fourteen

123 16 0
                                    

Aku kembali bersama nami-san ke tempat hera dan yang lainnya berkumpul, aku baru sadar jika tadi saat eren masih dipukuli itu hera tidak ada di markas, aku menyebut tempat ini markas sementara, ya mungkin saja mereka masih punya markas khusus.

Hera menatapku, ayo cari tempat untuk berbicara... Itu yang kupikirkan saat Hera menatapku seperti itu.

Aku meminta izin kepada nami-san yang sedang duduk santai di lantai, ia hanya mengangguk sebagai jawaban singkatnya.

Aku dan hera berada tak jauh dari orang yang berkumpul tadi, hera bersender ke tembok sekolah yang kokoh ini.

"jadi, kau mau bicara apa? " tanyanya.

"maaf tapi kalo boleh tau kau itu suka dengan ao--mmm"

Jawabanku ia hentikan dengan tangannya yang menutupi mulutku, ia menempelkan telunjuk pada bibirnya sendiri, mengisyaratkan untuk diam. Aku mengangguk.

"hanya kau dan kakak ku yang tau soal ini, jangan kasih tau siapa pun"

Sekali lagi aku hanya mengangguk.

"kau melihatku bersama 'dia'?"

"ya, waktu aku baru selesai memakirkan motorku, aku melihat kau sedang berbincang 'padanya', dan kalian hanya berdua ku lihat"

"kau salah paham hera, aku tidak hanya berdua, ada kagami-san yang ikut denganku, dan aku hanya berbicara sedikit padanya. Mungkin hanya perkenalan saja, tidak banyak"

"sou, maaf aku sudah salah menilaimu"

"daijoubu yo, asal jangan diulangi lagi"

"hm"

Tak banyak yang kubicarakan dengannya, hanya seputar aomine. Tak kusangka ia yang disebut 'putri iblis' ini bisa tersenyum malu juga saat berbicara tentang orang yang dia suka. Dasar bucin.

"y/n, hera"

Kami berdua terkejut saat mendengar suara dari arah kanan kami itu, dan kurasa seseorang yang memanggil kami adalah aomine, aku kenal suaranya.

Kulihat hera menunduk saat melihat aomine mendekat kepada kami berdua.

"a-aomine-san"

Kulirik sebentar ke arah hera yang masih menunduk malu, ohh, aku punya rencana.

"aduh-aduh, perutku sakit sekali. Hera aku harus kekamar mandi dulu ya, nanti kita bicara lagi"

"eh? Y/n, oi"

Hera memanggilku yang dipanggil malah terus lari larian kaya orang ke setanan.

Semoga rencana ku berhasil.

HERA POV. ON
Sialan, kenapa y/n tiba tiba pergi, bagaimana ini, aku disini hanya berdua dengan aomine yang sedari tadi menatapku heran.

"doushite hera? "

"ye? Betsu ni, a-aomine-san"

"sou, kau mau"

Kulihat aomine memberikan bakpao yang ada dikantin, isinya biasanya daging ayam, pas sekali aku sedang lapar laparnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulihat aomine memberikan bakpao yang ada dikantin, isinya biasanya daging ayam, pas sekali aku sedang lapar laparnya. Bakpao nya memang berbentuk seperti itu. Semburat merah kecil terpampang di pipinya.

Aku menggapai bakpao itu dengan ragu-ragu.

"a-arigatou ne aomine-san"

Ia mengangguk.

Kami makan bersama ditempat yang tadi y/n dan aku ngobrol. Tapi ngomong ngomong aku harus berterimakasih pada y/n karna semua ini, semoga dia tdk memberi tau apa yang ku rahasiakan selama ini.

Tidak ada yang membuka pembicaraan satupun, aku pun mencoba untuk mencairkan suasana yang canggung ini.

"a-aomine-san, biasanya kau bersama kagami-san"

"oh, dia kutinggal di kantin sekolah tadi"

"eh? Nande?"

"dia dikerumuni banyak cewe tadi, jadi aku meninggalkannya disana"

"sou.. "

Hening lagi....

"a-ano, boleh tidak kalau aku minta n-nomer hp mu? "

Aomine menatapku, aku memalingkan wajahku karna kutebak sekarang pipiku sudah menjadi kepiting yang sudah direbus.

"berikan hpmu"

"eh? "

Aku tersadar dari lamunanku,  aku memberikam hpku pada aomine, kami pun menyimpan nomer masing masing.

Aku tersenyum kecil dan berkata terimakasih padanya, padahal dalam hatiku, aku sedang berteriak teriak tidak jelas seperti orang gila.

"hera, aku harus pergi ke ruang latihan basket"

"sou, emm, sayaonara aomine-san"

"hm, sayounara hera"

Setelah itu ia berdiri dari tempat duduknya lalu pergi ke temoat yang dia bilang tadi, ada sedikit rasa kecewa karna tidak bisa lama lama dengan aomine dihatiku, tapi aku juga senang karna bisa bersama aomine walaupun akhirnya ia pergi juga.

Aku kembali ke markas kecilku, dengan langkah yang cepat aku menatap nami-neesan yang masih heran melihatku berlari ke arahnya.

Sampai di depan tubuhnya, kupeluk langsung nami-neesan yang terkejut karna ulahku secara tiba tiba, aku memeluknya sangat erat seakan akan hanya ada aku dan kakak ku disini.

"nande yo hera? "

Aku tersenyum mekar di depan wajahnya itu, kulihat ekspresi nami-neesan menataoku aneh. Mungkin, baru kali ini ia melihatku sangat senang di depannya.

Wajahnya berubah dalam semenit setelah tau kenapa aku bisa sesenang ini, aku memang mengakui kalau nami-neesan sangat tau apa yang ku maksud, dan sangat pengertian padaku. Yaa, walupun tadi aku dan dia sempat tinju tinjuan di lapangan.

BERSAMBUNG....
Yee, update lagi. Maaf ya kalo banyak typo. Hope you enjoy and stay save.

.

ARIGATOU & SAYOUNARA



My School, My Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang