eight

174 18 0
                                    

"HORA HORA! nani shiten no? "

Suara itu begitu familiar di telingaku, aku hanya bisa melihat sepatu yang ia pakai.  Kurasa dia laki laki, pikirku.

"ingin ku panggilkan hera kesini? "

"t-tidak, maaf oikawa-san"

Itu dia, seseorang yang kemarin kutemui di vending machines. Pantas saja aku merasa kenal dengan suaranya itu.

Tapi ngomong ngomong siapa hera?
Entahlah, yang paling penting sekarang aku bisa berdiri apa engga.

Kulihat ke arah lututku yang ada goresan luka dan juga kakiku sempat terkilir tadi.

Tak selang beberapa menit, kulihat didepanku ada uluran tangan, kutatap pemilik tangan itu. Dengan hati hati kugapai tangan yang berkulit putih.

"kau bisa berdiri? "

"sudah jelas dia tidak bisa berdiri iwa-chan"

Ada lelaki lain yang menghampiri kami.
Rambut hitamnya yang terlihat tajam tapi kutahu rambut itu pasti lembut.

"tadi kudengar ada yang memanggil namaku"

Kami bertiga langsung menatap kearah suara itu berasal. Kulihat ada seorang perempuan paras yang cantik, tapi terlihat menakutkan. Kurasa dia gadis yang tomboy disekolah ini.

"EK---mm"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"EK---mm"

Kudengar oikawa-san teriak tapi langsung ditahan oleh iwa-iwa itu loh yang tadi.

"urusai yo, betsu ni, hera-chan"

Ohh, dia yang namanya hera? Hmm kurasa ia org yang ditakuti, terlihat dari wajah nya yang menyeramkan itu.

"oi hera, doushite? "

Taklama kulihat nami-san menghambiri hera dan menepuk pundak hera.

"betsu ni, nanti ada yang perlu ku bicarakan dgnmu, kutunggu tempat biasa"

"hm" nami-san hanya mengangguk.

"y/n?"

"ohayo, nami-san"

"daijoubu? "

"hm" aku mengangguk.

"hera-chan" panggil seorang gadis yang terdengar manja.

"nani yo karin"

Karin? Siapa dia? Aku harus cari informasi lebih lanjut dari hinata atau nami-san.

"araa~ ada gadis baru ternyata"

Gadis yang dipanggil karin tadi melirik ke arahku dgn tatapan mengejek.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My School, My Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang