"Hotaru, Yugao sudah mati." Shino memberitahu Hotaru selagi memperhatikan ekspresi Hotaru yang seketika berubah menjadi terkejut.
Setelah mengurus masalah Yugao, Shino segera menemui Hotaru.
"Benarkah?" tanya Hotaru yang belum yakin.
"Dia dibunuh." Jawab Shino.
Hotaru sebenarnya sudah menebak Yugao akan mati cepat atau lambat. Tapi tetap saja kematian wanita itu mengejutkannya.
"Sudah aku duga." Balas Hotaru, cepat atau lambat Yugao pasti akan mati, tidak ada yang berhasil tetap hidup setelah ketahuan.
"Sepertinya kau tidak heran lagi."
"Memang, sudah banyak yang seperti itu. Termasuk aku, entah kapan waktunya, aku pasti akan terbunuh di tangan mereka."
Mendengar perkataan Hotaru yang terdengar pasrah membuat Shino sedikit merasakan tidak rela dan tidak terima jika mereka menyakiti Hotaru, Shino tidak pernah terlibat asmara dengan wanita manapun, membuat dirinya kadang merasa bingung bisa sangat peduli terhadap Hotaru.
"Aku tidak akan membiarkan mu terbunuh, bukankah aku pernah berjanji akan selalu melindungi mu?"
Hotaru menoleh, menatap terpaku pada Shino, mencari keyakinan di dalam mata Shino. Shino membalas dengan menatap balik pada Hotaru yang terdiam. Hotaru kemudian tertawa garing.
"Ahaha, aku tidak bisa mempercayai mu, sudah terlalu banyak janji yang dikhianati dalam hidup ku." Balas Hotaru dengan senyum merendahkan.
"Terserah, aku tidak meminta mu percaya." Ucap Shino dengan mengedikkan bahu acuh.
Hotaru kembali menatap sambil termenung dengan pikirannya.
"Kau tahu salah satu markas mereka?"
Hotaru tampak berpikir mendengar pertanyaan Shino.
"Beberapa aku tahu."
"Kalau markas intinya kau tahu?"
"Pernah dengar sih, mungkin juga aku pernah ke sana."
Shino seketika merasa dapat sebuah pencerahan. "Bisa beritahu aku di mana tempat itu?" tanya Shino.
"Setiap dibawa ke sana aku tidak pernah menemukan nama daerah atau letaknya. Tapi aku tahu jalannya."
"Bisa antarkan aku ke sana? Aku akan membuat surat izin untuk mu." Pinta Shino. Hotaru terlihat enggan, tetapi tidak tega mendapat tatapan berharap dari Shino.
"Kau urus saja." Balas Hotaru pasrah
"Baik, terima kasih."
《29》
"Bagaimana? Kalian sudah menemukan informasi tentang Danzo?" tanya Sasuke, Sasuke hanya memberi waktu satu jam pada semua rekannya untuk mencari informasi, karena Sasuke tidak bisa menghabiskan waktu lebih lama berdiam diri, Sakura harus segera berada di sampingnya kembali.
Sasuke dapat melihat Semua mengangguk, pertanda mereka sudah mendapatkan hasil.
"Dimulai dari dirimu, Konan, karena aku yakin kau yang lebih mencari informasi pribadi tentangnya." Titah Sasuke.
Konan segera mengangguk mengerti. "Danzo, ternyata adalah teman lama ayah anda, Sasuke. Aku melihat daftar riwayat sekolahnya, yang sama di tempat dimana ayah anda bersekolah. Bahkan Danzo juga mengikuti jejak ayah mu masuk ke dalam dunia militer. Hanya saja entah kenapa saat pangkatnya setara dengan ayah anda, dia mengundurkan diri dan beralih menjadi seorang pembisnis yang handal dalam memanipulasi juga, beberapa kali terlibat dalam kasus korupsi, tetapi tidak pernah ada bukti yang bisa membawanya ke jalur hukum. Danzo juga memiliki banyak kolega yang mendukungnya, perusahan miliknya cukup terkenal di kalangan para pembisnis. Perusahan miliknya juga sepertinya berhubungan dengan organisasi yang kita selidiki."
"Sama dengan informasi yang aku dapatkan." Timpal Shikamaru. "Perusahaan miliknya ada di bidang kecantikan, jika kita pikirkan akan aneh sekali jika perusahaan kecantikan bekerja sama dengan perusahaan di bidang senjata. Dari yang aku dapatkan memang hampir delapan persen perusahaan itu bekerja sama dengan perusahaan yang membuat berbagai senjata. Menurut ku produk kecantikan itu identik dengan menjaga dan memperindah. Sementara produk senjata kebanyakan digunakan untuk merusak. Tidak singkron sekali. Aku mendapat juga sebuah file mengenai keuangan di perusahaan sana, dan aku sedang mencoba meneliti agar bisa aku bawa ke jalur hukum."
