twenty nine

96 10 1
                                    

"aku akan berkata serius jadi jangan menertawaiku ok? " aku mengangguk, ini membuat jantung ku berdetak kencang karna menunggu kata apa yang dia akan keluarkan dari mulutnya itu.

Kulihat ia mulai membuka kembali mulutnya setelah beberapa detik menutupnya dangan rapat.


















"aku menyukaimu"

Aku berhenti meminum minuman yang berada di tanganku, bahkan air dari minuman itu yang masih ada di dalam mulutku tidak ku telan. Aku hanya terdiam kaku saat mendengar perkataan jean kepadaku.

"j-jean, k-kau serius?" tanyaku untuk memastikan kalo ia sedang tidak bercanda.

"aku serius y/n, a-aku hanya memberi tau mu terserah kau mau membalasnya atau menolaknya, setidaknya aku lega karna sudah memberi tahu mu soal ini"

Aku masih terdiam cukup lama, kulihat jean berdiri dari tempat duduknya.

"a-aku harus pergi, maaf kalo itu mengganggu pikiranmu, kau bisa melupakan kata kataku barusan"

Baru saja jean mau melangkah pergi, aku segera menahan lengannya dengan kepalaku yang masih menunduk.

"bagaimana aku bisa melupakan kata kata dari seseorang yang sudah berhasil membuatku jantungan"

Aku memberanikan diri untuk menatap ke arahnya, ia juga sedang menatapku dengan tatapan tidak mengerti. Aku berdiri dari tempa duduk ku untuk mensejajarkan tinggiku kepadanya, tapi tidak bisa... Dia jauh lebih tinggi dariku.









"a-aku menerima mu" ucapku sambil kembali menundukkan kepalaku untuk menatap kakiku yang sedang menginjak tanah.

"hontou? /serius?\" tanyanya, aku hanya mengangguk.

Tak lama aku merasa jika tubuhku jatuh atau lebih tepatnya ditarik oleh lelaki yang berada di depanku ini ke dekapannya. Ia memelukku dengan erat tapi aku masih bisa bernafas dengan baik.

"arigatou, y/n" ucapnya sambil tetap memelukku, aku mengangguk..

"t-tapi ada syarat nya" ia melepaskan pelukannya ketika aku berkata seperti itu. Ia menatapku dengan tatapan tanda tanya.

"syarat apa? " tanyanya.

"jangan kasih tau siapapun ok? C-cuman kita yang tau hubungan ini ya" kulihat ia mengangguk, dan kembali memelukku.

*SKIPPEU..

aku dan jean berjalan beriringan untuk pulang ke rumahku, eh? Maksudku aku diantar olehnya untuk kembali ke rumahku sendiri.

Sampai dirumah jean langsung berpamitan kepadaku untuk pulang ke rumahnya sendiri, baru saja ia membalikkan badannya menghadap ke arah berlawanan denganku, tiba tiba jean kembali menghadapku.

"nani? " tanyaku.

Kurasakan ada sebuah tangan yang menyentuh puncak kepalaku dan mengusapnya dengan lembut. Aku tersenyum ke arahnya dengan semu merah kecil yang berada di kedua pipiku.

Setelah itu ia pergi ke rumahnya yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku, akupun melangkah masuk ke dalam rumah ini.











Disisi lain......

Aku mendapatkannya.. -suara dari telepon.

~~••~~

Hari sudah terganti menjadi hari minggu, untung saja tugas kelompok yang iruka-sensei berikan sudah selesai kemarin jadi aku bebas untuk rebahan sepanjang hari pun.

Aku bangun sekitar jam tujuh lebih, lalu pergi ke kamar mandi untuk urusan pribadi..
























Ya, mandi lah... Hayo kalian mikirin apa ( ͡° ͜ʖ ͡°) //author lagi sengklek//


Aku turun ke bawah untuk makan sarapan yang sudah tersedia di meja dapur, aku mengambil jus mangga dari kulkas dan mulai menikmati makanan dan minuman untuk menu sarapan pagi ini.

"y/n, nanti tolong okaa-san belikan stok makanan ya ke supermarket" aku melihat okaa-san yang masih mengunyah makanan makanan, aku hanya mengangguk... Kalo aku menolak permintaan okaa-san pasti aku tidak akan dapet uang jajan selama 2 bulan jadi... Aku tdk ingin mengambil resiko apalagi soal uang jajan.

Selesai makan aku langsung mengambil jaketku dan pergi ke supermarket setelah diberi kertas yang bertuliskan 'belanja stok makan'.

Untung nya ada Supermarket yang dekat dengan rumahku, aku mulai memasuki supermarket yang lumayan rame ini.

Dari atas sampai bawah belanjaan yang ditulis oleh okaa-san di atas kertas ini sudah ku tepati di keranjang besar.

Tinggal satu lagi yang belum ku taruh di keranjang ini, ialah biji jagung yang khusus untuk membuat pop corn.

Tanganku baru saja menyentuh benda yang harus ku beli tapi ada tangan lain yang mengambilnya terlebih dahulu, dan sialnya lagi.. Adonan pop corn itu tinggal satu lagi harusnya aku yang mendapatkan benda itu.

"oi" ucapku kepada seorang lelaki berambut pirang yang berbentuk seperti landak, ujung tajam.

Ia menatapku dengan mata berwarna merahnya itu, aku menelan saliva ku sendiri ketika di tatap olehnya seperti sudah mendapatkan mangsanya.

"nanda? " tanyanya dengan suara serak dan rendah itu. Aku menggeleng dengan cepat saat melihat tatapan nya lagi.

"kau ingin ini?" aku hanya diam sambil berusaha untuk tidak menatap balik ke arahnya tapi tidak juga untuk menundukkan kepalaku.

Kulihat tangannya mulai mengarah ke keranjang yang berada di sebelahku, ya.. Kami hanya terpisahkan oleh keranjang besar milikku.

Kukira dia akan memberikan benda itu ke padaku atau ke keranjangku, tapi aku salah dia kembali menarik tangannya dengan cepat saat sedikit lagi menyentuh keranjang ku.

"aku juga menginginkan ini, ahou! " aku tercengang mendengar perkataan nya itu yang sangat membuatku ingin menendangnya.

Ia pergi begitu saja setelah tersenyum mengejek ke arahku, aku menatap punggungnya dengan tatapan kesal.

Setelah membayar belanjaan yang menghabiskan dua kantong plastik besar, aku pun berjalan kembali menuju rumahku, pandanganku mengarah ke kakiku yang terus berjalan.

Tiba tiba...






























BERSAMBUNG...
ihi, seneng banget bikin kalian kesel, kalo ga kesel gpp author ikhlas //author ngambek di ujung jamban// siapa yaa.. Laki laki rambut pirang kek landak? Tebak aja sendiri.. Hope you enjoy and stay save.

ARIGATOU & SAYOUNARA

My School, My Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang