"Bagaimana? Kita sudah terlalu lama diam!" keluh Sai, membosankan baginya hanya diam merenung, melihat para rekannya dalam keadaan yang sama dengan dirinya.
Shikamaru menoleh pada Sai. "Aku punya ide." Ucap Shikamaru membuat Sai menatap dengan senang, mendengar perkataan Shikamaru membuat yang lain ikut penasaran.
"Diantara kita yang paling lihai dalam berkelahi adalah Shino dan Pein, terserah kalian berdua siapa yang akan maju. Jadi rencanaku, salah satu diantara kalian keluar lalu lumpuhkan beberapa penjaga di depan. Setelah mereka lumpuh, kalian harus mencari tempat persenjataan, kita di sini kekurangan senjata." Jelas Shikamaru.
"Ada bagusnya, Shika, tapi jika Shino atau Pein yang mencari tempat persenjataan, kita melakukan apa?" tanya Konan.
"Sampai mereka kembali ke sini dengan senjata, kita bawa para penjaga yang sudah pingsan ke dalam ruangan ini dan kita tahan sementara. Itu hanya untuk mengulur waktu saja."
"Aku setuju, sudah bosan diam di sini. Shino kau saja yang keluar." Titah Sai.
"Bagaimana jika aku berdua saja dengan Pein agar tidak sendiri-sendiri?" usul Shino.
"Benar Shikamaru, aku rasa berdua lebih baik. Mereka bisa saling melindungi." Konan menimpali usulan Shino.
"Terserah kalian, yang terpenting kalian kembali ke sini dengan selamat."
Shino dan Pein kemudian sepakat.
"Karena aku yakin di gedung ini memiliki cctv, jadi aku akan meminta mu meretas cctv, Konan." Titah Shikamaru, Konan menatap bingung, ia tidak membawa laptop yg biasa ia gunakan untuk meretas cctv.
"Bagaimana caranya? Aku tidak membawa laptop."
Shikamaru mengeluarkan sebuah tablet yang ia sembunyikan di dalam bajunya, tablet yang tidak begitu besar atau kecil.
"Sepertinya kau sudah tahu kita akan terjebak, kau sudah mempersiapkannya!" Konan memandang curiga pada Shikamaru.
"Dalam keadaan begini, kita harus waspada Konan. Sekarang bukan waktu nya mengintrogasi ku, fokus dulu agar kita bisa keluar dari sini dan membantu Sasuke."
Konan menghela napas panjang. "Kau benar, jangan sampai membuang waktu sia-sia."
Shikamaru kemudian beralih menatap Shino dan Pein. "Kalian bisa mulai bertindak sekarang." Intruksi Shikamaru.
Pein menatap pada Shino. "Aku keluar terlebih dahulu, Setelah itu kau menyusul ku keluar." Ucap Pein.
"Siap."
Setelah mendengar persetujuan Shino, Pein berjalan ke arah pintu yang cukup besar, sambil memikirkan caranya untuk keluar.
Melihat Pein yang masih terdiam memandang pintu, membuat Sai mendekatinya.
"Kau minggirlah, aku akan mengalihkan perhatian mereka. Diam saja di dinding samping pintu, agar ketika mereka membuka pintu ini, kau bisa segera keluar, biar kita yang menangani para penjaga, paling yang menjaga di depan pintu hanya tiga atau empat orang." Ucap Sai yakin, Sai merengangkan tangannya, bersiap-siap untuk berkelahi.
Pein kemudian mengikuti titah Sai, berdiri tegak di samping pintu.
"HEI, BUKA PINTUNYA!" teriak Sai dengan lantang, bahkan membuat Konan, dan Hotaru menutup kupingnya.
Sai berlari ke arah pintu, menendang pintu dengan seluruh tenaganya.
Brak!
"Sial, pintunya cukup keras ternyata!" keluh Sai yang terdiam sejenak.
Setelah ia merasa kakinya tidak nyeri kembali, Sai memainkan gagang pintu terus menerus berharap penjaga di luar terganggu dengan ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING LOVE (CYT) PDF《R》 ✔
Fiksi Penggemar21+ 《04》 END Judul sebelumnya: Cinta Yang Tumbuh Sasuke dan Sakura terlibat one night stand, hingga membuat Sakura hamil. "Aku akan mengugurkannya." Ucap Sakura membuat Sasuke sangat terkejut, biasanya seorang ibu yang selalu berjuang mempertahankan...