"Bagus, kalian berdua telah bekerja dengan baik!" puji Sasuke dengan puas. Sasuke mengalihkan tatapannya pada Sai. "Bagaimana denganmu?"
"Mengenai cctv di daerah pembunuhan, aku sudah mencari tahu, cctv itu produk buatan salah satu perusahaan. Dan memang cctv itu adalah robot, dan lagi di titik-titik tkp selalu ditemukan cctv seperti itu." Sai juga memberikan proposal buatannya yang dilengkapi oleh beberapa foto, lalu memberikan pada Sasuke yang menerimanya.
"Sebenarnya aku juga sudah mengulik tentang riwayat kejadian pembunuhan, titik lokasi tkp, jarak waktu pembunuhan, juga inisial korban seperti menjurus kesebuah singkatan organisasi itu. Contohnya titik lokasi tkp paling jauh hanya 5 km, lalu jarak waktu pembunuhan selalu dilakukan 5 bulan sekali, dan yang terakhir inisial korban jika kita satukan menjadi sebuah singkatan LID. Kecuali di bagian Shion, Shion korban yang kedua dan berawal dari huruf S, sementara korban pembunuhan ada 4 orang, yang pertama inisial namanya L, lalu yang kedua I, dan yang ke empat D. Entah mereka memang sengaja atau tidak, aku belum bisa menebak." Selanjutnya Sasuke ikut menimpali, bila dilihat dari awal memang dia saja yang belum melaporkan apapun.
"Sasuke, Hotaru, salah satu wanita yang dari gedung perjudian mengetahui salah satu markas inti mereka, kita bisa mencari celah ketika berada di sana." Timpal Shino.
"Apakah kita bisa mempercayainya?" tanya Sasuke,
"Aku tidak bisa memastikan, tapi aku pikir tidak ada salahnya jika kita coba." Balas Shino.
"Baiklah sesuai perkataanmu, nanti malam kita akan ke sana. Untuk mu Konan, kali ini terserah kau ingin ikut atau tidak."
"Aku ikut, Sasuke." Balas Konan cepat, ia bosan terus berada di kantor pusat.
"Baiklah, kita pergi jam delapan malam, persiapkan diri kalian."
"Siap!"
《29》
Sakura saat ini sudah berada di sebuah ruangan yang seperti kamar tetapi dengan jendela yang dilapisi besi seperti di sebuah penjara.
Sakura melihat ke arah jam, sekitar jam enam sore sekarang, Sasuke dan yang lain pasti sudah menyadari akan ketiadaannya, dan Sasuke pasti sedang melakukan sesuatu.
Ekor mata Sakura berkeliling kamar untuk mencari cctv atau alat penyadap yang kemungkinan dipasang di kamar ini. Sasuke sudah memberitahu ciri-cirinya. Dalam sekejap mata, Sakura langsung menemukan titik merah di mata sebuah lukisan.
Sakura berdeham seolah tidak tahu dia segera bergerak menuju ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi Sakura memastikan ruangan kamar mandi aman dari cctv ataupun penyadap. Dengan hati-hati Sakura mengeluarkan penyadap di dalam bajunya, lalu mendekatkan ke mulutnya, sebelum berucap Sakura menekan dua kali alat penyadap tersebut. Sasuke pernah menyuruhnya menekan berkali-kali alat penyadap agar Sasuke bisa cepat sadar.
"Sasuke ...," Sakura bersuara dengan sangat pelan dan hati-hati. Sakura tidak bisa mendengar suara Sasuke, tapi dia bisa bersuara agar Sasuke tenang dalam bertindak saat ini.
"Aku baik-baik saja di sini, di sini aku lihat banyak cctv dan alat penyadap. Dengan banyaknya alat pengintai, aku yakin mereka akan dengan mudah menemukanmu. Jadi berhati-hati lah. Tenang saja, aku tidak akan berbuat sesuatu yang membahayakan diri ku sendiri maupun anak kita. Aku sudah berjanji melakukan semuanya dengan hati-hati, jadi kau pun harus hati-hati dan tetap hidup sampai bertemu dengan kami. Aku mencintai mu, Sasuke-kun."
Sesuai dugaan Sakura, Sasuke yang tengah bersiap-siap langsung duduk ketika menyadari alat penyadap Sakura kembali dinyalakan. Sasuke mendengar semua perkataan Sakura yang membuatnya jauh lebih tenang, perasaannya damai hanya karena mendengar suara dari wanitanya itu.
"Aku juga mencintaimu, Sakura. Ini tidak akan lama, aku janji."
《BERSAMBUNG》
25-05-2020/00.11/Selasa
By. Sasusaku08
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING LOVE (CYT) PDF《R》 ✔
Fanfiction21+ 《04》 END Judul sebelumnya: Cinta Yang Tumbuh Sasuke dan Sakura terlibat one night stand, hingga membuat Sakura hamil. "Aku akan mengugurkannya." Ucap Sakura membuat Sasuke sangat terkejut, biasanya seorang ibu yang selalu berjuang mempertahankan...