunci, seakan-akan saling melepas rindu satu sama lain. Dalam benak hati pria itu masih tersimpan rapi namanya, walau ia sudah terlanjur menikah dengan kakaknya namun rasa cintanya untuk Keyla tak pernah berkurang.

Fahri yang menyadari itu berdehem kecil, alhasil keduanya jadi salah tingkah. Keyla merasa canggung berada dalam kerumunan ini "Ning! Katanya sampean tadi bawa makanan? Kalo begitu kita makan sama-sama aja yuk, dikantin" ajak Keyla yang memecah keheningan.

Semuanya setuju dengan ajakan Keyla, Fahri pun yang tak jarang bukan jarang sih hampir tak pernah menginjakkan kakinya di kantin pondok pun kini ikut serta!

Bukannya ia tak minat makan dikantin, cuman istrinya selalu memberinya bekal dari rumah, jadi ia tak perlu repot-repot datang ke kantin.

Sesampainya di kantin mereka langsung memilih tempat duduk yang kosong! Namun tanpa mereka sadari beberapa pasang mata memperhatikan keempat orang itu.

Bahkan tumbuh banyak tanda tanya dalam otaknya. Ada hubungan apa Keyla dengan mereka? Apa mereka saudara? Apa mereka mempunyai hubungan? Jangan-jangan Keyla mau cari perhatian sama ustadz Fahri? Dan wanita itu bukannya adik ustadz Fahri? Terus laki-laki disampingnya siapa? Kurang lebih begitulah pertanyaan dalam benak orang-orang yang melihatnya.

Cinta Dalam Ikhlas [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang