Chapter 22

4.8K 354 30
                                    

Shino kembali ke tempat penampungan, berjalan di sekitar taman, matanya tidak sengaja melihat anak-anak yang sedang bermain di sana dengan seorang wanita yang Shino duga seorang psikolog anak.

Shino melangkahkan kakinya mendekat pada mereka, lalu memperlihatkan kartu identitas pada wanita yang menjaga mereka. Shino ikut duduk di salah satu ayunan yang kosong, mencoba mendekati anak perempuan itu yang sedang bermain dengan senang sebelum bertemu dengan Shino.

Ketika anak itu mendapati sosok seorang lelaki di ayunan sampingnya, terlihat anak kecil itu menunduk takut, membuat Shino menjadi merasa bersalah.

Shino kemudian menghentikan ayunan anak itu, ia berjongkok di hadapan anak itu dengan tangan yang mengusap sayang di kepala anak itu.

Senyum hangat yang sangat jarang Shino perlihatkan, kini dapat terlihat di wajahnya.

Anak itu dengan rasa penasaran dan takut beberapa kali mencuri pandang pada Shino.

"Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakitimu." Kata Shino dengan sangat lembut. Shino kembali berdiri, lalu mengusap kembali kepala anak itu.

Shino berjalan ke belakang ayunan, mendorong ayunan dengan pelan.

Perlahan rasa aman menelusup ke dalam perasaan anak itu, ia mulai menikmati ayunan kembali dengan Shino yang mendorongnya.

Shino tersenyum senang, rasanya semua beban yang ia rasakan hilang melihat kebahagiaan yang tercipta karenanya.

"Aku tidak tahu kau menyukai anak-anak." Kata seorang wanita yang sudah berdiri di sampingnya. Shino hanya menoleh sekilas pada wanita itu, ia tidak berniat untuk berinteraksi dengannya.

"Miki, namanya Miki. Dia anak yang dijual oleh kedua orang tuanya." Ucap Hotaru dengan pandangan juga menatap anak yang sedang menikmati ayunan. Shino menoleh pada Hotaru dengan tangan yang masih mendorong ayunan.

"Lalu kau, kau sendiri kenapa bisa masuk di sana?" tanya Shino mulai tertarik dan penasaran. Shino melihat Hotaru yang memandang ke langit dengan pandangan menerawang, seperti sedang kembali mengingat sesuatu.

"Ada seseorang yang menjebak ku." Jawab Hotaru, Hotaru melipat kedua tangan di depan dadanya.

Baru kali ini Shino ikut merasakan sakit ketika melihat pandangan Hotaru.

"Siapa yang menjebakmu?" tanya Shino, Shino mulai merasa empati kepada Hotaru.

Hotaru tersenyum getir, seakan sulit untuk mengatakannya.

"Apa saat ini aku sedang diinterogasi?" tanya-nya dengan terkekeh kemudian.

"Tidak, aku bertanya sebagai seorang teman." Balas Shino dengan wajah serius, Shino memang sulit untuk mengekspresikan perasaannya pada seseorang.

Hotaru memandang lama pada kedua mata Shino yang menatapnya dengan datar.

"Yugao Uzuki, dia yang menjebakku, dan dia yang lebih mengetahui tentang organisasi itu dibanding diriku." Entah hal gila apa yang membuat Hotaru membuka mulutnya, Hotaru menutup mulutnya dengan terkejut, kemudian memandang Shino.

"Lupakan ucapanku." Ucap Hotaru, kini ia merasa takut karena telah memberi Shino sebuah petunjuk.

Bruk

Hotaru hendak pergi, namun, Shino melepas ayunan dan menarik Hotaru, hingga mereka tubuh mereka berdua saling bertubrukan.

Keduanya saling bertatapan, seolah waktu telah terhenti.

Hotaru yang terlebih dahulu sadar dan memundurkan tubuhnya ke belakang, namun, tangannya masih digenggam oleh Shino.

"Kenapa kau tiba-tiba ketakutan?" tanya Shino dengan selidik.

GROWING LOVE (CYT) PDF《R》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang