Eps. Ending

830 79 38
                                    

Kalian itu benar-benar ngajakin ribut ya💪

Minta LANJUTTTT????? APAPULA ITU??? jadinya aku harus melanjutkan Room 101 kannnn😁😁😁😁

Maaf klo lama xixixi🤭
Piss✌️

.

.

.

(Baca dulu part sebelumnya biar nyambung ke hati dan pikiran, baru Nongki di part ini)

"dokter, jarinya bergerak!" Ucap salah satu perawat yang melihat jari telunjuk Jihoon bergerak sesaat.

Woojin tiba-tiba berdiri dari duduknya, seolah-olah ada kekuatan yang entah datang dari mana masuk kedalam dirinya, ia melihat Jihoon dengan semangat. Benarkah? Benarkah Jihoon akan bangun?

"Hentikan tindakan!" Perintah sang dokter. Mereka menghentikan tindakan medis mereka dan mencopot semua alat-alat yang menempel di dada Jihoon yang terpasang. Salah seorang perawat menyiapkan stetoskop untuk memeriksa tekanan darahnya.

Dokter memperhatikan monitor mesin pengatur jantung Jihoon. Tampak disana masih terlihat satu garis lurus. Ia pun memerintahkan perawat itu untuk memeriksa tekanan darah dan nadinya sekarang.

Dan perawat itu pun melakukan tindakan, ketika satu kali tekanan, masih tidak ada respon dan layar monitor tetap menunjukan garis lurus. Lalu perawat itu melakukan tekanan lagi di lengannya dan kemudian..

Bip..bip..bip..

Suara kehidupan muncul disana..

Woojin tertunduk jatuh dan menangis keras disana.. monitor jantung nya berbunyi normal kembali dengan garis berliku seperti bukit-bukit kecil. Itu tandanya Jihoon kembali hidup.

"Jihoon... Hiks..."

Dokter dan para perawat akhirnya bisa bernafas lega, setelah semua usaha yang mereka lakukan untuk menyelamatkan Jihoon akhirnya berhasil.

Jihoon kembali hidup...

"Periksalah tekanan darahnya," ucap sang dokter.

Perawat itu pun memeriksa tekanan darahnya dan hasilnya adalah normal, jantungnya pun sudah stabil. Ia memasang alat deteksi gerak di salah satu jari Jihoon, untuk memeriksa jika Jihoon nanti bergerak lagi.

Hyunjin yang melihat semuanya disana memeluk sang dokter sambil menangis. Ia pun sungguh khawatir tadi tetapi sekrang hatinya lega setelah apa yang dilakukan dokter dan perawat ini berhasil.

"Terima kasih dokter, terima kasih huaaaa.." ucapnya sambil menangis kencang disana.

Sang dokter hanya tersenyum tidak nyaman dan menepuk-tepuk pundak Hyunjin, "jangan seperti ini hyunjin, aku malu di lihat para perawat ku," ucapnya.

"Diamlah! Aku janji aku akan menikah denganmu setelah ini dokter huhuhuhuuuu,," ucapnya sambil menangis. Sementara perawat dia sana hanya saling berpandangan dengan tatapan terkejut mendengar apa yang di ucapkan oleh Hyunjin barusan.

Sang dokter hanya bisa tersenyum pasrah sambil melepaskan pelukan erat Hyunjin di tubuhnya. Ia merapihkan pakaiannya yang sedikit kusut karena ulah Hyunjin. Ia berdeham sesaat untuk menormalkan suasana kemudian mendekati Woojin yang sedang menangis disana.

"Tuan Woojin, bisakah kau membantuku?" Ucapnya.

Woojin mendongakkan kepalanya menatap sang dokter.

"Kau sudah lihat bukan tadi, jarinya bergerak. Jika kau melihatnya lagi, segera panggil kami, sepertinya sudah mulai ada kemajuan disini untuk tuan Jihoon. Oleh karena itu, mulai sekarang janganlah berhenti memanggil namanya, dia sepertinya merespon suara anda saat anda berteriak memanggilnya tadi," ucapnya panjang lebar.

ROOM 101 (2Park) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang